Garut,Nusaharianmedia.com – Ketika isu lingkungan hanya jadi topik diskusi dan slogan belaka, Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa, (LIBAS) justru menunjukkan aksi nyata di lapangan.
Di bawah komando Ketua Umum Tedi Sutardi, program RAGAP (Rakyat Garut Peduli) kembali menggugah kesadaran publik tentang pentingnya merawat bumi demi masa depan yang lebih baik.
Dalam kegiatan monitoring dan penanaman pohon di wilayah Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk pada Minggu (20/04/2025), Tedi Sutardi menegaskan bahwa gerakan RAGAP bukan hanya sekadar agenda kegiatan sosial, tetapi merupakan bentuk komitmen ideologis dan moral terhadap keberlangsungan hidup manusia dan alam.
“Bumi hari ini sedang berada di ambang krisis. Perubahan iklim, bencana alam, dan kerusakan lingkungan bukan lagi hal yang jauh dari kita. RAGAP hadir sebagai bentuk kesadaran kolektif masyarakat Garut untuk kembali menyatu dengan alam,” ujar Tedi dengan penuh semangat di hadapan relawan dan masyarakat.
Menurut Tedi, akar dari kerusakan lingkungan banyak bermula dari keserakahan manusia: pembukaan hutan tanpa kontrol, alih fungsi lahan pertanian ke industri, pembangunan yang tak ramah lingkungan, serta pengabaian terhadap keseimbangan ekosistem.
Dalam konteks lokal, ia menyebut beberapa wilayah di Garut kini kerap mengalami banjir bandang dan longsor akibat rusaknya kawasan hulu dan menurunnya fungsi resapan air.
“Jangan sampai kita mewariskan kehancuran pada generasi setelah kita. Maka RAGAP mengajak seluruh elemen. Baik pemerintah, komunitas, maupun individu untuk terlibat aktif menyelamatkan bumi mulai dari lingkungan terkecil,” katanya.
Program RAGAP sendiri telah berjalan sejak dua tahun terakhir dan telah melakukan berbagai kegiatan konkret seperti reboisasi, bersih-bersih sungai, pelatihan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga, hingga advokasi kebijakan lingkungan kepada pemerintah daerah. Tedi menekankan bahwa kolaborasi adalah kunci utama dari keberhasilan gerakan ini.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Tapi kami percaya bahwa setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan hati dan kesungguhan, jika dilakukan bersama, akan menjadi perubahan besar,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Tedi juga mengajak kaum muda dan pelajar untuk menjadi motor penggerak perubahan. Ia menyampaikan bahwa kesadaran lingkungan harus ditanamkan sejak dini, agar tercipta generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak secara ekologis.
“Kita perlu generasi hijau, yang berpikir jangka panjang dan hidup selaras dengan alam. Karena bumi ini bukan milik kita saja, tapi juga milik generasi yang belum lahir,” tutur Tedi yang dikenal vokal dalam isu sosial dan lingkungan ini.
Kegiatan penanaman pohon yang dilakukan hari itu melibatkan sekitar 300 relawan dari berbagai kalangan. Ratusan bibit pohon keras ditanam di lahan kritis yang selama ini rentan longsor saat musim hujan.
Tedi berharap gerakan RAGAP dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk memulai langkah serupa. Ia pun membuka peluang kerja sama lintas sektor untuk memperkuat jaringan dan dampak gerakan lingkungan yang digagasnya.
“Garut harus jadi contoh. Bukan hanya dalam kata, tapi dalam perbuatan nyata. Kita rawat bumi ini, karena tidak ada planet cadangan untuk kita tinggali,” pungkas Tedi dengan penuh harap.
Dengan semangat RAGAP yang terus menyala, Tedi Sutardi dan para relawan menunjukkan bahwa menyelamatkan bumi bukan hal mustahil. Semua bisa dimulai dari kepedulian, dari niat baik, dan dari tindakan kecil hari ini. (DIX)