Gerakan Anak Sunda Soroti Kasus Teras Cimanuk, Iklim Investasi Garut Terancam

- Jurnalis

Sabtu, 20 Desember 2025 - 19:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nusaharianmedia.com  20 Desember 2025 — Kasus tidak diperpanjangnya kontrak pengelolaan kawasan Teras Cimanuk terus menuai sorotan dan dinilai berpotensi mengganggu iklim investasi di Kabupaten Garut, khususnya pada sektor pariwisata dan pengembangan lahan publik. Polemik ini memunculkan kekhawatiran dari berbagai kalangan, termasuk investor swasta dan komunitas masyarakat.

 

Sejumlah pelaku usaha menilai kasus Teras Cimanuk sebagai sinyal adanya ketidakpastian regulasi dan lemahnya kepastian hukum di daerah. Investor khawatir, investasi besar yang telah dikeluarkan dapat berakhir tanpa kejelasan apabila kontrak kerja sama yang sudah disepakati dapat diputuskan atau tidak diperpanjang secara sepihak, tanpa alasan transparan serta kompensasi yang adil.

 

Kondisi tersebut dikhawatirkan berdampak langsung pada pengembangan sektor pariwisata. Di tengah upaya Pemerintah Kabupaten Garut untuk mendorong pertumbuhan destinasi wisata baru, polemik Teras Cimanuk justru dinilai dapat menurunkan minat investor.

 

Mereka cenderung bersikap hati-hati untuk menanamkan modal, khawatir menghadapi persoalan serupa di kemudian hari.

Baca Juga :  Kadin Garut: Akhiri Dualisme Kadin Jabar, Hanya Ketegasan Kadin Indonesia yang Bisa Menuntaskannya

Hingga saat ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Garut belum memberikan penjelasan rinci terkait alasan penolakan perpanjangan kontrak pengelolaan Teras Cimanuk. Pemda hanya menyebut adanya“kepentingan tertentu” sebagai dasar kebijakan.

 

Meski demikian, beredar informasi bahwa kawasan tersebut kemungkinan akan dialokasikan untuk program penghijauan atau pemanfaatan lahan bagi kepentingan publik lainnya.

 

Sementara itu, respon masyarakat menunjukkan rasa penyesalan dan kekecewaan. Teras Cimanuk selama ini dikenal sebagai ruang rekreasi populer sekaligus sumber penghidupan bagi warga sekitar. Penutupan atau penghentian pengelolaan kawasan tersebut dinilai berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat dan hilangnya lapangan kerja.

 

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Gerakan Anak Sunda (GAS), Mulyono Khadafi, menegaskan bahwa pemerintah daerah harus lebih mengedepankan transparansi dan kepastian hukum dalam mengambil kebijakan strategis.

 

“Kasus Teras Cimanuk ini jangan sampai menjadi preseden buruk bagi dunia investasi di Garut. Pemerintah daerah harus menjelaskan secara terbuka dasar hukum dan alasan kebijakannya. Jika tidak, kepercayaan investor akan semakin menurun,” tegas Mulyono.

Baca Juga :  Brigade PII Garut Gelar Seminar Lingkungan dan Kebencanaan serta Buka Green Leadership Camp 2025

 

Ia juga menekankan bahwa kepentingan publik tidak boleh dijadikan alasan normatif tanpa penjelasan yang jelas. “Kepentingan publik harus diuraikan secara konkret, bukan sekadar istilah. Selain itu, hak-hak pihak pengelola dan dampak sosial terhadap masyarakat sekitar juga harus menjadi pertimbangan serius,” tambahnya.

 

Menurut Mulyono, penyelesaian kasus Teras Cimanuk akan menjadi tolok ukur komitmen Pemda Garut dalam menciptakan iklim investasi yang sehat, adil, dan berkeadilan hukum. Ia mendorong agar pemerintah segera membuka ruang dialog dengan semua pihak terkait untuk mencari solusi terbaik.

 

Pengamat menilai, dampak jangka panjang dari polemik ini sangat bergantung pada langkah penyelesaian yang diambil pemerintah daerah. Jika diselesaikan secara transparan dan menghormati prinsip hukum, kepercayaan publik dan investor masih dapat dipulihkan. Namun sebaliknya, ketidakjelasan berlarut-larut berpotensi memperburuk citra investasi di Kabupaten Garut. (Red)

Berita Terkait

Perempuan Berdaya, Keluarga Sejahtera: Catatan Hari Ibu dari WBI Garut tentang Penguatan Peran Perempuan dalam Mendorong UMKM
Polsek Banjarwangi dan Warga Gotong Royong Bersihkan Longsor di Jalan Banjarwangi–Singajaya
Derita Penyakit Tulang Bertahun-tahun, Pemuda Garut Harapkan Bantuan Pemerintah
Redistribusi Tanah Bermasalah di Garut, FWPLG Tuding BPN Lalai dan Sarat Maladministrasi
Bazar Fair 2025 SDN 1 Karangmulya Perkuat Silaturahmi Lewat Kuliner Tradisional dan Kesenian Sunda
Sambut Libur Nataru 2026, TWA Gunung Papandayan Jadi Pilihan Utama Wisata Keluarga
Konfercab VI PDIP Tetapkan Kepengurusan Baru DPC Garut Periode 2025–2030
Pantai Sayang Heulang Garut Selatan Siap Sambut Libur Nataru 2026, Destinasi Favorit Wisata Alam Keluarga
Berita ini 81 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 22 Desember 2025 - 23:55 WIB

Perempuan Berdaya, Keluarga Sejahtera: Catatan Hari Ibu dari WBI Garut tentang Penguatan Peran Perempuan dalam Mendorong UMKM

Senin, 22 Desember 2025 - 21:42 WIB

Polsek Banjarwangi dan Warga Gotong Royong Bersihkan Longsor di Jalan Banjarwangi–Singajaya

Senin, 22 Desember 2025 - 19:54 WIB

Derita Penyakit Tulang Bertahun-tahun, Pemuda Garut Harapkan Bantuan Pemerintah

Senin, 22 Desember 2025 - 12:48 WIB

Redistribusi Tanah Bermasalah di Garut, FWPLG Tuding BPN Lalai dan Sarat Maladministrasi

Senin, 22 Desember 2025 - 10:53 WIB

Bazar Fair 2025 SDN 1 Karangmulya Perkuat Silaturahmi Lewat Kuliner Tradisional dan Kesenian Sunda

Berita Terbaru