Kelahiran Koperasi Merah Putih bukanlah proses instan. Pemerintah desa sejak awal menggandeng masyarakat dalam merancang pendirian koperasi secara legal dan sistematis, mulai dari musyawarah, pembentukan panitia, hingga pengesahan oleh notaris. Hal ini menjadikan koperasi berdiri di atas dasar hukum yang kokoh.
Kepala Desa Sukabakti, Wawan Gunawan, menegaskan bahwa koperasi ini adalah wujud nyata partisipasi rakyat dalam pembangunan ekonomi. “Ini gerakan kolektif. Warga harus menjadi aktor utama pembangunan, bukan hanya penerima manfaat,” ujarnya.
Struktur koperasi disusun untuk menghindari konflik kepentingan. Kepala desa menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas dan tidak boleh terlibat sebagai pengurus harian. Uniknya, posisi pengurus mayoritas diisi generasi muda yang dipilih melalui proses seleksi terbuka, menandakan semangat perubahan dan kesiapan menghadapi era digital.
“Anak muda yang terpilih sudah disaring dari belasan pendaftar. Mereka punya kapasitas teknologi dan dasar akuntansi, karena koperasi ke depan harus digital,” ujar salah satu panitia pembentukan.
Dukungan juga datang dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut. Kepala Bidang Pemberdayaan dan Koperasi, Asep Mulyana, S.IP., M.Si., menyatakan kesiapan pihaknya dalam mendampingi koperasi, termasuk melalui pelatihan intensif seputar manajemen dan digitalisasi pada Juli-Agustus mendatang.
“Kami ingin pengurus koperasi tidak hanya sekadar paham teori, tapi juga punya integritas dan komitmen menjaga amanah warga,” ujarnya.
Koperasi ini bersifat inklusif; seluruh warga Sukabakti berhak menjadi anggota tanpa kecuali. Transparansi dikuatkan melalui pelibatan tokoh masyarakat sebagai pengawas, serta perencanaan pengembangan sektor riil seperti pertanian, peternakan, dan UMKM.
“Ini bukan koperasi biasa. Ini wadah perjuangan ekonomi rakyat. Kami ingin menciptakan kemandirian, membangun desa dengan semangat kebangsaan,” tegas Wawan Gunawan.
Dengan identitas “Merah Putih”, koperasi ini diharapkan menjadi pionir dalam pemberdayaan ekonomi rakyat yang bisa direplikasi secara nasional. “Kalau desa bisa mandiri, Indonesia akan lebih kuat,” tutup Asep.
Koperasi Merah Putih bukan sekadar lembaga ekonomi, tetapi gerakan perubahan yang lahir dari desa dan untuk desa. Kini, Desa Sukabakti melangkah mantap menuju masa depan yang mandiri dan berdaulat. (Red)