Bayang-Bayang Masa Lalu di Tubuh KONI: Diduga Eks Koruptor Kembali Duduki Kursi Strategis, Publik Mulai Resah

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 21 April 2025 - 14:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut,Nusaharianmedia.com – Dunia olahraga Indonesia kembali diguncang isu kontroversial. Seorang mantan narapidana kasus korupsi kembali terpilih menduduki jabatan strategis sebagai Wakil Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Sementara, kabar ini sontak memicu gelombang kritik dan pertanyaan dari berbagai kalangan, baik dari masyarakat umum, pemerhati olahraga, hingga tokoh-tokoh senior di lingkungan KONI sendiri.

Fenomena ini seolah mencerminkan ironi yang mencolok. Di saat pemerintah gencar mengkampanyekan pemberantasan korupsi dan peningkatan etika birokrasi, lembaga sebesar KONI justru memberikan tempat bagi individu dengan rekam jejak hukum yang buruk.

“Ini bukan hanya masalah legalitas, tapi menyangkut moral, etika, dan citra olahraga nasional,” ujar seorang pengamat olahraga yang enggan disebutkan namanya.

Jumlah Pengurus Membengkak, Ada Apa di Balik Layar?

Tak hanya soal figur kontroversial, isu lain yang tak kalah menjadi sorotan adalah membengkaknya jumlah pengurus KONI dari 60 menjadi 121 orang. Lonjakan jumlah ini menimbulkan spekulasi soal praktik “bagi-bagi jabatan” yang kerap terjadi dalam tubuh organisasi besar.

Banyak yang mempertanyakan, apakah pembengkakan ini didasari kebutuhan organisasi atau justru demi mengakomodasi kepentingan tertentu?

“KONI seharusnya fokus pada pembinaan atlet dan penguatan sistem olahraga nasional. Jika terlalu banyak energi dihabiskan untuk urusan struktural dan kompromi politik internal, maka misi besar olahraga akan terabaikan,” ujar salah satu pengurus lama yang kini memilih untuk mengundurkan diri. Senin, (21/04/2025).

Keteladanan yang Dipertaruhkan

Sorotan terhadap mantan narapidana yang kini menjabat di KONI bukan semata urusan masa lalu, melainkan soal tanggung jawab moral di masa kini. Dunia olahraga identik dengan nilai-nilai sportivitas, kejujuran, dan integritas. Ketika lembaga induk seperti KONI justru mengabaikan nilai-nilai tersebut, maka masyarakat wajar merasa resah.

“Bagaimana mungkin atlet diminta menjunjung tinggi nilai fair play, sementara yang duduk di atas mereka justru punya sejarah melanggar hukum?” kritik seorang pelatih nasional yang kecewa dengan kondisi ini.

Seruan kepada Tokoh-Tokoh Berintegritas

Dalam situasi seperti ini, harapan publik mulai tertuju pada figur-figur yang dianggap memiliki integritas dan rekam jejak yang bersih. Salah satunya adalah Syakur, mantan Ketua KONI yang berhasil membawa prestasi olahraga Indonesia naik dari peringkat 18 ke 11 pada masa kepemimpinannya.

Di sisi lain, banyak pihak berharap Syakur bersuara lantang dan mengambil sikap terhadap kondisi terkini yang dianggap mencederai semangat pembinaan olahraga nasional.

“Kita butuh suara dari tokoh-tokoh berpengaruh. Jangan sampai diamnya mereka diartikan sebagai persetujuan terhadap praktik yang mencoreng dunia olahraga,” ujar aktivis olahraga muda dari Bandung.

Lebih dari Sekadar Jabatan

Kisruh di tubuh KONI ini bukan hanya tentang siapa duduk di mana. Ini adalah soal arah masa depan olahraga Indonesia.

Jika lembaga sebesar KONI dibiarkan dikuasai oleh orang-orang yang tidak mencerminkan semangat sportivitas dan kebersihan moral, maka harapan meraih prestasi di tingkat regional maupun internasional akan sulit tercapai.

KONI semestinya menjadi mercusuar semangat perubahan, menjadi teladan bagi cabang-cabang olahraga di seluruh Indonesia. Namun saat ini, bayang-bayang masa lalu justru semakin menggelapkan masa depan.

Masyarakat kini menunggu, apakah akan ada langkah korektif dari internal KONI sendiri, atau justru membiarkan kisruh ini menjadi noda panjang dalam sejarah olahraga nasional. (Red)

Baca Juga :  Sidokkes Polres Garut Gelar Bhakti Kesehatan Bagi Siswa Disabilitas dalam Rangka HUT Bhayangkara Ke-79

Berita Terkait

Narasi Terpotong, Dakwah Disalahpahami: KH.Aceng Mujib Tegaskan Peran Santri Bukan untuk Pecah Belah,Tapi Jaga Keutuhan NKRI
Peduli dan Berbagi di Hari Bhayangkara Ke-79, Polsek Cisompet Gelar Bakti Sosial untuk Masyarakat
Semangat Solidaritas! Turnamen Mini Soccer Antar Satker Polres Garut Semarakkan Hari Bhayangkara Ke-79
“Pembangunan yang Dikhianati”: Aktivis Muda Iwan Setiawan, Ungkap Permainan BankeDes di Garut
Polres Garut Amankan Pelaku Pencurian Sepeda Motor di Muarasanding
Ketika “Kota Santri” Berubah Jadi Kota Sunyi: GAM Tuntut Kepemimpinan Tegas di Tengah Krisis Moral
Polsek Garut Kota Amankan Satu Pelaku Pencurian di Sekitar Pendopo Alun-Alun Garut
Upacara Ziarah dan Tabur Bunga HUT Bhayangkara Ke-79, Polres Garut Kenang Jasa Para Pahlawan
Berita ini 326 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 19:36 WIB

Narasi Terpotong, Dakwah Disalahpahami: KH.Aceng Mujib Tegaskan Peran Santri Bukan untuk Pecah Belah,Tapi Jaga Keutuhan NKRI

Selasa, 24 Juni 2025 - 15:58 WIB

Peduli dan Berbagi di Hari Bhayangkara Ke-79, Polsek Cisompet Gelar Bakti Sosial untuk Masyarakat

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:00 WIB

Semangat Solidaritas! Turnamen Mini Soccer Antar Satker Polres Garut Semarakkan Hari Bhayangkara Ke-79

Senin, 23 Juni 2025 - 21:27 WIB

“Pembangunan yang Dikhianati”: Aktivis Muda Iwan Setiawan, Ungkap Permainan BankeDes di Garut

Senin, 23 Juni 2025 - 16:54 WIB

Polres Garut Amankan Pelaku Pencurian Sepeda Motor di Muarasanding

Berita Terbaru

Hukum & Kriminal

Polres Garut Amankan Pelaku Pencurian Sepeda Motor di Muarasanding

Senin, 23 Jun 2025 - 16:54 WIB