Garut,Nusaharianmedia.com – Warga Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, menyuarakan keluh kesah atas kondisi infrastruktur jalan yang menghubungkan Kampung Cipedes ke kawasan objek wisata andalan, Situ Cangkuang.
Jalur yang seharusnya menjadi akses vital bagi pengunjung dan warga setempat justru kini berubah menjadi sumber masalah akibat kerusakan parah dan genangan banjir yang terus berulang setiap musim hujan tiba.
Kerusakan paling parah terjadi di titik-titik sepanjang jalan utama desa yang mengarah ke situs bersejarah tersebut. Jalanan yang berlubang, permukaan yang tidak rata, dan genangan air yang tak kunjung surut menciptakan suasana yang tidak hanya tidak nyaman, tetapi juga berbahaya bagi pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor.
Menurut Asep Saefudin, salah satu warga Kampung Cipedes, kondisi tersebut telah berlangsung cukup lama. Ia menyebutkan bahwa penyebab utama terjadinya banjir dan kerusakan jalan adalah saluran drainase yang tidak berfungsi optimal. “Drainasenya tersumbat, jadi air hujan tidak mengalir ke saluran. Akhirnya tergenang di jalan, dan membuat aspal cepat rusak,” jelas Asep saat ditemui di lokasi. Selasa, (22/04/2025).
Banjir yang terjadi di jalan tersebut bukan hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga mengancam keselamatan. Asep mengaku sudah sering menyaksikan pengendara motor terjatuh akibat jalan yang licin dan tertutup air.
“Sering ada yang jatuh, apalagi kalau malam. Lubangnya nggak kelihatan, airnya nutupin semua,” katanya prihatin.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran tidak hanya bagi warga, tetapi juga pelaku usaha dan pengelola wisata. Akses yang sulit dijangkau dikhawatirkan akan menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Situ Cangkuang, salah satu ikon wisata budaya dan sejarah Garut yang terkenal dengan keberadaan makam Embah Dalem Arief Muhammad dan cagar budaya Candi Cangkuang.
“Kalau akses ke tempat wisata saja rusak begini, siapa yang mau datang? Ini bukan hanya merugikan kami sebagai warga, tapi juga pemerintah daerah dari sisi pemasukan sektor pariwisata,” tambah Asep.
Warga berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan dan melakukan perbaikan secara menyeluruh. Mereka menuntut tidak hanya penambalan jalan yang bersifat sementara, tetapi juga pembenahan sistem drainase yang mampu mengatasi limpahan air saat musim hujan.
Menanggapi keluhan tersebut, hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pemerintah Kecamatan Leles maupun Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Garut.
Namun warga berharap aspirasi mereka segera mendapat perhatian, mengingat pentingnya jalur tersebut bagi mobilitas warga dan pengembangan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.
Situasi ini mencerminkan pentingnya perencanaan dan pemeliharaan infrastruktur secara berkelanjutan. Jika dibiarkan terlalu lama, bukan hanya warga yang akan dirugikan, tetapi juga citra daerah sebagai tujuan wisata unggulan bisa ikut tercoreng. (Eldy)