Keindahan tersebut berhasil menarik hati Edih, seorang warga Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang belum lama ini memutuskan menghabiskan waktu libur panjang bersama keluarga di salah satu pantai eksotis wilayah tersebut.
Dalam perbincangan dengan media, Edih berbagi cerita tentang perjalanan dan pengalaman liburannya yang penuh kesan. Meski harus menempuh perjalanan yang cukup menantang, Edih mengaku tidak sedikit pun menyesal.
“Kami berangkat pagi-pagi. Awalnya agak ragu karena katanya jalannya berkelok dan menanjak, tapi begitu kami tempuh, ternyata benar, medannya lumayan ekstrem,” tuturnya sambil tersenyum saat di wawancarai awak media melalui sambungan Whatsapp miliknya.Minggu, (11/05/2025).
Menurutnya, kondisi jalan menuju pantai di Garut Selatan memang masih membutuhkan perhatian, terutama di beberapa titik yang berlubang dan rawan longsor saat musim hujan. Namun, bagi Edih, semua itu justru menambah nilai petualangan dalam perjalanan mereka.
“Setiap belokan dan tanjakan justru memberikan sensasi tersendiri. Apalagi, di sepanjang jalan, kami disuguhi pemandangan hijau perbukitan dan lembah yang luar biasa indah. Sangat alami dan menyegarkan mata,” tambahnya.
Sesampainya di lokasi, seluruh lelah perjalanan seolah terbayar lunas. Pantai yang mereka tuju tampak tenang dan bersih. Ombak yang menggulung perlahan menyapa kaki anak-anak Edih yang langsung berlarian di atas pasir. Tidak sedikit wisatawan lain yang juga tampak menikmati suasana. Ada yang berenang, berfoto, hingga sekadar duduk menikmati bekal sambil menatap horizon biru.
“Istri saya sangat senang. Dia bilang udara di sini bersih dan bikin rileks. Anak-anak pun seperti tak kehabisan energi bermain air dan pasir. Kami sekeluarga benar-benar menikmati momen ini,” ujar Edih dengan mata berbinar.
Edih menuturkan, mereka membawa bekal dari rumah sebagai persiapan. Hal ini dilakukan karena di beberapa lokasi wisata pantai, fasilitas umum seperti warung makan atau toilet masih terbatas.
Namun, hal itu tidak mengurangi antusiasme mereka dalam menikmati liburan. Bahkan, Edih sempat mengabadikan beberapa momen berharga dalam foto dan video yang ia simpan sebagai kenang-kenangan.
Selain itu, Edih juga mengungkapkan kekagumannya terhadap potensi wisata di Garut Selatan. “Tempat ini luar biasa. Sayang sekali kalau tidak dikembangkan lebih serius. Keindahannya bisa sejajar dengan pantai-pantai terkenal di daerah lain, asalkan didukung dengan infrastruktur yang memadai,” katanya.
Ia berharap, ke depan, pemerintah daerah bersama pihak terkait bisa lebih fokus dalam membenahi akses jalan dan memperkuat fasilitas pendukung wisata di kawasan tersebut.
“Kalau jalannya mulus dan aksesnya mudah, saya yakin banyak yang akan datang. Ini bisa berdampak positif juga untuk warga sekitar karena ekonomi akan ikut bergerak,” imbuhnya.
Pantai Sayang Heulang, Santolo, dan Rancabuaya merupakan beberapa nama yang kerap disebut-sebut sebagai mutiara tersembunyi Garut Selatan. Lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota membuatnya masih terjaga dari hiruk-pikuk dan sentuhan modernisasi berlebih. Justru di situlah kelebihannya: alami, tenang, dan penuh ketenangan.
Kisah Edih dan keluarganya menjadi gambaran nyata bahwa meskipun perjalanan menuju pantai-pantai Garut Selatan belum sepenuhnya ideal, namun pesona dan ketenangan yang ditawarkan tetap mampu menyihir para wisatawan.
Menurutnya,liburan ini bukan semata tentang destinasi, tapi juga tentang perjalanan, kebersamaan, dan kenangan yang tercipta.
“Bagi saya, ini bukan hanya perjalanan wisata. Ini adalah momen yang akan kami ingat lama. Anak-anak pasti akan terus mengenangnya, dan kami akan datang lagi, mungkin dengan keluarga besar,” tutup Edih dengan harapan yang mengalir hangat. (DIX)