Garut,Nusaharianmedia.com – Pemerintah Kabupaten Garut menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertema lingkungan hidup sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk yang kian memprihatinkan.
Bertempat di Gedung Setda, forum ini menghadirkan para pemangku kepentingan dari berbagai kalangan mulai dari unsur pemerintahan, perwakilan perusahaan, hingga organisasi masyarakat sipil.
FGD ini difokuskan pada upaya konkret rehabilitasi lahan kritis dan pengembalian fungsi ekologis Sungai Cimanuk, yang selama ini mengalami tekanan akibat alih fungsi lahan, pembalakan liar, serta minimnya perhatian terhadap pelestarian kawasan hulu dan sempadan sungai.
Asisten Daerah I, Dedi Mulyadi, dalam sambutannya menegaskan bahwa penyelamatan DAS Cimanuk bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata.
“Ini adalah panggilan moral bagi seluruh komponen masyarakat. Rehabilitasi tidak bisa dilakukan secara sporadis perlu sinergi, konsistensi, dan aksi nyata yang terintegrasi,” ujarnya. Kamis, (24/04/2025).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, Jujun Juansyah, memaparkan data terkini mengenai kondisi lahan kritis di sepanjang aliran sungai.
Menurutnya, ada sejumlah titik rawan longsor dan banjir bandang yang perlu segera mendapat perhatian. “Kita sudah petakan kawasan-kawasan prioritas. Program penanaman dan konservasi akan dikawal langsung oleh tim teknis dari DLH,” tambahnya.
Sementara itu, Ganda Permana, Ketua kordinator Rakyat Garut Peduli (RAGAP), menyampaikan bahwa pihaknya siap menjadi garda terdepan dalam eksekusi di lapangan.
“Kami telah menyusun roadmap penghijauan, termasuk jenis pohon yang akan ditanam, mekanisme perawatan, serta pelibatan warga lokal agar program ini berkelanjutan,” jelas Ganda.
FGD ini juga dihadiri para camat dan kepala desa yang wilayahnya berada di sepanjang DAS Cimanuk. Kehadiran mereka tidak hanya sebagai simbol keterlibatan struktural, tetapi juga menjadi momentum deklarasi komitmen bersama.
Sejumlah tokoh masyarakat turut memberikan pandangan, menyuarakan pentingnya edukasi publik dan penguatan budaya lokal yang berpihak pada kelestarian alam.
Dari forum ini, lahir sejumlah kesepakatan strategis, antara lain: pembentukan tim monitoring terpadu, penyusunan regulasi turunan yang mendukung konservasi DAS, serta penyusunan rencana kerja jangka pendek dan jangka menengah untuk rehabilitasi sungai.
Tak hanya berhenti pada wacana, forum ini juga menghasilkan komitmen konkret untuk segera melakukan penanaman pohon di kawasan kritis mulai bulan depan.
DLH dan RAGAP akan menjadi koordinator pelaksana, dengan dukungan dari pemerintah desa, unsur kecamatan, dan pihak swasta.
“Langkah ini adalah awal dari gerakan besar. Kita ingin membangun warisan lingkungan yang lestari untuk generasi mendatang,” pungkas Dedi Mulyadi menutup kegiatan.
Dengan semangat kolaborasi, Garut menapaki langkah awal menuju pemulihan lingkungan yang berkelanjutandimulai dari aliran Sungai Cimanuk, nadi kehidupan yang tak boleh diabaikan. (Eldy)