Pendidikan di Ujung Tanduk: Bangunan MTS Al-Barkah Ambruk Setelah Lama Diabaikan Pemerintah

- Jurnalis

Minggu, 9 November 2025 - 12:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Nusaharianmedia.com 09 November 2025 — Ambruknya bangunan Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Barkah Pakenjeng pada Sabtu (8/11) sore menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan di Kabupaten Garut, khususnya bagi instansi terkait di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag).

Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 17.00 WIB akibat hujan deras disertai angin kencang, yang membuat dua ruang kelas roboh hingga rata dengan tanah.

 

Menurut pihak sekolah, Dr. Deden Suparman, S.Ag., M.A., bangunan tersebut sudah lama mengalami kerusakan parah dan telah diajukan untuk renovasi sejak berbulan-bulan lalu. Namun, meski berbagai laporan dan permohonan resmi sudah dilayangkan, tidak pernah ada tanggapan maupun keputusan nyata dari pihak terkait.

“Kami sudah mengajukan rehabilitasi berat sejak beberapa bulan lalu. Kami juga sudah menginformasikan langsung kepada pihak KASI. Tapi hingga sekarang, belum ada jawaban apa pun. Dan kini yang kami khawatirkan benar-benar terjadi,” ungkap Dr. Deden dengan nada kecewa dan penuh penyesalan.

Baca Juga :  Polsek Bungbulang Evakuasi Korban Tanah Longsor

 

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini karena ruang kelas yang roboh sudah lebih dulu dikosongkan akibat kekhawatiran akan keselamatan siswa. Namun, kerugian besar tetap dialami pihak sekolah karena ruang tersebut merupakan fasilitas utama untuk proses belajar mengajar.

 

Ambruknya bangunan MTS Al-Barkah bukan sekadar akibat cuaca ekstrem, melainkan bukti nyata kelalaian pemerintah dalam menangani dunia pendidikan di pelosok. Ketika berbagai proposal perbaikan hanya menjadi tumpukan kertas di meja birokrasi, yang menjadi korban adalah anak-anak bangsa yang haus ilmu tetapi diabaikan oleh sistem yang lamban dan tak peduli.

 

“Ini seharusnya menjadi tamparan keras bagi instansi terkait, terutama Kemenag. Jangan menunggu bangunan ambruk dulu baru turun tangan. Pendidikan di pelosok juga butuh perhatian dan aksi nyata, bukan sekadar janji atau alasan klasik soal anggaran!” tegas Dr Deden

 

Masyarakat pun menuntut tanggung jawab moral dan tindakan nyata dari pemerintah. Mereka meminta Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah Garut segera turun ke lapangan, melakukan investigasi menyeluruh, dan merealisasikan rehabilitasi total agar proses belajar mengajar dapat kembali berjalan dengan aman dan layak.

Baca Juga :  Minimnya Respon dan Peralatan, Petugas Keamanan Kesbangpol Garut Berjuang Sendirian Hadapi Banjir

 

“Kami tidak ingin janji-janji kosong lagi. Pemerintah harus hadir, bukan hanya ketika bencana sudah terjadi. Jangan biarkan pendidikan di desa-desa terus dibiarkan runtuh bersama bangunannya,” tambah warga dengan suara tegas.

 

 

Kini, pihak sekolah berharap penuh pada perhatian serius dari Kemenag dan Pemkab Garut agar peristiwa serupa tidak terulang. Harapan besar disampaikan agar pemerintah tidak menutup mata terhadap kondisi sekolah-sekolah di daerah terpencil, yang selama ini menjadi tulang punggung pendidikan bagi anak-anak bangsa.

 

“Kami hanya ingin hak kami dipenuhi. Anak-anak kami berhak belajar di tempat yang aman dan layak. Jika pemerintah terus diam, maka runtuhnya pendidikan di pelosok tinggal menunggu waktu,” tutup Dr. Deden dengan nada tajam.

(Hil)

 

 

 

Berita Terkait

Ade Hendarsah Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua Kwarcab Pramuka Garut
Senam Massal Se-Kabupaten Garut: Pemerintah dan Wahegar Ajak Warga Jadi Sehat dan Bahagia
Dorong Transparansi, HMI Garut: Pengesahan Kode Etik BK Wujud Komitmen DPRD Menjaga Marwah Lembaga
Sinergi Masyarakat dan Pemerintah, Pemkab Garut Terima Hibah Tanah di Kelurahan Karangmulya sebagai Wujud Nyata Dukungan terhadap Pembangunan Daerah
Adelio Siap Gas Industri Musik Garut: “Kita Nggak Boleh Kalah Bersaing!”
Dena Nur Aenunnisa, Siswi SDN 1 Pakuwon Garut Ukir Prestasi Model hingga Tingkat Nasional
Pembina Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, H. Rudi Gunawan, S.H., M.H., M.P.: Film Dokumenter “Gunung Nagara” Jadi Langkah Konkret Pelestarian Tradisi, Budaya, dan Sejarah Garut
Adu Banteng di Cicalengka, Mobil Dinas Camat Pamengpeuk Tabrakan dengan Angkutan Umum, Satu Luka Serius
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 16 November 2025 - 05:57 WIB

Ade Hendarsah Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua Kwarcab Pramuka Garut

Sabtu, 15 November 2025 - 17:24 WIB

Senam Massal Se-Kabupaten Garut: Pemerintah dan Wahegar Ajak Warga Jadi Sehat dan Bahagia

Jumat, 14 November 2025 - 21:28 WIB

Dorong Transparansi, HMI Garut: Pengesahan Kode Etik BK Wujud Komitmen DPRD Menjaga Marwah Lembaga

Kamis, 13 November 2025 - 19:07 WIB

Sinergi Masyarakat dan Pemerintah, Pemkab Garut Terima Hibah Tanah di Kelurahan Karangmulya sebagai Wujud Nyata Dukungan terhadap Pembangunan Daerah

Rabu, 12 November 2025 - 19:54 WIB

Adelio Siap Gas Industri Musik Garut: “Kita Nggak Boleh Kalah Bersaing!”

Berita Terbaru