“Jurnalisme Konvergensi dan Masa Depan Informasi di Indonesia”, yang berlangsung di Aula Pascasarjana IAI-N Laa Roiba pada Sabtu, 28 Juni 2025.
Seminar nasional ini bukan sekadar ruang diskusi, tetapi juga momentum penting untuk meneguhkan peran mahasiswa dan insan muda media dalam menghadapi perubahan lanskap media yang sangat dinamis. Dengan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang jurnalisme dan media, kegiatan ini menjadi ruang edukatif, reflektif, sekaligus kolaboratif.
Membangun Kesadaran Kritis dan Etika Informasi
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAI-N Laa Roiba, Siti Lutfi Latifah, M.Sos, menekankan pentingnya seminar ini sebagai bagian dari proses pembentukan karakter dan kesadaran kritis generasi muda terhadap praktik jurnalisme masa kini.
“Kami memandang jurnalisme bukan hanya sebagai profesi teknis, tetapi sebagai medan dakwah kultural yang menyuarakan nilai, menjaga integritas, dan membangun kesadaran publik,” ujarnya. Senin,(30/06/2025).
Ia juga menyebutkan bahwa kegiatan ini dirancang dengan lima tujuan utama, yaitu:
1. Mendorong partisipasi aktif generasi muda dalam pengembangan jurnalisme yang adaptif terhadap konvergensi media;
2. Mengasah keterampilan jurnalistik dalam format tulis, visual, dan digital;
3. Menumbuhkan kesadaran akan keberagaman dan tanggung jawab sosial;
4. Menyediakan ruang ekspresi kreatif untuk menjawab tantangan informasi digital; dan
5. Melahirkan calon jurnalis muda yang visioner dan beretika.
Tiga Narasumber Nasional, Tiga Perspektif Strategis
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber nasional dengan pandangan strategis dari dunia jurnalistik dan media digital.
Hidayatul Mulyadi, Video Jurnalis dari KompasTV, membuka sesi dengan mengangkat isu tentang dominasi teknologi dan AI dalam kerja jurnalistik. Ia menekankan bahwa dalam menghadapi gelombang otomatisasi dan algoritma, jurnalis tidak boleh kehilangan empati dan sentuhan kemanusiaannya.
“AI bisa membantu proses kerja, tapi ia tidak bisa menggantikan hati nurani dan empati jurnalis. Dua hal inilah yang menjadi ruh jurnalisme sejati,” ujar Hidayat.
Selanjutnya, Risna Rahayu, mantan jurnalis Okezone yang kini aktif di bidang pelatihan media digital, membagikan pengalamannya mengenai tantangan menjadi jurnalis era multiplatform. Menurutnya, jurnalis masa kini harus memiliki kemampuan menulis cepat, membuat video pendek, memahami algoritma media sosial, serta bisa membaca data performa konten.
“Jurnalis bukan lagi hanya penulis berita. Ia juga editor, videografer, analis data, sekaligus kreator konten dalam satu paket,” katanya.
Sementara itu, Sabir Laluhu, jurnalis sekaligus penulis buku, membawa peserta pada perenungan lebih dalam. Ia mengingatkan bahwa konvergensi media bukan hanya tentang perubahan teknologi, tetapi juga tentang tantangan menjaga identitas profesi, nilai-nilai etika, dan semangat idealisme jurnalisme.
“Jurnalisme yang bertahan bukanlah yang sekadar ikut tren, tetapi yang lahir dari panggilan hati dan berakar pada nilai,” tegasnya.
Ruang Kolaborasi Lintas Kampus dan Kompetisi Jurnalistik
Seminar ini diikuti oleh lebih dari 120 peserta, terdiri dari mahasiswa dan perwakilan organisasi pers kampus dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Beberapa kampus yang hadir antara lain: Institut Nahdlatul Ulama (INU) Tasikmalaya, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Universitas Riau, Universitas Airlangga Surabaya, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Ibnu Khaldun Bekasi, serta KPI Muhammad Natsir. Kegiatan ini juga didukung oleh Aliansi KPI Bergerak, sebagai bentuk penguatan jaringan komunikasi lintas kampus.
Sebelum puncak seminar, telah diselenggarakan empat lomba jurnalistik sebagai bagian dari rangkaian Jurnalis Fair 2025, yaitu:
Penulisan Feature
News Reporting
Desain Poster
Fotografi
Final lomba News Reporting dan pengumuman pemenang digelar tepat pada hari seminar. Beberapa peserta yang berhasil meraih juara pertama antara lain:
Rafliansyah dari IAI Nasional Laa Roiba Bogor untuk kategori Feature Writing,
Zaidan Fadhlurrahma dari Universitas Ibnu Khaldun Bekasi untuk kategori lainnya.
Pemenang mendapatkan piagam penghargaan, piala, serta dukungan publikasi karya melalui media kolaboratif kampus.
Menjawab Masa Depan Jurnalisme Indonesia
Jurnalis Fair 2025 bukan hanya sebuah event tahunan, tetapi telah menjelma menjadi forum strategis untuk merumuskan arah baru bagi jurnalisme muda Indonesia. Di tengah krisis informasi, polarisasi opini, dan banjir konten digital, kegiatan ini hadir sebagai oase intelektual dan moral.
Sementara para peserta tidak hanya diajak belajar keterampilan jurnalistik, tetapi juga membangun kesadaran etis untuk menghadirkan informasi yang mencerdaskan dan membebaskan.
Dengan semangat kolaboratif dan nilai dakwah yang dikedepankan, KPI IAI-N Laa Roiba Bogor menegaskan perannya sebagai ruang penggemblengan generasi muda yang tidak hanya siap menjadi jurnalis, tetapi juga pemikir dan penggerak peradaban informasi masa depan. (Red)