Bertempat di Aula Kantor Dewan Pendidikan Kabupaten Garut, forum penting ini berlangsung dalam suasana khidmat, penuh semangat, dan menjadi titik temu antara generasi masa kini dan para alumni yang telah lama menapaki jalan perjuangan HMI.
Lebih dari Sekadar Pemilihan: Musbad Jadi Forum Strategis Gerakan
Tak seperti musyawarah formal yang hanya diisi laporan pertanggungjawaban dan pergantian kepemimpinan, Musbad BPL kali ini menjadi ruang strategis untuk mengevaluasi arah kaderisasi, merekonstruksi metode pelatihan, dan memperkuat jejaring antar kader lintas generasi.
Seluruh perwakilan komisariat, pengurus cabang, alumni, hingga tokoh eksternal hadir dan membaur dalam suasana dialogis.
Irwan Supriyanto, M.Pd., Komisioner Dewan Pendidikan Kabupaten Garut yang turut hadir, memberikan dukungan moral sekaligus pandangan strategis terhadap peran HMI dalam membentuk kepemimpinan muda daerah.
“BPL bukan hanya tempat mencetak aktivis kampus, tetapi adalah dapur kaderisasi pemimpin masa depan. Saya percaya, HMI masih memiliki energi besar untuk terus mengisi ruang-ruang strategis di tengah masyarakat,” ujar Irwan dalam sambutannya.
FORHATI dan Kiprah Kader Perempuan: Narasi yang Tak Terpinggirkan
Dalam forum ini, suara perempuan juga hadir kuat melalui Ayunda Kokoy, Presidium FORHATI (Forum Alumni HMI-Wati) Garut. Ia menekankan pentingnya konsistensi keterlibatan kader perempuan dalam ruang-ruang pengambilan keputusan serta menjaga integritas dan identitas gerakan mahasiswa Islam yang inklusif.
“Perempuan dalam tubuh HMI bukan pelengkap, tapi penggerak. Kita harus memastikan bahwa BPL juga memperhatikan pendekatan kaderisasi yang responsif gender,” tegas Kokoy dalam sesi pandangan umum.
Alumni Turun Gunung: Ruh Perkaderan Harus Dihidupkan Kembali
Salah satu sorotan paling kuat dalam Musbad ini adalah kembalinya para tokoh alumni ke gelanggang ideologis kaderisasi. Di antaranya hadir Wildan Muhammad Ramdan, Ketua Umum HMI Cabang Garut periode 2018–2020, dan Deden Wafa Fawwaz, mantan Ketua Umum BPL periode 2021–2023. Dalam sesi refleksi sejarah BPL, mereka menyampaikan keprihatinan sekaligus harapan terhadap arah gerakan saat ini.
“BPL itu bukan sekadar teknis pelatihan. Ia adalah ruh, adalah kompas ideologis. Kalau kita kehilangan arah dalam kaderisasi, kita kehilangan jati diri HMI itu sendiri,” tegas Deden Fawwaz, Kamis (10/07/2025).
Kehadiran para alumni bukan hanya simbol seremonial. Mereka terlibat aktif dalam dialog, menyampaikan catatan kritis dan saran strategis terhadap berbagai dinamika internal organisasi, termasuk lemahnya partisipasi kader dan kurangnya inovasi dalam sistem pelatihan.
Diskusi Mendalam: Merumuskan Jalan Baru Perkaderan
Musyawarah ini juga menjadi ajang bagi para kader muda untuk menyampaikan gagasan dan keresahannya. Beberapa isu penting yang mencuat antara lain:
Urgensi peneguhan standar pelatihan formal seperti LK1 dan LK2 yang selama ini belum berjalan optimal di beberapa komisariat.
Penguatan metode informal seperti mentoring kader dan forum kajian intensif yang membumikan nilai-nilai dasar perjuangan HMI.
Sinergi antar komisariat dan alumni, termasuk penyusunan roadmap jangka panjang BPL agar tidak terjebak dalam siklus pergantian struktural belaka.
Dalam berbagai forum kecil, suasana diskusi berlangsung hangat namun tajam. Kritik, evaluasi, dan solusi mengalir dari berbagai sisi. Semangat untuk memperbaiki dan memperkuat struktur perkaderan menjadi benang merah yang menghubungkan semua peserta.
Belum Ada Ketua Terpilih, Tapi Harapan Sudah Tumbuh
Walau Musbad ini belum mengumumkan siapa yang akan menjadi Ketua Umum BPL yang baru, namun proses yang berjalan dinilai menunjukkan kedewasaan organisasi. Kader-kader aktif terlihat tidak hanya terlibat dalam kegiatan seremonial, tapi juga menunjukkan kesiapan intelektual dan ideologis untuk memikul tanggung jawab kaderisasi ke depan.
Kepemimpinan baru yang akan lahir dari forum ini diharapkan mampu membawa BPL HMI Garut menjadi lebih terbuka, responsif, dan berakar kuat pada nilai-nilai Islam, nasionalisme, dan independensi gerakan mahasiswa.
Arah Baru untuk Generasi Emas HMI Garut
Musbad BPL HMI Cabang Garut tahun 2025 ini layak disebut sebagai tonggak penting dalam sejarah perjalanan organisasi. Bukan hanya karena keterlibatan para tokoh, tapi karena terbukanya ruang-ruang konsolidasi lintas generasi yang tulus dan penuh kesadaran ideologis.
Semangat yang terbangun selama forum ini menunjukkan bahwa HMI masih memiliki daya hidup yang besar untuk mencetak kader-kader berkualitas — bukan hanya cakap dalam organisasi, tapi juga siap menjadi pemimpin masa depan yang jujur, kritis, dan berpihak pada rakyat.
Musbad kali ini menegaskan satu hal: regenerasi dalam HMI tidak akan berhenti, karena kaderisasi bukan sekadar rutinitas ia adalah nadi dari gerakan itu sendiri. Dan selama nadi itu terus berdetak, HMI akan tetap relevan, dari kampus hingga gelanggang kebangsaan. (Red)