Garut,Nusaharianmedia.com – Dua orang warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengaku mengalami kekecewaan mendalam usai menjalani pengobatan kejantanan di Sukabumi. Mereka menduga telah menjadi korban penipuan setelah membayar biaya pengobatan yang terbilang mahal, namun hasil yang dijanjikan tak kunjung terasa.
Kedua warga tersebut berinisial Pj dan Eg, mendatangi tempat praktik seorang terapis bernama Haji Otong yang berlokasi di Sukabumi pada Rabu, 22 Mei 2025, sekitar pukul 19.00 WIB. Mereka mengikuti terapi yang diklaim mampu memberikan perubahan besar dan permanen hanya dalam satu kali pengobatan.
Pj dan Eg mengaku awalnya tergiur dengan promosi yang disampaikan oleh pihak terapis. “Kami dijanjikan pengobatan cukup sekali, dengan biaya Rp2 juta per orang, akan langsung terasa perbedaannya, katanya permanen,” ujar Pj saat diwawancarai pada Jum’at (02/05/2025).
Namun, harapan itu seketika pupus setelah mereka menjalani pengobatan. Menurut Pj tidak ada reaksi ataupun perubahan signifikan setelah terapi selesai.
“Tidak ada reaksi sama sekali, seperti tidak diterapi,” malah kami berdua setelah terus menerus konsultasi, pihak pengobatan justru berbelit-belit jawabannya dan kami diminta beli obat terus jelasnya dengan nada kecewa.
Setelah merasa tidak ada hasil, Pj mencoba mengajukan komplain kepada pihak terapis. Namun, keluhan itu tidak mendapatkan respon memuaskan. “Bukannya ditangani, malah kami disuruh beli obat tambahan lagi. Harganya juga mahal, kami merasa seperti dipaksa,” imbuhnya.
Janji Manis yang Mengecewakan
Keduanya mengaku, awalnya ia mendapatkan informasi mengenai pengobatan ini dari seseorang yang merekomendasikan Haji Otong sebagai terapis yang berpengalaman. Dengan harapan besar, ia bersama Eg rela menempuh perjalanan dari Garut ke Sukabumi dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
“Kami datang dengan niat ingin sembuh, percaya sama janjinya. Tapi ternyata hasilnya jauh dari yang dijanjikan. Malah seperti diarahkan untuk beli obat mahal lagi, padahal dari awal dijanjikan cukup sekali terapi,” ungkap Pj.
Menurutnya, kondisi ini membuat mereka merasa tertipu. Ia juga menyesalkan tidak adanya tanggung jawab dari pihak terapis untuk menjelaskan atau memberikan solusi atas keluhan mereka.
“Kami sudah keluarkan biaya, tenaga, waktu, tapi malah begini. Rasanya kecewa sekali,” katanya.
Harap Ada Penindakan
Kekecewaan Pj dan Eg kini menjadi sorotan di kalangan warga Garut, terutama di media sosial setelah keduanya membagikan pengalaman mereka. Banyak warga yang ikut menyayangkan praktik pengobatan alternatif yang dinilai tidak profesional dan berpotensi merugikan pasien.
“Kami berharap ada tindakan dari pihak berwenang, biar nggak ada korban-korban berikutnya,” ujar Pj Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih layanan pengobatan, terutama yang menjanjikan hasil instan dengan biaya mahal.
Hingga berita ini diturunkan, pihak terapis Haji Otong belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan keluhan pasien tersebut. Sementara itu, sejumlah pegiat kesehatan di Garut mengingatkan masyarakat agar mengedepankan pengobatan berbasis medis dan menghindari pengobatan yang tidak teruji secara ilmiah.
Kasus ini menambah daftar panjang aduan masyarakat terkait praktik pengobatan alternatif yang dianggap menyesatkan.
Diharapkan aparat terkait dapat segera turun tangan untuk melakukan pengawasan dan memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat yang dirugikan. (Tim)