Rumah yang hampir ambruk, tanpa kamar mandi, dan berdindingkan kayu lapuk itu mendadak menjadi perbincangan luas setelah viral di media sosial dan diberitakan oleh sejumlah media lokal.
Kondisi mengenaskan tersebut bukanlah kejadian baru. Warga sekitar mengungkapkan bahwa Pak Uju telah bertahun-tahun hidup dalam ketidakpastian, mengandalkan uluran tangan tetangga dan sanak saudara yang juga hidup dalam keterbatasan.
Di sisi lain, tdak ada fasilitas dasar yang memadai, tidak ada sanitasi, dan tidak ada jaminan keselamatan di dalam rumah tempat ia bernaung.
Viralnya kabar tersebut memicu gelombang simpati sekaligus respons cepat dari jajaran pemerintahan. Dalam waktu singkat, Kepala Desa Wangunjaya bersama Camat Banjarwangi, Kanit Intel Polsek Banjarwangi, serta tokoh agama dan masyarakat langsung mendatangi lokasi untuk melakukan peninjauan.
Pemerintah Desa dan Kecamatan Bergerak Cepat
Kepala Desa Wangunjaya menyatakan rasa keprihatinannya setelah melihat langsung kondisi rumah Bapak Uju. Ia menegaskan bahwa pihak desa tidak akan tinggal diam.
“Kami melihat ini bukan hanya sebagai tugas administratif, tapi panggilan kemanusiaan. Rumah Pak Uju sudah sangat tidak layak huni. Kami merasa terpanggil untuk segera mengambil langkah nyata,” ujarnya di hadapan warga saat kunjungan tersebut. Jum’at, (11/07/2025).
Senada dengan itu, Camat Banjarwangi juga menyampaikan komitmen pemerintah kecamatan untuk mengawal langsung proses perbaikan melalui program bedah rumah yang akan segera dirumuskan dan dilaksanakan.
“Kami sedang menyiapkan rapat lintas sektor untuk mengatur skema pembiayaan dan pelaksanaan bedah rumah. Prosesnya harus cepat, namun tetap sesuai prosedur dan berkelanjutan,” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah harus lebih peka terhadap realita di lapangan. “Seringkali kita terjebak pada data statistik, padahal di balik angka-angka itu ada manusia, ada kehidupan nyata yang harus kita sentuh,” tegasnya.
Dukungan dari Tokoh Agama dan Kepolisian
Kehadiran tokoh agama dalam kunjungan ini mempertegas bahwa isu kemanusiaan seperti ini membutuhkan sinergi lintas elemen masyarakat. Para tokoh agama di Wangunjaya menyatakan kesiapan mereka untuk menggerakkan umat dan jamaah dalam mendukung kegiatan gotong royong sebagai bentuk empati sosial.
Sementara itu, Kanit Intel Polsek Banjarwangi juga menyampaikan apresiasinya terhadap gerak cepat pemerintah dan masyarakat.
“Kami sangat menghargai semangat kolaborasi seperti ini. Polisi bukan hanya penegak hukum, tetapi juga bagian dari sistem sosial yang siap membantu ketika warga membutuhkan,” ujarnya.
Masyarakat Mulai Bergerak, Gotong Royong Dihidupkan Kembali
Kabar viral ini ternyata tidak hanya menjadi bahan perbincangan di dunia maya, namun juga memantik semangat gotong royong di dunia nyata. Sejumlah warga mulai mengumpulkan material bangunan secara sukarela. Dari batu, pasir, hingga potongan kayu disumbangkan oleh tetangga sekitar yang terketuk hatinya melihat kondisi Pak Uju.
“Kami tidak bisa bantu banyak, tapi kami akan bantu tenaga dan apa yang kami punya. Pak Uju itu bagian dari kami. Kalau bukan kita, siapa lagi?” kata salah seorang warga.
Semangat gotong royong yang mulai tergerus zaman kini kembali menyala di kampung kecil ini, memberi harapan bahwa solidaritas masih hidup di tengah masyarakat desa.
Refleksi Sosial: Ketimpangan yang Tak Boleh Diabaikan
Viralnya kondisi rumah Pak Uju menjadi refleksi sosial bahwa masih ada ketimpangan ekstrem yang belum terdeteksi oleh sistem birokrasi. Situasi ini menunjukkan bahwa peran media dan warga dalam menyuarakan realitas sosial sangat penting untuk mempercepat respons pemerintah.
“Kami bersyukur media membantu menyuarakan ini. Ini menjadi alarm bagi semua pihak agar tidak abai terhadap mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem,” tambah Camat Banjarwangi.
Pemerintah desa juga berharap agar program-program pembangunan ke depan lebih menyasar pada kebutuhan mendesak warga seperti perbaikan rumah, sanitasi, dan penghidupan layak, bukan hanya infrastruktur besar yang belum tentu dirasakan langsung oleh masyarakat miskin.
Harapan Baru untuk Pak Uju
Kini, setelah sekian lama tinggal dalam bayang-bayang kesulitan, Bapak Uju akhirnya mendapat secercah harapan. Program bedah rumah yang dirancang pemerintah desa dan kecamatan Banjarwangi diharapkan segera terealisasi dalam waktu dekat, dengan dukungan penuh dari masyarakat, aparat, dan lembaga sosial.
Kisah ini bukan sekadar berita viral, tetapi cermin kondisi nyata yang mengajak semua pihak untuk lebih peka, lebih peduli, dan lebih bertindak.
Karena di balik satu rumah reyot, tersimpan cerita hidup yang menanti perubahan. (Red)







