Di tengah arus tantangan zaman, baik dari sisi moral, spiritual, maupun sosial kemasyarakatan, muncul figur pemimpin yang layak diteladani, H. Yana Riswana, S.Ag., Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dengan pengabdian yang tulus dan kepemimpinan yang mengedepankan nilai-nilai keislaman serta pelayanan publik yang humanis, H. Yana Riswana telah menjadikan KUA Leles bukan sekadar institusi formal, tetapi juga rumah pelayanan umat yang berintegritas dan penuh keberkahan.
Kepemimpinan yang Mengakar dan Merangkul
Di bawah kepemimpinannya, KUA Leles tampil sebagai lembaga keagamaan yang aktif membina umat, menjembatani kepentingan masyarakat, serta hadir dalam berbagai lini kehidupan warga. Mulai dari urusan pernikahan, bimbingan keluarga sakinah, penyuluhan keagamaan, hingga pelayanan wakaf dan zakat, semuanya dijalankan dengan profesional dan penuh empati.
“Bagi saya, menjadi Kepala KUA bukan hanya soal administrasi keagamaan, tapi juga amanah untuk menghadirkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dalam pelayanan masyarakat,” ujar H. Yana saat diwawancarai melalui sambungan Whatsapp miliknya. Minggu, (15/06/2025).
Pendekatannya yang komunikatif dan merangkul semua lapisan masyarakat menjadikan dirinya sebagai figur yang dihormati bukan hanya oleh kalangan ASN dan tokoh agama, tetapi juga oleh tokoh pemuda, kaum ibu, hingga tokoh adat di wilayah Kecamatan Leles.
Pemimpin yang Tulus dan Konsisten
Rekam jejak H. Yana di dunia keagamaan dan pelayanan publik sudah tak diragukan lagi. Ia dikenal luas sebagai pemimpin yang tulus melayani, konsisten dalam prinsip, serta mampu mengedepankan etika dalam setiap tindakan.
Di tengah berbagai keterbatasan sarana dan tantangan birokrasi, H. Yana berhasil membawa inovasi pelayanan berbasis pendekatan dialogis dan edukatif. Ia tidak hanya hadir sebagai atasan bagi staf dan penyuluh, tetapi juga sebagai pembina spiritual yang mampu menenangkan dan memberi arah.
“Pak Haji Yana itu orangnya sangat terbuka, sederhana, tapi punya prinsip kuat dalam membela kepentingan umat. Kepemimpinannya terasa dekat, tapi tetap berwibawa,” ujar salah satu penyuluh agama, Hj. Nurlaela, saat ditemui seusai kegiatan bimbingan pra-nikah.
Aktif Membangun Kesadaran dan Ketahanan Keluarga
Salah satu fokus utama yang menjadi perhatian H. Yana selama memimpin KUA Leles adalah penguatan institusi keluarga. Menurutnya, keluarga adalah benteng pertama dalam membangun masyarakat yang sehat secara spiritual dan sosial.
Melalui program Bimbingan Perkawinan (Bimwin) dan kegiatan edukatif lainnya, ia menekankan pentingnya kesiapan mental, emosional, dan spiritual dalam membina rumah tangga. Di tengah maraknya perceraian dan krisis komunikasi dalam rumah tangga, kehadiran KUA di bawah arahannya menjadi solusi nyata.
“Jangan biarkan pasangan muda berjalan tanpa bekal. KUA harus jadi pelita dalam setiap langkah keluarga muda,” ungkapnya dalam sesi pelatihan yang digelar di aula Kecamatan Leles.
Menjadi Cahaya di Tengah Tantangan Zaman
Sebagai tokoh yang lahir dari rahim pendidikan keislaman, H. Yana Riswana memahami betul bahwa tantangan zaman saat ini bukan hanya pada soal teknologi dan informasi, tetapi juga pada lunturnya nilai-nilai moral dan spiritual.
Oleh karena itu, ia senantiasa mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk kembali kepada nilai-nilai dasar kehidupan: kejujuran, tanggung jawab, kasih sayang, dan kepedulian sosial. Ia pun sering tampil sebagai pembicara dalam berbagai kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan, menyampaikan pesan-pesan kedamaian, moderasi beragama, dan pentingnya ukhuwah.
“Zaman boleh berubah, tapi akhlak harus tetap kokoh. Di tengah derasnya arus digital dan globalisasi, kita perlu pemimpin yang tidak kehilangan arah. Dan saya melihat itu ada dalam diri Pak Yana,” ujar Ustaz Rohman, tokoh muda Leles.
Teladan yang Patut Dicontoh
Kepemimpinan H. Yana Riswana, S.Ag. di KUA Kecamatan Leles bukan hanya tentang jabatan, melainkan tentang peran moral yang menghidupkan harapan masyarakat. Di saat banyak institusi kehilangan makna pelayanan, kehadiran sosok seperti beliau menjadi pengecualian yang membahagiakan.
Di tengah tantangan zaman yang mengikis kepercayaan publik terhadap birokrasi, H. Yana justru menunjukkan bahwa pemimpin yang amanah, sederhana, dan melayani dengan hati masih ada. Sosoknya telah menjadi cahaya yang menuntun, bukan hanya dalam urusan keagamaan, tetapi juga dalam kehidupan sosial yang lebih luas. (DIX)