Ambulans tersebut merupakan hasil dari program Infak Ramadhan yang digagas oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Garut. Program ini tidak hanya menjadi sarana penyaluran sedekah, tetapi juga menjadi jembatan antara kepedulian umat dengan kebutuhan riil masyarakat di lapangan, khususnya dalam bidang kesehatan.
Pada Jumat, 23 Mei 2025, Ketua Baznas Garut, Saepulloh Effendi, mengumumkan secara resmi keberhasilan pengadaan ambulans ini kepada publik. Dalam pernyataan yang disampaikan penuh haru, Saepulloh menyatakan bahwa keberadaan ambulans ini merupakan hasil gotong royong luar biasa dari masyarakat Garut selama Ramadhan.
“Alhamdulillah, berkat dukungan umat Islam yang luar biasa, kami dapat menghadirkan satu unit ambulans medis lengkap. Ini bukan sekadar kendaraan, tetapi wujud nyata dari cinta kasih dan empati masyarakat terhadap sesama,” ujar Saepulloh.
Bukan Ambulans Biasa
Ambulans yang berhasil dihadirkan oleh Baznas Garut ini tidak dirancang secara sembarangan. Di dalamnya, terpasang sejumlah perangkat medis penting, seperti tabung oksigen, tandu, alat bantu pernapasan, serta perlengkapan pertolongan pertama yang memadai. Ambulans ini disiapkan untuk melayani kebutuhan medis darurat, terutama di wilayah-wilayah yang masih sulit dijangkau layanan kesehatan memadai.
Menurut Saepulloh, pengadaan ambulans ini bukan sekadar pencapaian material. “Ambulans ini lahir dari ribuan tangan yang saling membantu, dari infak kecil yang dikumpulkan dengan keikhlasan, hingga akhirnya menjadi sarana besar dalam menyelamatkan nyawa,” ujarnya.
Peluncuran dan Harapan
Baznas Garut berencana untuk meluncurkan ambulans tersebut secara resmi dalam sebuah seremoni yang akan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, di antaranya Pj. Bupati Garut Barnas Adjidin, Ketua Baznas Provinsi Jawa Barat, serta komisioner Baznas Republik Indonesia. Acara peluncuran ini tidak hanya akan menjadi bentuk selebrasi, tetapi juga ajang pertanggungjawaban moral Baznas kepada masyarakat yang telah mempercayakan amanahnya.
“Kami ingin menunjukkan bahwa setiap rupiah yang diinfakkan benar-benar kami kelola secara transparan dan berdampak. Ini bukan seremoni belaka, tetapi bukti bahwa kami bertanggung jawab kepada publik,” tegas Saepulloh.
Simbol Kolektif Umat
Ambulans medis hasil infak Ramadhan ini tidak hanya menyampaikan pesan kemanusiaan, tetapi juga menjadi simbol kekuatan kolektif umat Islam. Dalam masa-masa sulit, ketika tantangan ekonomi dan sosial semakin kompleks, semangat berbagi yang ditunjukkan masyarakat Garut menjadi pelita harapan.
“Ambulans ini adalah saksi dari ribuan niat baik. Di dalamnya ada doa, harapan, dan kepedulian yang tak terlihat, tetapi sangat nyata dampaknya. Ini bukan sekadar hasil infak, tapi juga cermin kekuatan ukhuwah islamiyah,” kata Saepulloh dengan penuh rasa bangga.
Ia berharap bahwa semangat kebersamaan yang tercipta selama Ramadhan tidak padam bersama berlalunya bulan suci. Menurutnya, zakat, infak, dan sedekah adalah instrumen penting dalam pembangunan sosial yang berkelanjutan.
Komitmen Lanjutan Baznas Garut
Saepulloh juga menyampaikan bahwa Baznas Garut berkomitmen untuk terus melanjutkan peran sebagai lembaga pengelola dana umat yang amanah dan profesional. Selain di bidang kesehatan, Baznas Garut telah merancang berbagai program lain yang akan segera diluncurkan, termasuk bantuan pendidikan, pemberdayaan ekonomi produktif, serta program tanggap bencana.
“Setiap program yang kami jalankan tidak mungkin berjalan tanpa partisipasi aktif masyarakat. Kami butuh sinergi, karena hanya dengan bersama-sama, perubahan bisa terjadi,” jelasnya.
Baznas juga tengah menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga dan komunitas lokal untuk memperluas jangkauan manfaat. Dengan mengusung prinsip transparansi dan akuntabilitas, Baznas ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang diamanahkan benar-benar menjadi solusi bagi mereka yang membutuhkan.
Refleksi dan Ajakan
Di akhir pernyataannya, Saepulloh mengajak seluruh masyarakat Garut untuk terus menanamkan semangat kepedulian dalam kehidupan sehari-hari. Ia menekankan bahwa sedekah dan infak bukanlah beban, melainkan investasi spiritual dan sosial yang tak ternilai.
“Jangan biarkan semangat Ramadhan hanya hidup sebulan dalam setahun. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk berbagi, untuk peduli, dan untuk menjadi bagian dari solusi atas berbagai persoalan sosial di sekitar kita,” pungkasnya.
Ambulans hasil infak Ramadhan ini kini menjadi simbol baru dari kekuatan sedekah yang dikelola secara amanah. Sebuah kendaraan yang bukan hanya membawa pasien, tapi juga harapan. Harapan bahwa Garut akan terus tumbuh sebagai daerah yang tidak hanya religius, tetapi juga responsif, peduli, dan penuh kasih.(Red)