Angling Kusumah Kritik Keras Pernyataan Kades Pada Asih, Pertanyakan Alasan Jalan Rusak Tak Diperbaiki dan Transparansi Dana Desa

- Jurnalis

Senin, 8 Desember 2025 - 16:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nusaharianmedia.com 08 Desember 2025 — Aktivis muda Garut, Angling Kusumah, melayangkan kritikan tajam terhadap pernyataan Kepala Desa Pada Asih yang menilai belum diperbaikinya jalan rusak dikarenakan adanya pemangkasan Bantuan Keuangan Desa (Bankeu Des) oleh pemerintah provinsi. Pernyataan tersebut dinilai tidak menjawab persoalan sebenarnya dan justru menimbulkan tanda tanya publik terkait pengelolaan keuangan desa.

 

Menurut Angling, pemerintah desa seharusnya tidak berlindung di balik alasan pemangkasan anggaran dari provinsi karena Dana Desa (DD) tetap diterima secara rutin setiap tahun. Ia menilai perbaikan jalan, meski tidak dalam skala besar, tetap bisa dilakukan menggunakan dana prioritas untuk kebutuhan mendesak masyarakat.

 

“Pertanyaan sederhana tapi penting: Dana Desa itu dipakai untuk apa? Masa untuk memperbaiki jalan yang sudah lama rusak saja tidak ada upaya? Jangan lempar kesalahan ke provinsi kalau urusan dasar di tingkat desa belum dibereskan,” tegas Angling Kusumah.

 

Aktivis tersebut menyebut kondisi jalan yang rusak jelas berdampak langsung terhadap roda ekonomi masyarakat. Petani harus mengangkut hasil bumi melalui jalur yang tidak layak, warga sulit membawa kebutuhan rumah tangga, hingga akses anak sekolah pun terganggu. Ia menilai situasi seperti ini tidak bisa dianggap remeh dan harus segera direspons oleh pemerintah desa.

Baca Juga :  Ketua DPRD Garut Aris Munandar, Tekankan Pentingnya Pelestarian Lingkungan dan Peningkatan Ruang Terbuka Hijau

 

“Jalan itu bukan sekadar infrastruktur. Itu urat nadi ekonomi rakyat. Kalau jalan dibiarkan rusak berlarut-larut, artinya ada persoalan serius dalam menentukan prioritas pembangunan,” ujarnya.

 

Angling juga menyoroti minimnya transparansi terkait penggunaan anggaran desa. Menurutnya, warga memiliki hak penuh untuk mengetahui ke mana dana publik dialokasikan, terutama ketika pemerintah desa menyampaikan alasan bahwa mereka tidak memiliki anggaran untuk memperbaiki kerusakan jalan.

 

“Kalau memang dana terbatas, tunjukkan pos-pos penggunaannya. Jangan sampai masyarakat justru bertanya-tanya karena kebutuhan mendasar mereka tidak tersentuh. Transparansi bukan pilihan — itu kewajiban,” tegasnya.

 

Ia turut meminta pihak kecamatan untuk tidak hanya menerima laporan sepihak dari desa, tetapi melakukan pengawasan aktif dan memastikan pelayanan publik berjalan sebagaimana mestinya. Menurutnya, kecamatan sebagai perpanjangan tangan pemerintah kabupaten memiliki tanggung jawab memastikan desa tidak membuat alasan yang menyesatkan.

Baca Juga :  Golkar Jabar Gelar Pendidikan Politik Berbasis Data, Perkuat Dukungan Asta Cita dan Target Kemenangan 2029

 

“Pihak kecamatan jangan tutup mata. Tugasnya bukan hanya menerima laporan tertulis, tapi memastikan kondisi di lapangan sesuai. Jika jalan rusak parah dan tidak ada upaya perbaikan, itu harus jadi perhatian serius,” tambahnya.

 

Angling menilai bahwa perbaikan infrastruktur dasar tidak harus menunggu program besar atau anggaran tinggi. Ia mendorong pemerintah desa minimal melakukan perbaikan tambal-sulam atau penanganan darurat agar warga tetap bisa beraktivitas dengan aman dan layak.

 

“Jangan tunggu proyek miliaran. Perbaikan kecil pun sudah sangat membantu masyarakat. Yang penting ada itikad baik dan kesadaran bahwa jalan adalah kebutuhan vital,” ujarnya.

 

Hingga berita ini disusun, Kepala Desa Pada Asih belum memberikan tanggapan lebih lanjut terkait kritik keras tersebut. Sementara itu, warga berharap pemerintah desa segera mengambil langkah nyata dan tidak berkutat pada alasan-alasan yang justru memperburuk kepercayaan publik.

Berita Terkait

Perempuan Berdaya, Keluarga Sejahtera: Catatan Hari Ibu dari WBI Garut tentang Penguatan Peran Perempuan dalam Mendorong UMKM
Polsek Banjarwangi dan Warga Gotong Royong Bersihkan Longsor di Jalan Banjarwangi–Singajaya
Derita Penyakit Tulang Bertahun-tahun, Pemuda Garut Harapkan Bantuan Pemerintah
Redistribusi Tanah Bermasalah di Garut, FWPLG Tuding BPN Lalai dan Sarat Maladministrasi
Bazar Fair 2025 SDN 1 Karangmulya Perkuat Silaturahmi Lewat Kuliner Tradisional dan Kesenian Sunda
Sambut Libur Nataru 2026, TWA Gunung Papandayan Jadi Pilihan Utama Wisata Keluarga
Konfercab VI PDIP Tetapkan Kepengurusan Baru DPC Garut Periode 2025–2030
Pantai Sayang Heulang Garut Selatan Siap Sambut Libur Nataru 2026, Destinasi Favorit Wisata Alam Keluarga
Berita ini 89 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 22 Desember 2025 - 23:55 WIB

Perempuan Berdaya, Keluarga Sejahtera: Catatan Hari Ibu dari WBI Garut tentang Penguatan Peran Perempuan dalam Mendorong UMKM

Senin, 22 Desember 2025 - 21:42 WIB

Polsek Banjarwangi dan Warga Gotong Royong Bersihkan Longsor di Jalan Banjarwangi–Singajaya

Senin, 22 Desember 2025 - 19:54 WIB

Derita Penyakit Tulang Bertahun-tahun, Pemuda Garut Harapkan Bantuan Pemerintah

Senin, 22 Desember 2025 - 12:48 WIB

Redistribusi Tanah Bermasalah di Garut, FWPLG Tuding BPN Lalai dan Sarat Maladministrasi

Senin, 22 Desember 2025 - 10:53 WIB

Bazar Fair 2025 SDN 1 Karangmulya Perkuat Silaturahmi Lewat Kuliner Tradisional dan Kesenian Sunda

Berita Terbaru