Hijaukan Garut,Selamatkan Masa Depan: Aksi Nyata RAGAP Tanam 3.000 Pohon di Titik Kritis

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 20 Mei 2025 - 17:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut,Nusaharianmedia.com – Dalam upaya menyelamatkan lingkungan hidup dari ancaman kerusakan yang semakin meluas, sekelompok organisasi di Kabupaten Garut menggagas gerakan besar bertajuk penghijauan dan pelestarian alam. Relawan Garut Peduli Alam (RAGAP), bersama Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (LIBAS), Ruang Rakyat Garut (RRG) dan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Garut yang saat ini tergabung di RAGAP, siap menanam 3.000 pohon di wilayah-wilayah rawan bencana demi menjaga keberlangsungan ekosistem lokal.

Kondisi alam Garut saat ini dinilai semakin mengkhawatirkan. Maraknya alih fungsi lahan, pembalakan liar, aktivitas pertambangan ilegal, hingga menyusutnya daerah resapan air telah menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam seperti longsor, banjir, dan kekeringan. Menanggapi situasi ini, RAGAP hadir dengan langkah konkret yang mengedepankan kolaborasi dan aksi langsung di lapangan.

“Kita tidak bisa terus-menerus hanya mengeluhkan kerusakan yang terjadi. Saatnya kita semua bergerak. Menanam pohon bukan hanya menanam batang dan daun, tapi menanam harapan untuk masa depan,” ungkap Ketua LIBAS, Tedi Sutardi, saat ditemui di sela persiapan kegiatan, Senin (20/05/2025).

Tedi menjelaskan bahwa lokasi penanaman pohon akan difokuskan di daerah yang dianggap paling rentan mengalami kerusakan, seperti kawasan perbukitan tandus, daerah rawan longsor, dan wilayah tangkapan air, termasuk di antaranya Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) Cimanuk. Ia menyebut kawasan ini sebagai prioritas utama karena berperan penting dalam menjaga keseimbangan air di Garut.

“Sub DAS Cimanuk adalah denyut nadi sistem air kita. Jika rusak, maka dampaknya akan merembet ke mana-mana. Kita bisa hadapi krisis air bersih, gagal panen, bahkan konflik sosial,” jelasnya.

Aksi penanaman ini juga mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat sipil. Salah satunya adalah Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Garut, yang dipimpin oleh Ganda Permana, SH.sekaligus sebagai kordinator RAGAP. Dalam keterangannya, Ganda menyatakan kesiapan GMBI untuk bersinergi penuh dalam misi penyelamatan lingkungan ini.

“Kami hadir di sini karena kami peduli. Tidak ada kepentingan politik, tidak ada agenda tersembunyi. Ini adalah bentuk pengabdian dan tanggung jawab moral kami kepada tanah kelahiran,” kata Ganda.

Lebih jauh, Ganda juga mengajak seluruh masyarakat Garut untuk tidak hanya menjadi penonton dari gerakan ini. Ia mendorong keterlibatan aktif setiap individu, mulai dari pemuda, petani, pelajar, hingga ibu rumah tangga, untuk menanam dan merawat pohon sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap pelestarian lingkungan.

“Bahkan kalau hanya mampu menanam satu pohon di pekarangan rumah, itu sudah sangat berarti. Setiap pohon punya peran,” ujarnya.

Gerakan penghijauan ini dirancang bukan sebagai acara seremonial belaka. RAGAP dan LIBAS menegaskan bahwa penanaman akan dilanjutkan dengan kegiatan monitoring, pendampingan, serta perawatan pohon secara berkala. Tim relawan khusus akan dibentuk untuk memastikan bahwa setiap pohon yang ditanam benar-benar tumbuh dan memberikan manfaat ekologis jangka panjang.

“Yang sering jadi masalah dalam program seperti ini adalah tidak adanya keberlanjutan. Kami tidak ingin itu terjadi. Karena itu, kami sudah siapkan sistem pemantauan dan relawan lokal yang akan terus mengawal pohon-pohon tersebut,” tambah Tedi.

Lebih dari sekadar penanaman, gerakan ini juga membawa pesan moral dan pendidikan ekologis. Para penggagas berharap agar kegiatan ini bisa membangkitkan kesadaran lingkungan, terutama di kalangan generasi muda. Mereka menargetkan pelibatan aktif sekolah, pesantren, dan organisasi kepemudaan sebagai mitra utama dalam menjaga kelestarian lingkungan Garut.

“Kami ingin mengubah pola pikir. Menjaga alam bukan tugas pemerintah saja. Ini tanggung jawab semua pihak. Generasi muda harus menjadi pelopor, bukan sekadar pewaris,” ujar Tedi.

Penanaman perdana direncanakan akan dimulai pada awal Juni 2025. Lokasi pertama adalah kawasan perbukitan yang mengalami degradasi parah akibat aktivitas ilegal. Para relawan juga akan mengadakan edukasi lingkungan, pembagian bibit, dan pelatihan teknik menanam serta merawat pohon di setiap lokasi.

Dengan gerakan ini, Garut menunjukkan bahwa semangat kolektif dan gotong royong masih hidup di tengah masyarakat. RAGAP, LIBAS, dan GMBI tampil sebagai contoh bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama dengan tulus.

Aksi ini juga menjadi sinyal kuat bagi para pemangku kebijakan untuk lebih tegas dalam menjaga kawasan konservasi dan memberantas praktik perusakan lingkungan yang terus terjadi. Karena menyelamatkan lingkungan bukan hanya soal hari ini, tapi soal masa depan yang akan diwariskan kepada anak cucu.

“Bumi ini bukan warisan dari leluhur kita, tapi pinjaman dari generasi mendatang. Apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan seperti apa dunia yang mereka tempati nanti,” pungkas Tedi Sutardi. (DIX)
Baca Juga :  Kapolsek Caringin IPDA Indra Koncara Pimpin Apel Operasi Ketupat Lodaya 2025 di Rancabuaya

Berita Terkait

Ade Hendarsah Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua Kwarcab Pramuka Garut
Senam Massal Se-Kabupaten Garut: Pemerintah dan Wahegar Ajak Warga Jadi Sehat dan Bahagia
Dorong Transparansi, HMI Garut: Pengesahan Kode Etik BK Wujud Komitmen DPRD Menjaga Marwah Lembaga
Sinergi Masyarakat dan Pemerintah, Pemkab Garut Terima Hibah Tanah di Kelurahan Karangmulya sebagai Wujud Nyata Dukungan terhadap Pembangunan Daerah
Adelio Siap Gas Industri Musik Garut: “Kita Nggak Boleh Kalah Bersaing!”
Dena Nur Aenunnisa, Siswi SDN 1 Pakuwon Garut Ukir Prestasi Model hingga Tingkat Nasional
Pembina Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, H. Rudi Gunawan, S.H., M.H., M.P.: Film Dokumenter “Gunung Nagara” Jadi Langkah Konkret Pelestarian Tradisi, Budaya, dan Sejarah Garut
Adu Banteng di Cicalengka, Mobil Dinas Camat Pamengpeuk Tabrakan dengan Angkutan Umum, Satu Luka Serius
Berita ini 32 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 16 November 2025 - 05:57 WIB

Ade Hendarsah Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua Kwarcab Pramuka Garut

Sabtu, 15 November 2025 - 17:24 WIB

Senam Massal Se-Kabupaten Garut: Pemerintah dan Wahegar Ajak Warga Jadi Sehat dan Bahagia

Jumat, 14 November 2025 - 21:28 WIB

Dorong Transparansi, HMI Garut: Pengesahan Kode Etik BK Wujud Komitmen DPRD Menjaga Marwah Lembaga

Kamis, 13 November 2025 - 19:07 WIB

Sinergi Masyarakat dan Pemerintah, Pemkab Garut Terima Hibah Tanah di Kelurahan Karangmulya sebagai Wujud Nyata Dukungan terhadap Pembangunan Daerah

Rabu, 12 November 2025 - 19:54 WIB

Adelio Siap Gas Industri Musik Garut: “Kita Nggak Boleh Kalah Bersaing!”

Berita Terbaru