Garut,Nusaharianmedia.com – Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, Polsek Talegong Kabupaten Garut mengambil langkah cepat dan terkoordinasi setelah terjadinya bencana longsor yang melanda wilayah tersebut pada Minggu, 13 April 2025.
Hujan deras yang turun sejak siang hingga malam hari mengakibatkan tebing longsor di sejumlah titik strategis, terutama di sepanjang jalan kabupaten yang menghubungkan Kampung Genteng dan Kampung Pasir Angin, Desa Sukalaksana.
Curah hujan tinggi yang terjadi selama hampir delapan jam menyebabkan pergerakan tanah dan jatuhnya material longsor berupa tanah dan batu ke badan jalan. Akibatnya, akses lalu lintas warga terganggu, dan keselamatan pengguna jalan menjadi terancam, khususnya pada malam hari ketika jarak pandang terbatas dan risiko longsor susulan masih tinggi.
Menanggapi situasi ini, jajaran Polsek Talegong di bawah komando IPTU A. Nurul Fatah segera melakukan patroli mitigasi pada Rabu, 16 April 2025.
Kegiatan ini difokuskan pada titik-titik rawan longsor untuk meninjau kondisi lapangan, mengawasi perkembangan situasi, serta memberikan edukasi langsung kepada masyarakat mengenai pentingnya kewaspadaan terhadap bencana alam.
“Kami terus pantau situasi di lokasi terdampak dan berupaya memastikan tidak ada potensi longsor susulan yang bisa membahayakan warga. Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga penting agar mereka tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi gejala tanah bergerak,” kata Kapolsek IPTU A. Nurul Fatah saat diwawancarai di sela kegiatan patroli.
Lebih dari sekadar patroli, jajaran Polsek juga menjalin sinergi dengan berbagai pihak, mulai dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut hingga para tokoh masyarakat dan warga setempat. PUPR sendiri telah mengerahkan alat berat sejak hari kejadian untuk membantu proses evakuasi dan pembersihan material longsoran.
Hingga Rabu pagi pukul 09.00 WIB, kegiatan tersebut masih berlangsung dan secara bertahap mulai membuka jalur yang sebelumnya tertutup total.
Bagi Polsek Talegong, respons cepat ini tidak hanya menyangkut penanganan darurat, tetapi juga bagian dari strategi jangka menengah untuk membangun ketangguhan wilayah terhadap ancaman bencana.
Langkah-langkah konkret dilakukan di lapangan, seperti pemasangan tanda peringatan di titik rawan, penjagaan lokasi strategis, hingga pengaktifan kembali sistem pelaporan dini dari masyarakat.
Tak hanya itu, sebagai bentuk pendekatan sosial, aparat kepolisian turut menginisiasi kegiatan gotong royong dengan warga. Bersama-sama, mereka menggunakan alat manual untuk membuka jalur alternatif sementara. Meski sederhana, upaya ini terbukti meringankan beban warga yang harus tetap menjalankan aktivitas harian di tengah keterbatasan akses.
“Kami sangat mengapresiasi respons cepat dari pihak Polsek. Tidak hanya hadir, tapi juga mengajak kami turun langsung membantu membuka akses. Ini jadi semangat baru bagi kami untuk menghadapi situasi sulit ini,” ujar Asep, warga Kampung Pasir Angin, yang turut serta dalam kegiatan gotong royong.
Sebagai bagian dari upaya edukasi, petugas juga menyampaikan informasi seputar tanda-tanda awal longsor, seperti munculnya retakan tanah, pohon miring secara tidak wajar, hingga suara gemuruh dari dalam tanah.
Masyarakat diminta untuk tidak mengabaikan gejala-gejala tersebut dan segera mencari tempat aman atau menghubungi pihak berwenang bila mencurigai adanya potensi bahaya.
“Kami mengimbau agar warga tidak memaksakan diri untuk melintasi jalur longsoran saat hujan masih deras. Keselamatan harus diutamakan, dan kami siap membantu kapan pun diperlukan,” tambah IPTU Nurul Fatah.
Selain menjaga keamanan fisik wilayah, patroli ini juga bertujuan membangun rasa aman dan kebersamaan. Menurut Kapolsek, membangun kepercayaan dan komunikasi yang baik antara polisi dan masyarakat adalah modal penting dalam menciptakan sistem mitigasi yang efektif dan berkelanjutan.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Polsek Talegong menunjukkan bahwa penanganan bencana tidak hanya soal evakuasi, tetapi juga soal membangun sistem dan kesadaran kolektif. Dengan koordinasi yang baik antara kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat, ancaman bencana bisa dikelola secara lebih bijak dan manusiawi.
Dalam beberapa hari ke depan, patroli dan pemantauan akan terus digelar hingga situasi benar-benar dinyatakan aman. Sementara itu, Polsek Talegong tetap membuka saluran komunikasi bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun ingin melaporkan kondisi darurat.
“Semua elemen harus bersatu menghadapi ini. Kita tidak bisa menunggu bencana datang baru bertindak. Kesiapsiagaan adalah kunci utama,” tutup Kapolsek Nurul Fatah. (Panji)