Nusaharianmedia.com 03/08/25 – Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhamad Sohibul Iman (MSI), menegaskan pentingnya menghadirkan nilai-nilai kebajikan Pancasila dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pernyataan ini disampaikan MSI dalam kegiatan sosialisasi kebangsaan bersama sejumlah kelompok masyarakat di Jakarta, Minggu (3/8/2025).
Menurut MSI, Pancasila bukan sekadar dasar negara, melainkan pedoman moral dan etika yang dapat menjadi rujukan bersama dalam menghadapi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di tengah dinamika bangsa.
“Pancasila harus kita hidupkan dalam bentuk kebajikan, bukan hanya dihafalkan atau diperingati secara seremonial. Nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan harus kita terapkan dalam tindakan nyata, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat luas,” ujar MSI di hadapan peserta yang hadir.
Dalam kesempatan tersebut, MSI juga menyoroti fenomena meningkatnya polarisasi dan pergeseran nilai di tengah masyarakat. Ia menekankan bahwa pengamalan Pancasila dapat menjadi solusi untuk memperkuat solidaritas sosial, mencegah konflik, serta menumbuhkan budaya saling menghargai.
“Jika Pancasila kita wujudkan dalam kebajikan sehari-hari, maka masyarakat Indonesia akan lebih harmonis. Kita akan mampu menghadapi tantangan zaman, termasuk derasnya arus globalisasi yang kadang membawa nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa,” lanjutnya.
Anggota DPR RI Fraksi PKS, Muhamad Sohibul Iman (MSI) menyoroti fenomena maraknya penggunaan bendera bergambar karakter anime One Piece yang ramai dikibarkan oleh sejumlah kalangan muda di berbagai daerah. Menurutnya, tren ini mencerminkan kreativitas dan kebebasan berekspresi generasi muda, namun tetap perlu diiringi dengan kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan.
“Anak muda kita sekarang sangat kreatif, mereka bisa mengapresiasi karya global seperti One Piece. Namun yang perlu diingat, kita juga harus terus menumbuhkan kebanggaan pada simbol-simbol nasional seperti bendera Merah Putih dan Pancasila,” ujar MSI dalam keterangannya, Minggu (3/8/2025).
MSI menekankan bahwa ruang ekspresi generasi muda tidak boleh dipersempit, tetapi perlu diarahkan agar selaras dengan karakter bangsa Indonesia. Ia mendorong agar fenomena ini menjadi momentum untuk mengedukasi tentang pentingnya menghormati simbol negara di tengah derasnya budaya populer global.
“Tidak ada masalah menikmati budaya populer, termasuk anime. Tapi jangan sampai kecintaan kita pada budaya luar membuat kita abai terhadap jati diri bangsa. Justru kita harus memanfaatkannya untuk memperkuat kreativitas lokal dan kebanggaan terhadap Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, Sohibul Iman juga mengajak pemerintah, komunitas kreatif, dan lembaga pendidikan untuk menjadikan tren ini sebagai peluang memperkuat literasi budaya serta membangun produk kreatif asli Indonesia yang mampu bersaing di kancah internasional.
tidak hanya menyampaikan materi secara teoritis, tetapi juga menggugah peserta untuk menjadi relawan yang tidak sekadar memahami nilai Pancasila, melainkan juga menghidupkannya dalam tindakan nyata. Mereka menekankan bahwa Pancasila bukanlah konsep yang statis, melainkan nilai-nilai hidup yang harus terus diaktualisasikan dalam konteks zaman.
Antusiasme Peserta dan Diskusi Interaktif
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa santri tokoh agama tokoh masyarakat umum dari berbagai wilayah lainya . Antusiasme peserta terlihat jelas dari partisipasi aktif mereka dalam sesi tanya jawab dan diskusi. Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan kritis tentang implementasi Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, hukum, hingga kehidupan sosial-politik.
Salah satu peserta, Agus Hilman menyampaikan apresiasinya: “Acara ini memberikan pemahaman baru bahwa Pancasila itu hidup dan relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Dan mendorong jiwa-jiwa muda husus nya untuk berperan aktif dalam menyebarkan nilai-nilai kebajikan Pancasila di lingkungan nya.”
Diskusi yang berlangsung sangat dinamis, dengan para narasumber memberikan respons yang mendalam terhadap setiap pertanyaan. Mereka tidak hanya memberikan jawaban teoritis, tetapi juga contoh-contoh konkret bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diimplementasikan dalam berbagai profesi dan peran sosial.
Acara ditutup dengan komitmen bersama para peserta untuk menjadi agen perubahan dalam menyebarkan nilai-nilai kebajikan Pancasila. Mereka berjanji untuk tidak hanya menjadi pemahami Pancasila, tetapi juga pengamal sejati yang dapat memberikan contoh bagi masyarakat luas.
Keberhasilan acara “Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila” ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi gerakan yang lebih luas dalam memperkuat implementasi Pancasila di Sumatera Utara. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan antusiasme peserta yang tinggi, gerakan kebajikan ini diharapkan dapat terus tumbuh dan memberikan cahaya bagi Indonesia yang berkeadilan dan berkeadaban.
Sebagai penutup, para narasumber menyampaikan harapan agar setiap peserta dapat menjadi perpanjangan tangan dalam menyebarkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masing-masing. “Pancasila adalah milik kita bersama, dan setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjaganya,” tutup muhamad sohibul iman (MSI)
Kegiatan ini diakhiri dengan dialog interaktif, di mana MSI mengajak para peserta untuk mengidentifikasi langkah konkret dalam menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila, seperti melalui gerakan gotong royong, kepedulian sosial, serta penguatan karakter di lingkungan pendidikan dan komunitas lokal.
MSI berharap kegiatan serupa dapat digelar rutin, agar Pancasila tidak hanya menjadi konsep normatif, tetapi benar-benar hadir dalam perilaku dan kebijakan yang menyentuh kehidupan masyarakat. (H_N)