Nusaharianmedia.com Garut, 02/08/25 Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) KNPI Kabupaten Garut Tahun 2025, tokoh muda Al Jam’iyatul Washliyah, **Ryan Multama**, yang akrab disapa **Acil**, menyampaikan pernyataan tegas dan reflektif terhadap arah gerakan kepemudaan saat ini. Acil yang kini aktif sebagai **pengurus SAPMA Pemuda Pancasila Jawa Barat** dan juga kader muda Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Garut, menilai Musda KNPI harus dijaga agar tidak terjebak dalam panggung ambisi, tetapi kembali pada substansi perjuangan.
Dalam rekam jejaknya, Acil dikenal sebagai salah satu motor penggerak lahirnya arah kebijakan kepemudaan di Garut. Ia pernah menjabat sebagai **Wakil Ketua I DPD KNPI Garut** dan berperan sebagai salah satu tim penyusun bersama almamaternya Universitas Pasundan dalam menyusun **Naskah Akademik dan Raperda Kepemudaan**, menggagas **Musyawarah Pembangunan Pemuda**, hingga tampil di forum **Musrenbang Kabupaten Garut** untuk pertama kalinya mewakili Pemuda Garut berbicara gagasan **Indeks Pembangunan Pemuda (IPP)** sebagai indikator wajib dalam forum Musyawarah perencanaan daerah.
“IPP waktu itu bukan sekadar indikator, tapi alarm agar pemerintah serius membangun manusia muda Garut, bukan hanya infrastruktur,” jelas Acil.
Konsep besar yang ia dorong ketika itu melahirkan gagasan awal **Garut sebagai Kota Layak Pemuda**, sebuah visi jangka panjang yang menurutnya harus kembali dihidupkan oleh KNPI hari ini.
Namun, Acil menilai dinamika Musda 2025 mulai kehilangan arah. Ia menyebut ada kecenderungan Musda dijadikan ruang kontestasi kekuasaan yang kering dari narasi perjuangan.
“KNPI bukan tempat magang untuk jadi elite, tapi tempat menempa diri untuk melayani rakyat. Kalau Musda hari ini cuma soal siapa paling lihai menyusun koalisi, maka hilanglah semangat kebangsaan dan etika perjuangan itu,” tegasnya.
—
**Tiga Poin Kritikal dari Acil untuk Musda KNPI Garut 2025:**
1. **Pemuda Butuh Jalan, Bukan Janji**
KNPI harus mampu hadir sebagai ruang nyata yang menghubungkan pemuda dengan akses peluang: pendidikan, ekonomi, hingga partisipasi kebijakan. Ini bukan zamannya simbol tanpa aksi.
2. **Gagasan Lebih Penting daripada Aliansi**
Musda seharusnya menjadi adu konsep, bukan adu siasat. Kepemimpinan tanpa visi hanya akan memperpanjang stagnasi organisasi. Pemuda Garut butuh arah, bukan manuver.
3. **Jaga Spirit Gerakan: Nilai, Etika, dan Keberanian**
Sebagai kader Alwasliyah, Acil menekankan bahwa organisasi kepemudaan harus tetap menjaga marwah spiritualitas, integritas, dan keberanian moral. Tanpa itu, KNPI hanya akan menjadi forum basa-basi belaka.
“Saya tidak sedang bicara siapa yang harus menang. Saya bicara: apa yang akan kita wariskan. Jangan jadikan KNPI sebagai tempat adu kepentingan, tapi sebagai arena tumbuhnya kepemimpinan yang bertanggung jawab,” tutup Acil.
Acil menyerukan agar Musda KNPI Garut 2025 menjadi titik balik, bukan titik balik kanan. Ia mengajak seluruh kader muda untuk kembali menjadikan KNPI sebagai rumah perjuangan kolektif, bukan ruang rebutan kursi.