Dialah Febian Muhammad Syakil, bocah laki-laki berusia 3 tahun yang dengan lantang dan yakin menyebutkan bahwa cita-citanya adalah menjadi tentara.
Lahir pada tahun 2022, Febian tumbuh sebagai anak yang aktif, ceria, dan penuh rasa ingin tahu. Dalam kesehariannya di rumah, ia kerap kali menirukan gaya baris-berbaris, hormat kepada bendera, bahkan berlagak seperti sedang memimpin pasukan.
Orang tuanya, Fauziah Kustina dan Tendi, awalnya mengira tingkah laku tersebut hanyalah permainan biasa, namun seiring waktu, mereka menyadari bahwa keinginan Febian menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) bukanlah sesuatu yang datang dan pergi begitu saja.
“Setiap ditanya mau jadi apa kalau sudah besar, dia selalu jawab dengan cepat dan mantap: ‘Tentara!’,” ujar sang ibu, Fauziah Kustina (25), saat ditemui di kediamannya di kawasan Kampung Pamoyanan, RT 06 RW 01,Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Rabu, (28/05/2025).
Fauziah sendiri sebagai ibunya sering menceritakan bahwa ketertarikan Febian terhadap dunia militer sudah terlihat sejak usianya menginjak dua tahun. Ketika menonton televisi dan melihat tayangan tentang kegiatan TNI, mata Febian selalu terlihat antusias. Bahkan ia bisa berlama-lama menonton acara seperti upacara bendera, pelatihan militer, atau parade kendaraan tempur.
“Pernah kami jalan-jalan ke kota, dia melihat tentara yang sedang berjaga. Langsung minta turun dari motor, menghampiri, dan memberi hormat. Kami kaget, tapi juga terharu,” tambah Fauziah.
Ayahnya, Tendi (30), mengatakan bahwa sebagai orang tua, mereka berusaha mengarahkan dan mendukung keinginan sang anak dengan cara sederhana. Salah satunya adalah dengan memberikan mainan atau pakaian bertema militer. Di rumah, Febian punya kostum seragam tentara mini lengkap dengan topi, sepatu bot kecil, dan atribut bendera merah putih di dada.
“Kami tidak memaksakan apapun, tapi kalau itu mimpinya, ya kami support. Siapa tahu nanti benar-benar tercapai,” ujar Tendi.
Kecintaan Febian terhadap dunia kemiliteran juga mulai mempengaruhi cara bermainnya sehari-hari. Ia menyusun mainan mobil-mobilan seperti konvoi militer, menyuruh boneka berdiri layaknya pasukan, dan bahkan bisa menirukan aba-aba baris-berbaris yang sering ia lihat di YouTube.
Tak sedikit tetangga yang merasa gemas dan bangga dengan sikap Febian yang unik. Beberapa bahkan menjulukinya “Prajurit Kecil Garut” karena sering melihatnya memakai seragam tentara dan berpatroli di halaman rumah.
Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya lingkungan dalam membentuk karakter dan cita-cita anak sejak dini. Banyak pakar pendidikan anak menyarankan agar keinginan dan mimpi anak, sekecil apapun, diberi ruang untuk tumbuh.
Sedangkan menurut psikolog anak, anak usia 3 hingga 5 tahun mulai mampu mengungkapkan aspirasi, menirukan peran, dan memiliki tokoh idola yang akan mempengaruhi bagaimana mereka membentuk impian masa depan.
Dalam kasus Febian, idolanya adalah para prajurit TNI yang gagah, disiplin, dan selalu siap membela negara. Meski saat ini mungkin masih terlalu dini untuk memahami secara utuh apa arti menjadi tentara, namun semangat dan ketertarikan yang ditunjukkannya dapat menjadi fondasi awal untuk pendidikan karakter yang kuat.
Orang tuanya berharap, apa yang ditunjukkan Febian hari ini bukan hanya angan sesaat, tetapi akan menjadi awal dari perjalanan panjang yang penuh semangat dan dedikasi.
Di sisi lain,mereka juga membuka diri terhadap bimbingan dan informasi dari para guru dan ahli anak untuk terus mendampingi Febian dengan pendekatan yang sehat.
“Kami percaya, setiap anak punya potensi besar. Kalau hari ini dia ingin jadi tentara, kami doakan semoga suatu hari dia benar-benar bisa mengenakan seragam kebanggaannya itu,” tutup Fauziah sambil mengelus kepala buah hatinya yang sedang asyik bermain mobil-mobilan tank.
Febian Muhammad Syakila, si bocah 3 tahun dari Garut, mengingatkan kita bahwa tidak ada kata terlalu dini untuk bermimpi besar.
Ya tidak menutup kemungkinan siapa tahu, kelak namanya akan tercatat sebagai salah satu prajurit terbaik yang lahir dari impian masa kecil yang sederhana namun tulus. (Redaksi)