Prihatin dengan kondisi tersebut, Ketua DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Garut, Syam Yousef Djojo, S.H., M.H., menyampaikan empati dan keprihatinan mendalam terhadap warga yang terdampak banjir.
Sementara Syam Yousef menilai bahwa bencana ini bukan hanya soal genangan air, tetapi juga tentang hilangnya rasa aman, kesehatan, hingga terganggunya aktivitas harian masyarakat.
“Kami dari keluarga besar DPC PERADI Garut menyampaikan rasa prihatin yang sangat mendalam atas penderitaan saudara-saudara kita di Kampung Sudika. Banjir ini tidak hanya merusak rumah dan fasilitas umum, tetapi juga membawa beban psikologis yang berat bagi warga, terutama anak-anak dan lansia,” ujar Syam Yousef dalam keterangannya kepada media, Sabtu (29/06/2025).
Apresiasi Kepedulian Sosial Tokoh Masyarakat
Dalam situasi darurat tersebut, terlihat sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi sipil turun langsung memberikan bantuan serta dukungan moral kepada para korban.
Di sisi lain, Syam Yousef secara khusus mengapresiasi gerak cepat dan kepedulian dari dua sosok penting di Garut, yakni Ketua LSM GMBI Distrik Garut, Ganda Permana, S.H., dan Presiden Ruang Rakyat Garut (RRG), Eldy Supriadi.
“Kami sangat mengapresiasi gerakan sosial yang dilakukan oleh Ketua LSM GMBI, saudara Ganda Permana, serta Presiden RRG, saudara Eldy Supriadi, yang turun langsung ke lapangan dan menunjukkan solidaritas nyata kepada para korban banjir. Kehadiran mereka bukan hanya sekadar simbolik, tetapi benar-benar memberi dampak moral dan materiil bagi masyarakat,” tutur Syam.
Menurutnya, bentuk empati yang nyata seperti inilah yang menjadi cerminan kekuatan masyarakat sipil dalam membantu sesama, terlebih ketika respons pemerintah masih terbatas karena skala bencana yang luas.
Seruan Kolaborasi dan Evaluasi Jangka Panjang
Lebih lanjut, Syam menyerukan agar semua pihak, baik dari unsur pemerintah, organisasi kemasyarakatan, hingga tokoh publik, terus membangun sinergi dalam menangani dampak bencana serta melakukan evaluasi jangka panjang guna mencegah kejadian serupa terulang.
“Kami berharap ini menjadi momentum refleksi bersama. Sudah saatnya dilakukan penataan ulang sistem drainase dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk. Jika tidak ada perubahan struktural, maka banjir akan menjadi masalah berulang yang hanya ditangani secara tambal sulam,” ucapnya.
Ia juga mengajak seluruh warga Garut untuk saling menguatkan dalam masa-masa sulit seperti ini. “Bukan saatnya saling menyalahkan, tapi mari kita gotong royong dan bantu warga Sudika agar bisa bangkit kembali,” pungkasnya.
Kondisi Terkini Warga Terdampak
Berdasarkan pantauan di lapangan, warga yang terdampak kini mengungsi di sejumlah tenda darurat yang disiapkan oleh relawan dan BPBD. Mereka sangat membutuhkan bantuan mendesak seperti makanan siap saji, air bersih, obat-obatan, serta perlengkapan bayi dan wanita.
Beberapa organisasi relawan telah membuka posko bantuan, sementara sejumlah tokoh dan komunitas lokal terus berdatangan untuk memberikan dukungan. (DIX)