Garut,Nusaharianmedia.com – Komunitas Rakyat Garut Peduli atau yang dikenal dengan nama RAGAP, kembali menggerakkan langkah konkrit dalam upaya penyelamatan lingkungan di Kabupaten Garut.
Di tengah meningkatnya ancaman bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang melanda sejumlah wilayah, RAGAP hadir sebagai garda depan yang mendorong kesadaran kolektif dan aksi nyata dalam memperbaiki kondisi alam.
Dalam waktu dekat, RAGAP akan menggelar sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan unsur pemerintahan, akademisi, sektor swasta, serta para pemerhati lingkungan. Diskusi ini menjadi ruang strategis untuk menyamakan persepsi, memperkuat kolaborasi, dan menyusun peta jalan dalam upaya penghijauan serta rehabilitasi lahan kritis di wilayah Garut.
Menurut pernyataan dari pengurus RAGAP, gerakan ini lahir dari keprihatinan yang mendalam atas kondisi lingkungan Garut yang kian memprihatinkan. Curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa bulan terakhir menyebabkan sejumlah wilayah mengalami banjir bandang, longsor, serta kerusakan infrastruktur.
Salah satu faktor penyebab utama dari bencana tersebut adalah rusaknya ekosistem hutan, alih fungsi lahan yang tidak terkendali, serta minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Kami tidak bisa hanya menunggu, alam sudah memberi tanda. RAGAP memilih untuk turun langsung ke lapangan, menyentuh titik-titik rawan dan mengajak semua pihak untuk turut serta dalam proses pemulihan,” ujar salah satu koordinator aksi RAGAP. Selasa, (22/04/2025).
Adapun gerakan awal yang akan dilaksanakan pasca-FGD adalah program penanaman pohon massal. Kegiatan ini akan difokuskan pada wilayah-wilayah yang teridentifikasi sebagai daerah rawan longsor dan memiliki lahan terbuka tanpa tutupan vegetasi yang memadai.
Puluhan anak muda yang tergabung dalam komunitas RAGAP telah disiapkan sebagai relawan pelaksana di lapangan, dan mereka akan bekerja sama dengan unsur pemerintah desa serta masyarakat sekitar.
FGD yang dirancang oleh RAGAP juga akan memetakan potensi kerjasama dengan sektor swasta dalam bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), khususnya dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kegiatan di wilayah Kabupaten Garut.
Selain itu, keterlibatan Dinas Lingkungan Hidup dan instansi terkait lainnya menjadi kunci keberhasilan program ini agar memiliki dampak jangka panjang.
RAGAP menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar simbolik atau seremonial. Mereka menargetkan pembentukan sistem pemantauan dan perawatan pasca penanaman, termasuk pembentukan kelompok pemuda peduli lingkungan di setiap kecamatan yang menjadi lokasi kegiatan.
“Kami ingin membangun ekosistem peduli yang berkelanjutan, bukan hanya program tanam lalu selesai. Alam perlu dirawat bersama-sama, bukan hanya saat bencana datang,” lanjutnya.
Dengan semangat gotong royong dan kepedulian yang tulus, RAGAP mengajak seluruh elemen masyarakat Garut untuk ikut terlibat. Karena menjaga lingkungan bukan tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab kita bersama.
Hijaukan Garut, selamatkan generasi. (Eldy)