Nusaharianmedia.com — Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) jenjang SD tingkat kabupaten pada Rabu (20/8/2025) di Kampus Institut Agama Islam Persis (IAIP) Garut. Ajang ini berlangsung meriah dengan menghadirkan 528 peserta dari seluruh kecamatan, yang antusias menampilkan kemampuan berbahasa daerah melalui berbagai cabang lomba.
Acara pembukaan berlangsung di gedung serbaguna kampus IAIP Garut dengan suasana khidmat sekaligus semarak. Hadir para guru, orang tua, serta pegiat bahasa dan budaya daerah yang memberikan dukungan penuh bagi para peserta. Festival ini menjadi momentum penting dalam upaya melestarikan bahasa ibu, khususnya bahasa Sunda, di tengah derasnya arus modernisasi.
Ketua Pelaksana, Drs. H. Jujun Junaedi, M.Pd., menjelaskan bahwa sebelum pelaksanaan FTBI tingkat SD, Dinas Pendidikan Garut terlebih dahulu mengadakan diseminasi revitalisasi bahasa daerah di seluruh kecamatan. Para guru dari 42 kecamatan yang telah mendapat pembekalan dari Balai Bahasa dan Seni Daerah Provinsi Jawa Barat menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut.
“FTBI tahun 2025 ini merupakan media apresiasi bagi para murid yang dilakukan secara berjenjang, mulai dari sekolah, kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi. Selain itu, FTBI juga menjadi upaya untuk membangun toleransi kebhinekaan di Indonesia,” ujar Jujun.
Tahun ini merupakan penyelenggaraan FTBI yang ke-5 di Kabupaten Garut. Meski dengan persiapan relatif singkat, panitia optimis gelaran kali ini lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Adapun tujuh kategori lomba yang dipertandingkan, meliputi:
Ngadongeng – 76 peserta
Biantara – 69 peserta
Maca sajak – 72 peserta
Membang pupuh – 76 peserta
Maca jeung nulis aksara Sunda – 66 peserta
Ngarang carita pondok – 67 peserta
Ngabodor sorangan (borangan) – 71 peserta
Rangkaian kegiatan diawali dengan Technical Meeting bagi para pendamping lomba, dilanjutkan dengan pembukaan resmi di Aula Kampus IAIP Garut.
Jujun berharap, FTBI 2025 mampu melahirkan banyak pinunjul (juara) yang dapat mengharumkan nama Garut di tingkat Provinsi Jawa Barat. “Lebih jauh, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan rasa bangga generasi muda terhadap bahasa dan sastra Sunda, yang kini mulai berkurang di kalangan pelajar,” ujarnya.
Lebih dari sekadar kompetisi, FTBI menjadi sarana pembelajaran, penguatan identitas budaya, serta ruang kreativitas generasi muda. Melalui festival ini, diharapkan lahir tunas-tunas baru pelopor pelestari bahasa ibu yang akan menjaga keberlangsungan bahasa dan sastra Sunda di masa depan (H_N)