Penghargaan ini diberikan langsung oleh Kapolres Garut, AKBP Mochamad Fajar Gemilang, dalam sebuah upacara penghormatan yang berlangsung di lapangan apel Mapolres Garut, Selasa (06/05/2025).
Acara penghargaan ini dihadiri oleh jajaran pejabat utama Polres Garut, perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), para ulama, pimpinan pondok pesantren, serta tokoh masyarakat. Suasana berlangsung khidmat dan penuh kehangatan, mencerminkan sinergi erat antara kepolisian dan para pemuka agama dalam menjaga keamanan sosial di Garut.
Dalam sambutannya, Kapolres Garut menyampaikan bahwa peran tokoh agama sangat vital di tengah dinamika sosial yang terus berkembang. Ia menegaskan bahwa kehadiran ulama, kyai, dan pimpinan ormas Islam bukan hanya sebagai pembimbing spiritual, tetapi juga sebagai penjaga moralitas dan pengayom masyarakat yang mampu meredam potensi konflik sosial.
“Kami mengapresiasi sebesar-besarnya atas kontribusi para tokoh agama yang telah membantu kepolisian menjaga keamanan dan ketertiban di Kabupaten Garut. Sinergi antara kepolisian dan para pemuka agama adalah kunci penting dalam menciptakan ketahanan sosial yang kokoh, sehingga masyarakat bisa hidup aman, tenteram, dan harmonis,” tutur AKBP Mochamad Fajar Gemilang.
Adapun 17 tokoh agama yang menerima penghargaan berasal dari berbagai latar belakang lembaga keagamaan, di antaranya perwakilan dari Pondok Pesantren Al-Masduqi, Al-Wasilah, Al-Halim, dan Fauzan. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada para pimpinan organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Sarikat Islam (SI), dan Sarikat Islam Indonesia (SII).
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas peran aktif mereka dalam mendukung program-program kepolisian, seperti penyuluhan kamtibmas, kampanye anti kekerasan, penguatan toleransi antarumat beragama, hingga keterlibatan langsung dalam meredam isu-isu yang berpotensi memecah belah masyarakat.
Kapolres Garut juga mengajak para tokoh agama untuk terus menyuarakan pesan-pesan perdamaian dan moderasi beragama di lingkungan masing-masing. Ia berharap peran para ulama tidak hanya berhenti di lingkup internal umat Islam, tetapi juga menjangkau semua lapisan masyarakat untuk memperkuat semangat toleransi dan persaudaraan kebangsaan.
“Kami mengajak seluruh tokoh agama untuk terus menyebarkan nilai-nilai perdamaian, saling menghormati, dan menolak kekerasan dalam bentuk apapun. Perbedaan adalah rahmat, dan dengan kebersamaan, kita dapat membangun Garut yang lebih aman, religius, dan harmonis,” imbuh Kapolres.
Selain penyerahan penghargaan, acara ini juga diisi dengan sesi dialog antara Kapolres dan para tokoh agama. Dalam dialog tersebut, berbagai aspirasi dan masukan disampaikan, mulai dari pentingnya peningkatan patroli di lingkungan pesantren, antisipasi kenakalan remaja, hingga perlunya program bersama dalam menangkal radikalisme dan intoleransi.
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu tokoh agama penerima penghargaan. Doa dipanjatkan untuk keselamatan bangsa, kemakmuran masyarakat, dan keberkahan wilayah Garut. Setelah itu, para peserta saling bersalaman, memperkuat ikatan silaturahmi yang telah terjalin selama ini.
Pemberian penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen Polres Garut dalam menjalin kemitraan strategis dengan semua elemen masyarakat, khususnya tokoh agama.
Melalui kerja sama yang erat ini, diharapkan Kabupaten Garut dapat terus menjadi wilayah yang aman, damai, dan menjadi teladan dalam keberagaman yang harmonis. (DIX)