Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Desa Sukabakti, Wawan Gunawan, yang menyoroti dinamika pelaksanaan program-program pertanian yang kerap kali berjalan tanpa pelibatan maksimal dari pihak desa.
Dalam wawancara pada Kamis (08/05/2025), Wawan menjelaskan bahwa pemerintah desa seharusnya memegang peran sentral dalam menyukseskan program pembangunan, termasuk di sektor pertanian.
Lanjut Wawan, Salah satu contoh terbaru adalah bantuan padi sebanyak 2,5 ton dari Dinas Pertanian melalui BPP, yang baru ia ketahui saat pelaksanaan tanpa adanya pemberitahuan atau koordinasi sebelumnya dengan Pemdes Sukabakti.
“Kami di desa sering kali tidak dilibatkan penuh dalam penyusunan maupun pelaksanaan program. Padahal, kami yang paling tahu kondisi lapangan dan kebutuhan petani,” ungkapnya.
Menurut Wawan, kurangnya pelibatan pemerintah desa justru dapat membuat program kurang efektif, bahkan tidak tepat sasaran, karena tidak melalui pemetaan kebutuhan dan konsultasi di tingkat desa.
“Kami sangat terbuka untuk bekerjasama, asalkan ada komunikasi yang baik. Jangan sampai kegiatan berjalan sendiri tanpa melibatkan perangkat desa, nanti warga yang bingung,” tegasnya.
Meskipun menghadapi kendala koordinasi, Wawan memastikan bahwa dirinya dan perangkat desa tetap aktif bergerak di lapangan, berdialog dengan para petani, mendengar keluhan mereka, serta mencari solusi bersama.
“Kami tetap bekerja maksimal. Kami hadir untuk menyerap aspirasi masyarakat dan membantu mencarikan jalan keluar atas masalah yang ada,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa pemerintah desa bukan hanya sekadar pelengkap administrasi, tetapi harus menjadi garda terdepan dalam mendukung kesejahteraan masyarakat. Karena itu, ia mengajak semua pihak, terutama BPP, untuk membuka ruang komunikasi yang lebih intens dan terstruktur.
“Koordinasi yang baik adalah kunci keberhasilan. Kalau semua pihak saling mendukung dan mendengar, saya yakin pembangunan sektor pertanian di Sukabakti bisa jauh lebih baik,” jelasnya.
Selain itu, Wawan mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap pola komunikasi lintas lembaga di tingkat kecamatan maupun kabupaten, karena pembangunan berkelanjutan hanya akan tercapai jika semua pihak berjalan seirama.
“Pada akhirnya, kita semua punya tujuan yang sama: mensejahterakan masyarakat. Jangan sampai program bagus malah mandek gara-gara miskomunikasi,” pungkasnya.
Selama ini, Wawan dikenal sebagai kepala desa yang aktif turun ke lapangan, tak hanya di bidang pertanian tetapi juga kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Kepemimpinannya yang dekat dengan masyarakat menjadi kekuatan utama Desa Sukabakti untuk terus maju meskipun menghadapi banyak keterbatasan.
Ke depan, Wawan berharap adanya perhatian dan sinergi yang lebih kuat dari instansi teknis seperti BPP. Ia menegaskan bahwa pintu koordinasi pemerintah desa selalu terbuka untuk siapa pun yang ingin bekerja sama membangun desa.
“Saya percaya, kalau kita duduk bersama, banyak hal yang bisa kita capai demi kesejahteraan warga,” tandasnya.
Dengan semangat itu, Desa Sukabakti terus bergerak maju, menghadapi tantangan demi tantangan, dan menatap masa depan pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan. (Red)