Ketika Jabatan Jadi Alat Pencitraan dan Alibi Kekuasaan

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 8 April 2025 - 20:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oplus_131072

Oplus_131072

(Oleh: Diki Kusdian)

Opini, Nusahariaedia.com – Ada fenomena klasik yang terus berulang dalam dinamika kekuasaan: seseorang yang memegang kendali merasa berhak menunjuk siapa pun untuk duduk di kursi jabatan, bukan demi kepentingan publik, tapi demi membangun citra sebagai “sang pengatur”—sosok yang seolah-olah pahlawan, padahal hanya sedang mengamankan kepentingannya sendiri.

Orang seperti ini menempatkan dirinya di panggung utama, membagikan peran kepada para “pemain” yang ia pilih sendiri, bukan karena mereka terbaik, tapi karena mereka mudah diatur, patuh, dan bisa menjaga stabilitas zona nyamannya.

Sementara yang lebih mengkhawatirkan, seolah dengan memberikan jabatan kepada orang lain, ia telah berjasa besar bagi sistem, padahal yang terjadi adalah perusakan prinsip meritokrasi.

Dia menganggap dirinya mampu mengatur siapa pun, seolah semua orang bergantung padanya.

Namun, di balik semua itu, tersembunyi ambisi besar: mengukuhkan pengaruh, memperluas jejaring kekuasaan, dan memastikan tidak ada yang bisa mengganggu posisinya.

Padahal jabatan bukanlah alat pencitraan, bukan juga ajang pembuktian kuasa. Jabatan adalah amanah. Dan ketika amanah diberikan atas dasar kepentingan pribadi, bukan kepentingan masyarakat, maka yang muncul adalah sistem yang rapuh dan pelayanan publik yang tak berpihak pada rakyat.

Sudah saatnya kita kritis pada narasi-narasi semu tentang “pengabdian” dan “manfaat” yang hanya menjadi kamuflase dari manuver kekuasaan. Karena yang tampak seperti pahlawan, belum tentu benar-benar berpihak pada kebaikan bersama.

Baca Juga :  Polres Garut Bongkar Peredaran Sabu 500 Juta yang Disembunyikan dalam Toples Kue

Berita Terkait

Rendy Destra: Rapimda Berjalan Lancar Meski Penuh Dinamika, Agil Syahrizal Diusung Melalui Proses Demokratis
Sekdes Mekarjaya Aktif Salurkan Bantuan Beras dan Kawal Program Pembinaan Desa
Polsek Banjarwangi Cek TKP Longsor yang Menimpa Rumah Warga
Dedi Rudiana, Kepala Desa yang Menginspirasi: Masyarakat Cikelet Nobatkan Kades Cigadog sebagai Teladan Kepemimpinan
Pemdes Situsari Gelar Pencermatan RPJMDes dan Evaluasi RKPDes 2025: Landasan Strategis Menuju Pembangunan Desa yang Lebih Responsif dan Terarah
Longsor Tutup Jalan Utama di Banjarwangi,Polsek dan Warga Kerja Keras Bersihkan Material
Kapolres Garut Berikan Santunan untuk Korban Longsor Cipongpok, Tinjau Langsung Lokasi Bencana
Tragis di Tengah Hujan Deras: Polsek Banjarwangi Evakuasi Korban Longsor di Tanjungjaya
Berita ini 8 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 4 Agustus 2025 - 15:34 WIB

Rendy Destra: Rapimda Berjalan Lancar Meski Penuh Dinamika, Agil Syahrizal Diusung Melalui Proses Demokratis

Senin, 4 Agustus 2025 - 13:52 WIB

Sekdes Mekarjaya Aktif Salurkan Bantuan Beras dan Kawal Program Pembinaan Desa

Senin, 4 Agustus 2025 - 13:50 WIB

Polsek Banjarwangi Cek TKP Longsor yang Menimpa Rumah Warga

Senin, 4 Agustus 2025 - 13:26 WIB

Dedi Rudiana, Kepala Desa yang Menginspirasi: Masyarakat Cikelet Nobatkan Kades Cigadog sebagai Teladan Kepemimpinan

Senin, 4 Agustus 2025 - 11:39 WIB

Pemdes Situsari Gelar Pencermatan RPJMDes dan Evaluasi RKPDes 2025: Landasan Strategis Menuju Pembangunan Desa yang Lebih Responsif dan Terarah

Berita Terbaru