Garut,Nusaharianmedia.com – Band punk asal Purbalingga, Sukatani, tengah menjadi perbincangan setelah lagu mereka, Bayar Bayar Bayar, viral karena mengkritik praktik pungutan liar oleh oknum kepolisian.
Namun, setelah mendapat tekanan, band ini meminta maaf dan menarik lagu tersebut dari platform digital, menegaskan bahwa kritik mereka hanya ditujukan kepada oknum, bukan institusi kepolisian secara keseluruhan.
Menanggapi hal ini, Eldy Supriadi, seorang pegiat musik di Garut yang juga memiliki band sendiri, menyuarakan solidaritasnya. Ia mengajak musisi di Garut untuk mendukung Sukatani dan menolak segala bentuk pembungkaman dalam berkarya. Menurutnya, kritik sosial melalui musik adalah bagian dari kebebasan berekspresi yang dijamin oleh hak asasi manusia.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons polemik ini dengan menawarkan Sukatani menjadi duta Polri dalam reformasi internal kepolisian. Sikap ini menunjukkan bahwa Polri terbuka terhadap kritik dan berupaya memperbaiki citranya.
Fenomena ini menggambarkan dinamika kebebasan berekspresi di Indonesia. Meski kritik sering kali menghadapi tantangan, respons dari berbagai pihak membuka ruang bagi dialog dan perubahan, baik bagi seniman maupun institusi yang dikritik. (AGS)