Nusaharianmedia.com 13 Desember 2025 – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Jawa Barat menggelar Pendidikan Politik Berbasis Data sebagai bagian dari penguatan konsolidasi organisasi dan strategi pemenangan menuju Pemilu 2029. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si., Sekretaris DPD Golkar Jawa Barat Ir. MQ Iswara, serta sejumlah tokoh nasional dan daerah Partai Golkar.
Turut hadir Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Garut Dra. Hj. Euis Ida Wartiah, M.Si., Anggota DPR RI Ferdiansyah, S.E., M.M. dan H. Ade Ginanjar, S.Sos., serta Bupati Garut Dr. Ir. H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng., IPU. Kegiatan ini juga diikuti anggota DPR RI, DPRD Provinsi Jawa Barat, DPRD kabupaten/kota, serta para kepala daerah dari berbagai wilayah di Jawa Barat.

Ketua DPD Golkar Jabar TB Ace Hasan Syadzily menyampaikan bahwa pendidikan politik berbasis data ini diikuti peserta dari daerah pemilihan Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, hingga Kabupaten Bandung Barat.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah agar seluruh kader Partai Golkar yang telah dipercaya rakyat, baik sebagai anggota legislatif maupun eksekutif, memahami secara utuh program Asta Cita Presiden Republik Indonesia,” ujar Ace.
Ace menegaskan, sebagai partai yang menjadi bagian dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Partai Golkar berkomitmen penuh untuk mendukung dan menyukseskan program Asta Cita, khususnya di Jawa Barat melalui kebijakan dan kerja nyata seluruh elemen partai.
“Dukungan tersebut merupakan penguatan doktrin karya-kekaryaan Partai Golkar. Siapa pun yang memimpin pemerintahan, selama tujuannya untuk kesejahteraan rakyat, Golkar akan berada di garis terdepan mendukungnya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ace menjelaskan bahwa pendidikan politik ini juga diarahkan untuk menjaga basis kemenangan Partai Golkar di setiap daerah pemilihan, sekaligus memetakan potensi suara baru di luar basis tradisional partai.
“Pendekatan yang digunakan saat ini adalah pendekatan berbasis data. Dengan data yang kuat, kita dapat menentukan wilayah dan segmen masyarakat yang menjadi sasaran penambahan suara dan kursi pada Pemilu 2029,” katanya.
Terkait keterlibatan pihak eksternal, Ace menyebut fokus utama kegiatan ini tetap pada penguatan internal kader. Namun, Golkar juga menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan pakar politik untuk memberikan gambaran tantangan politik ke depan serta masukan strategis bagi pemenangan partai.
Menanggapi wacana perubahan sistem pemilihan kepala daerah, Ace Hasan menyampaikan bahwa Partai Golkar mengusulkan opsi pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Menurutnya, sistem pemilihan langsung selama ini masih dihadapkan pada persoalan politik uang dan tingginya biaya politik yang berpotensi mendorong terjadinya korupsi.
“Kami terus mengkaji sistem yang paling mencerminkan semangat demokrasi Pancasila dan membawa kemaslahatan bagi rakyat,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat MQ Iswara menyampaikan bahwa Kabupaten Garut menjadi daerah terakhir dalam rangkaian konsolidasi yang telah menjangkau empat wilayah besar di Jawa Barat.
“Alhamdulillah, kami telah berkeliling ke empat wilayah dan Garut menjadi daerah terakhir yang dikunjungi. Total 27 kabupaten/kota sudah kami datangi untuk menyerap langsung masukan dari ketua PK, anggota Fraksi Partai Golkar DPRD, serta para pengurus,” ujarnya.
Menurut Iswara, konsolidasi tersebut menjadi langkah strategis dalam penyusunan peta jalan (roadmap) kemenangan Partai Golkar pada Pemilu 2029. Konsolidasi menyeluruh dilakukan untuk memperkuat struktur organisasi sekaligus mengoptimalkan kerja politik yang berbasis data dan kebutuhan riil masyarakat.
Saat ini, Partai Golkar tercatat sebagai partai dengan perolehan kursi DPRD kabupaten/kota terbanyak di Jawa Barat, yakni 208 kursi. Sementara di DPRD Provinsi Jawa Barat, Golkar menempati posisi kedua dengan 19 kursi, di bawah Partai Gerindra yang meraih 20 kursi.
“Kami ingin mempertahankan capaian ini dan ke depan meningkatkan kembali perolehan kursi,” tegasnya.
Menanggapi dinamika politik daerah, termasuk isu figur kepala daerah, Iswara menegaskan bahwa Partai Golkar merupakan partai yang matang dan tidak bergantung pada satu tokoh tertentu.
“Golkar bukan partai yang sentralistik pada satu orang. Tidak ada pemilik Partai Golkar. Keberhasilan partai ditentukan oleh kerja kolektif seluruh kader, baik di tingkat DPRD kabupaten/kota, provinsi, maupun DPR RI,” jelasnya.
Ia menambahkan, mekanisme pencalonan kepala daerah di Partai Golkar dilakukan secara objektif melalui survei berjenjang. Penetapan calon didasarkan pada tren elektabilitas yang terukur dan diputuskan melalui mekanisme partai hingga tingkat ketua umum.
Menatap Pemilu 2029, Golkar Jawa Barat akan melanjutkan konsolidasi dengan fokus pada penguatan peran anggota legislatif terpilih. Seluruh anggota Fraksi Partai Golkar DPRD diminta untuk menjaga dan merawat basis pemilih di daerah pemilihan masing-masing.
“Anggota fraksi wajib merawat pemilihnya sekaligus menambah suara melalui kerja nyata untuk masyarakat, seperti bakti sosial, bantuan kepada warga yang membutuhkan, bazar murah, pembagian sembako, hingga pengobatan gratis,” pungkasnya.
Dengan konsolidasi yang berkelanjutan dan berbasis data, Partai Golkar Jawa Barat optimistis mampu memperkuat posisinya dan meraih hasil yang lebih baik pada Pemilu 2029 mendatang. (Hilman)







