Salah satu yang saat ini menjadi perhatian serius adalah program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), yang kembali disalurkan kepada warga yang membutuhkan.
Bantuan Rutilahu kali ini menyasar salah satu warga yang tinggal di wilayah RT 03 RW 06, Desa Sukabakti. Penyaluran bantuan ini dipimpin langsung oleh Kepala Desa Sukabakti, Wawan Gunawan, yang turut hadir di lokasi dan bahkan terlibat dalam proses diskusi serta perencanaan pembangunan rumah tersebut.
Program Rutilahu ini merupakan salah satu upaya nyata pemerintah desa dalam membantu warganya yang hidup dalam kondisi rumah yang jauh dari kata layak. Dengan dasar kepedulian dan semangat gotong royong, pemerintah desa menggerakkan warga setempat untuk terlibat dalam proses pembangunan rumah tersebut.
Tidak hanya sebagai penonton, masyarakat sekitar turut serta bergotong royong membangun dari nol, menjadikan proses ini bukan hanya sekadar proyek, melainkan gerakan sosial penuh makna.
Dalam kesempatan tersebut, Wawan Gunawan menyampaikan bahwa bantuan Rutilahu bukan hanya soal memperbaiki fisik rumah, tetapi juga tentang memulihkan martabat dan semangat hidup warga yang selama ini tinggal di tempat yang tidak layak.
“Kami ingin memastikan bahwa warga Desa Sukabakti, khususnya yang selama ini tinggal dalam kondisi rumah yang mengkhawatirkan, bisa hidup lebih layak dan nyaman. Ini bukan hanya tentang rumah, tapi tentang harapan baru bagi keluarga yang menerimanya,” ujar Wawan Gunawan.
Kegiatan ini juga menjadi ruang untuk memperkuat nilai-nilai gotong royong yang sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat desa. Dengan semangat kebersamaan, para tetangga, tokoh masyarakat, hingga para pemuda desa saling bahu membahu dalam pembangunan rumah tersebut, mulai dari pembersihan lahan, pembangunan pondasi, hingga persiapan material.
Penerima bantuan Rutilahu, yang enggan disebutkan namanya, tampak haru dan berterima kasih kepada pemerintah desa serta seluruh warga yang turut membantu. Ia mengaku tak menyangka akan menerima bantuan sebesar ini dan merasa sangat terbantu di tengah kesulitan ekonomi yang selama ini dialaminya.
“Saya sangat bersyukur. Terima kasih kepada Pak Kades dan warga semua. Rumah saya dulu sudah tidak layak dihuni, bocor dan lapuk. Sekarang, alhamdulillah, dibangun lagi dengan bantuan semua pihak,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Menurut data yang dihimpun, Desa Sukabakti masih memiliki beberapa titik rumah warga yang masuk dalam kategori tidak layak huni. Pemerintah desa sendiri telah memetakan titik-titik tersebut dan secara bertahap akan terus mengajukan bantuan baik dari anggaran desa, kabupaten, maupun program-program CSR dan bantuan dari pihak ketiga.
Wawan Gunawan berharap program ini dapat menjadi inspirasi dan semangat bagi desa-desa lain untuk terus peduli terhadap kondisi sosial di lingkungan masing-masing. Ia juga menekankan pentingnya menjaga budaya gotong royong agar tidak luntur ditelan zaman.
“Membangun desa bukan hanya tugas kepala desa atau perangkat, tapi tugas kita bersama. Jika semua bahu-membahu, saya yakin kemajuan akan datang dengan sendirinya,” tambahnya.
Dengan hadirnya program-program seperti Rutilahu ini, Desa Sukabakti membuktikan bahwa pembangunan tidak selalu harus dimulai dari atas, melainkan bisa dari bawah – dari empati, kerja nyata, dan kebersamaan warga. (Red)