Oleh: Ridwan Mustopa, S.Sos.I, M.Sos
(Dosen/Praktisi Media)
Jurnalisme memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik dan mendorong perubahan sosial. Di tengah arus informasi yang begitu cepat, pendekatan jurnalisme positif hadir sebagai alternatif yang memberikan dampak konstruktif bagi masyarakat, khususnya dalam konteks pembangunan di daerah.
Jurnalisme positif bukan sekadar menyajikan berita baik, tetapi lebih pada pendekatan yang menekankan solusi, inspirasi, dan dampaka sasaha dari suatu peristiwa. Pendekatan ini tetap berpegang pada prinsip jurnalistik yang mengedepankan fakta dan keseimbangan informasi, namun dengan perspektif yang membangun serta memberikan harapan bagi publik.
Lebih dari itu, jurnalisme positif menjadi jembatan bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi mereka, sekaligus menjadi saluran informasi mengenai kebijakan pemerintah yang perlu diketahui publik. Konsep ini sejalan dengan teori “Constructive Journalism” dari Ulrik Haagerup (2017), yang menekankan bahwa jurnalisme tidak hanya bertugas menyampaikan informasi, tetapi juga membantu masyarakat memahami persoalan dan memberikan solusi konkret.
Dalam konteks pembangunan daerah, jurnalisme positif dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan menampilkan kisah sukses dan inisiatif lokal yang telah berhasil. Berita semacam ini dapat menginspirasi masyarakat untuk ikut serta dalam berbagai program pembangunan. Sesuai teori agenda-setting dari McQuail (2010), media massa memiliki peran dalam mengarahkan perhatian publik terhadap isu-isu strategis, termasuk pembangunan daerah.
Media yang menerapkan jurnalisme positif juga dapat berperan sebagai mitra pemerintah dalam mensosialisasikan kebijakan pembangunan secara lebih persuasif dan edukatif. Misalnya, pemberitaan mengenai keberhasilan suatu program pemerintah dapat meningkatkan kepercayaan publik serta mendorong partisipasi aktif dalam implementasi kebijakan tersebut. Hal ini sejalan dengan konsep “Media as Public Sphere” dari Habermas (1989), yang menyatakan bahwa media berfungsi sebagai ruang publik untuk mempertemukan berbagai kepentingan dan memfasilitasi diskusi terkait kebijakan pembangunan.
Dampak positif lainnya adalah meningkatnya citra daerah di tingkat nasional maupun internasional melalui publikasi berita mengenai keberhasilan di berbagai sektor seperti pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Citra positif ini dapat menarik investasi dan wisatawan, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Selain itu, kisah inspiratif dari tokoh lokal atau komunitas yang berperan dalam pembangunan dapat memotivasi generasi muda untuk lebih aktif dalam memajukan daerahnya. Contohnya, kisah sukses generasi muda dalam mengembangkan usaha berbasis kearifan lokal dapat menjadi pemantik semangat kewirausahaan bagi anak muda lainnya.
Pada akhirnya, jurnalisme positif berperan penting dalam pembangunan daerah dengan mendorong partisipasi masyarakat, membantu pemerintah dalam sosialisasi kebijakan, meningkatkan citra daerah, menginspirasi generasi muda, serta mengurangi polarisasi sosial. Dengan menyajikan berita yang membangun dan solutif, jurnalisme positif dapat menjadi kekuatan utama dalam mendorong kemajuan daerah menuju masa depan yang lebih baik.