Penyaluran dilakukan pada Kamis, 24 Juli 2025, di Balai Desa Cibunar mulai pukul 08.00 WIB dan berlangsung hingga siang hari secara tertib dan lancar.
Sebanyak 778 paket beras, masing-masing seberat 10 kilogram, disalurkan kepada 389 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Bantuan ini merupakan alokasi untuk dua bulan, yaitu Juni dan Juli 2025, sehingga setiap KPM menerima dua paket beras atau total 20 kilogram per keluarga.
Kepala Desa Tegaskan Komitmen Pelayanan: “Bukan Sekadar Bantuan, Ini Bukti Hadirnya Negara di Desa”
Kepala Desa Cibunar, Iman Sukirman, secara langsung memantau dan turut serta dalam proses penyaluran. Dalam pernyataannya, ia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Garut yang telah menyalurkan bantuan ini melalui program ketahanan pangan nasional.
“Kami atas nama Pemerintah Desa Cibunar dan seluruh warga penerima manfaat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Ini bukan hanya sekadar bantuan beras, ini bukti nyata bahwa negara hadir di tengah masyarakat desa yang membutuhkan,” ujar Iman saat ditemui di sela kegiatan.
Ia juga menekankan bahwa proses distribusi dilakukan secara transparan dan akuntabel, dengan pendataan yang akurat agar bantuan benar-benar sampai kepada mereka yang berhak.
“Kami pastikan distribusi ini tidak asal-asalan. Data penerima sudah diverifikasi, dan penyaluran kami lakukan bekerja sama dengan RT, RW, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas untuk menghindari kesalahan maupun tumpang tindih,” jelasnya.
Warga Antusias: “Beras Ini Bisa Bertahan Sampai Sebulan, Terima Kasih Pak Kades”
Respon dari masyarakat pun sangat positif. Salah satu penerima manfaat, Bu Yayah (47), warga RT 03, mengaku sangat bersyukur atas bantuan tersebut, apalagi di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu dan harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik.
“Alhamdulillah, saya dapat 20 kilo beras, cukup untuk kebutuhan keluarga saya selama hampir sebulan. Sangat membantu sekali. Terima kasih Pak Kades dan semua yang telah peduli pada kami,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Di tempat yang sama, Ketua RW 06, Pak Asep, juga menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, program ini tidak hanya membantu beban warga secara langsung, tapi juga membangkitkan kembali semangat gotong-royong dan kebersamaan di tengah masyarakat desa.
“Bantuan ini bukan hanya beras. Ini tentang rasa tenang, tentang harapan, dan tentang kepedulian. Ini bukti bahwa warga desa pun tidak dilupakan.”
Program CBP dari Bapanas: Solusi Pemerintah Hadapi Gejolak Ekonomi dan Inflasi Pangan
Bantuan pangan beras ini merupakan bagian dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan disalurkan melalui Perum Bulog, bekerja sama dengan pemerintah daerah. Program ini digulirkan untuk menjaga stabilitas harga pangan, melindungi daya beli masyarakat, serta menjamin akses terhadap kebutuhan dasar, khususnya bagi keluarga kurang mampu di daerah pedesaan.
Dengan terus naiknya harga beras di pasaran, program ini menjadi sangat relevan dan mendesak. Banyak keluarga rentan yang kini bergantung pada bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan makan harian.
Harapan untuk Keberlanjutan dan Pemerataan: “Jangan Sampai Ada Warga Layak yang Tidak Masuk Daftar”
Dalam penutup sambutannya, Kades Iman Sukirman menyampaikan harapannya agar program ini terus berlanjut secara berkala dan dilakukan evaluasi menyeluruh, khususnya terkait pendataan penerima manfaat.
“Kami berharap Pemkab Garut bisa memperluas jangkauan program ini dan melakukan pemutakhiran data KPM secara berkala. Masih ada warga yang sebenarnya layak menerima, tapi belum masuk data karena faktor administratif atau kurangnya informasi,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang membagikan beras, tapi juga merupakan momentum untuk memperkuat sistem sosial di desa, mulai dari pendataan yang rapi, kolaborasi lintas kelembagaan, hingga peningkatan akses terhadap berbagai program bantuan lainnya.
Desa Cibunar Menjadi Contoh: Penyaluran Bantuan yang Tertib, Transparan, dan Tepat Sasaran
Dengan suksesnya penyaluran 778 paket beras kepada 389 KPM, Desa Cibunar menjadi contoh positif bagi desa-desa lainnya dalam hal pengelolaan bantuan sosial. Di tengah keterbatasan dan tekanan ekonomi yang dihadapi masyarakat, sinergi antara pemerintah desa, RT/RW, dan aparat pendamping terbukti mampu menjaga ketertiban dan keadilan distribusi.
“Ini bisa jadi model bagi desa-desa lain. Jangan sampai bantuan salah sasaran atau bahkan dipolitisasi. Bantuan harus sampai pada mereka yang benar-benar membutuhkan,” tutup Iman dengan tegas.
Dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan desa, serta partisipasi aktif masyarakat, program bantuan pangan seperti ini bisa menjadi solusi nyata di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Desa Cibunar telah menunjukkan bahwa dengan integritas dan kepemimpinan yang tepat, bantuan pemerintah bisa hadir dengan penuh makna bagi kehidupan warga. (Red)