Kegiatan yang diprakarsai oleh masyarakat setempat ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Paas serta pendampingan langsung dari unsur TNI dan Polri setempat.
Hadir dalam kegiatan tersebut Babinsa Desa Paas Sersan Kepala Kurniawan, serta Bhabinkamtibmas Brigadir Kepala Uun Supriadi, yang turut mengangkat batu, memberikan semangat, serta menjaga koordinasi di lapangan agar kegiatan berjalan lancar dan aman.
Kades Kenal: Ini Bentuk Kesadaran Kolektif Masyarakat
Kepala Desa Paas,Jenal, yang turun langsung ke lokasi, menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya atas inisiatif serta semangat kolektif warganya.
“Saya melihat langsung bagaimana warga dengan sukarela mengangkut batu, menata bronjong, dan bekerja sama tanpa pamrih. Ini bukan hanya upaya fisik mencegah longsor, tetapi juga bentuk nyata dari kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga kampungnya,” ujar Jenal.
Menurutnya, Sungai Cikaso memiliki potensi ancaman serius, terutama saat musim hujan dengan debit air tinggi. Beberapa titik di sekitar RW 10 memang rawan terjadi pergerakan tanah, dan jika dibiarkan, bisa berdampak pada keselamatan warga serta kerusakan infrastruktur.
“Upaya seperti ini harus menjadi contoh untuk RW lain di Desa Paas. Kami dari pemerintah desa siap mendukung dari sisi anggaran, logistik, hingga tenaga pendampingan,” tambahnya.
Semangat Gotong Royong Jadi Kekuatan Utama
Kegiatan gotong royong dimulai sejak pagi hari. Warga dari berbagai lapisan usia mulai dari pemuda, bapak-bapak, hingga tokoh masyarakat ikut ambil bagian. Mereka bergantian mengangkut batu dari sekitar lokasi dan menyusunnya ke dalam kawat bronjong yang telah dipersiapkan.
Babinsa Desa Paas, Sersan Kepala (Serka) Kurniawan, menyebutkan bahwa semangat gotong royong warga merupakan modal sosial yang sangat berharga.
“Ini bukti nyata bahwa masyarakat bisa menjadi garda terdepan dalam mitigasi bencana. Kami dari TNI hadir untuk mendampingi, memberi semangat, dan memastikan bahwa kegiatan ini berjalan sesuai rencana,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Brigadir Kepala (Bripka) Uun Supriadi selaku Bhabinkamtibmas. Ia menambahkan bahwa keterlibatan aparat dalam kegiatan warga bukan hanya dalam konteks pengamanan, tetapi juga sebagai mitra kerja masyarakat.
“Kami ingin hadir di tengah masyarakat, bukan hanya saat ada masalah, tetapi juga saat ada solusi. Dan hari ini, solusinya adalah gotong royong,” katanya.
Bronjong Sebagai Langkah Awal Pencegahan
Pemasangan bronjong dilakukan pada titik-titik strategis di pinggiran Sungai Cikaso yang mengalami erosi. Proses pemasangan dilakukan secara manual, menggunakan batu-batu besar yang disusun ke dalam jaring kawat. Tujuan utama pemasangan ini adalah untuk memperkuat struktur tebing sungai agar tidak mudah runtuh saat debit air meningkat.
Menurut Ketua RW 10 Kampung Tanegan, bronjong yang dipasang merupakan hasil swadaya murni masyarakat. Mereka patungan, mengumpulkan bahan, dan mengatur jadwal kerja bergiliran demi keselamatan bersama.
“Kalau kita tidak jaga sekarang, bisa saja nanti rumah-rumah di pinggir sungai habis terbawa longsor. Maka kami warga RW 10 sepakat bergerak sendiri, dengan harapan bisa dibantu juga oleh pemerintah ke depan,” ucapnya.
Harapan Akan Dukungan Berkelanjutan
Meski kegiatan gotong royong ini membuktikan kemampuan masyarakat untuk mandiri, Kepala Desa Jenal berharap ada perhatian berkelanjutan dari Pemerintah Kabupaten Garut, khususnya melalui dinas terkait seperti BPBD dan Dinas PUPR.
“Kami siap bersinergi. Tapi tentu harapan kami, ke depan ada program bronjongisasi atau penguatan tebing sungai yang difasilitasi langsung oleh pemerintah daerah,” kata Kenal menutup keterangannya.
Dengan semangat gotong royong yang terus hidup di tengah masyarakat dan didukung oleh pemimpin desa yang responsif, warga RW 10 Kampung Tanegan kini telah mengambil langkah penting dalam menjaga keselamatan lingkungan mereka. (Red)