Operasi Lodaya 2025 Bongkar Realita Lalu Lintas di Garut: Helm Masih Diabaikan, Knalpot Brong Menggila

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 18 Juli 2025 - 10:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut,Nusaharianmedia.com – Di tengah sorotan terhadap meningkatnya kecelakaan lalu lintas di sejumlah daerah, Polres Garut melalui Satlantas terus bergerak dalam menjalankan Operasi Lodaya 2025. Memasuki hari kelima pelaksanaan, Jumat (18/07/2025), wajah kelam lalu lintas Garut kembali terbuka lebar di kawasan strategis Bunderan Tarogong Kaler, Jalan Otto Iskandardinata.

Di titik itulah, pelanggaran demi pelanggaran bermunculan, seakan menjadi bukti telanjang bahwa kesadaran berlalu lintas masih sebatas slogan.

Operasi ini digelar dengan metode hunting system, di mana petugas tidak hanya menunggu pelanggar di pos, melainkan aktif menyisir jalanan, mengejar, dan menindak langsung pelanggaran yang terjadi secara kasat mata.

Dipimpin langsung oleh Kanit Turjagawali Satlantas Polres Garut, IPDA Ade Sulaeman, kegiatan razia kali ini kembali menegaskan bahwa dua jenis pelanggaran paling mencolok adalah:

1. Pengendara motor yang tidak memakai helm, khususnya penumpang di belakang yang kerap luput dari kesadaran keselamatan.

2. Penggunaan knalpot brong atau tidak standar, yang tidak hanya melanggar spesifikasi teknis kendaraan tetapi juga menimbulkan keresahan masyarakat luas.

“Fakta di lapangan menunjukkan masih banyak warga yang abai terhadap keselamatan diri sendiri. Helm, yang seharusnya menjadi pelindung utama di jalan, malah diabaikan. Bahkan penumpang belakang seringkali dianggap tak penting pakai helm, padahal risikonya sama besar,” ujar IPDA Ade saat diwawancara di lokasi razia.

Tak hanya helm, suara raungan knalpot brong pun menghiasi operasi ini. Bukan cuma menggangu kenyamanan pengguna jalan lain, jenis knalpot ini juga memperburuk citra ketertiban lalu lintas di Garut. Bahkan dalam beberapa kasus, penggunaan knalpot brong digunakan sebagai “identitas kelompok”, bukan untuk kebutuhan teknis.

“Knalpot brong sudah jadi musuh masyarakat. Banyak warga yang mengeluh, terutama malam hari saat suara bising mengganggu istirahat. Ini bukan sekadar pelanggaran teknis, tapi sudah menyentuh aspek psikologis masyarakat,” lanjutnya.

Penindakan: Antara Teknologi dan Ketegasan Manual

Dalam Operasi Lodaya 2025, penindakan pelanggaran dilakukan dengan dua pendekatan:

ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) diberlakukan untuk pelanggaran administratif, seperti tidak memakai helm, tidak membawa SIM/STNK, serta pelanggaran marka dan lampu lalu lintas.

Untuk pelanggaran knalpot brong, penindakan masih dilakukan secara manual, karena sistem ETLE belum memiliki sensor akustik atau kemampuan mengenali modifikasi suara kendaraan.


“Sampai saat ini, pelanggaran knalpot belum bisa ditindak lewat kamera ETLE. Maka dari itu, kami masih mengandalkan patroli manual dan penindakan langsung,” jelas IPDA Ade.

Cermin Budaya Lalu Lintas yang Masih Gagal

Meski berbagai kampanye keselamatan sudah digalakkan bertahun-tahun, kenyataannya masih banyak pengendara yang menyepelekan keselamatan. Mirisnya, sebagian besar pelanggar yang terjaring justru adalah remaja dan pelajar, yang menganggap atribut keselamatan seperti helm atau knalpot standar bukanlah prioritas.

“Kalau ditanya, banyak dari mereka tidak paham fungsi helm, dan lebih mementingkan gaya. Padahal, satu benturan kepala di aspal bisa merenggut nyawa dalam hitungan detik,” tegasnya.

Di lokasi, beberapa pelanggar bahkan sempat berkelit. Seorang remaja yang tertangkap karena tidak memakai helm, mengaku terburu-buru berangkat ke sekolah. Sementara seorang pemuda yang kedapatan menggunakan knalpot brong berdalih bahwa suara bisingnya “lebih keren”.

“Saya nggak nyangka bakal ditilang. Biasa juga lewat sini nggak ditindak,” ujar pelanggar tersebut yang enggan disebut namanya, sembari menunjukkan STNK-nya.

Komitmen untuk Transparansi dan Evaluasi

Pihak Satlantas Polres Garut memastikan akan merilis data total pelanggaran setelah operasi berakhir. Setiap harinya, jumlah pelanggaran dicatat dan direkap sebagai bahan evaluasi kebijakan lalu lintas ke depan.

“Kami ingin transparan. Nanti setelah operasi selesai, semua data pelanggaran akan kami sampaikan. Bukan untuk menghukum, tapi untuk membuka mata semua pihak bahwa lalu lintas bukan main-main,” ungkap IPDA Ade.

Harapan: Jalanan yang Tertib, Bukan Medan Kebisingan

Operasi Lodaya 2025 akan terus dilaksanakan di berbagai titik strategis di Garut hingga beberapa hari ke depan. Satlantas berharap, operasi ini bukan hanya menjadi ajang penindakan, melainkan juga gerakan edukasi massal yang menyentuh kesadaran masyarakat.

“Kami tidak bisa sendirian. Semua harus berperan. Gunakan helm, jangan pakai knalpot brong, dan patuhi aturan. Jalan bukan tempat uji nyali atau ugal-ugalan. Di balik setang motor, ada tanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain,” pungkas IPDA Ade.

Razia demi razia mungkin hanya berlangsung beberapa hari, namun budaya keselamatan adalah pekerjaan panjang yang membutuhkan komitmen semua pihak. Jalanan Garut, seperti banyak daerah lain, tidak kekurangan peraturan yang kurang adalah kesadaran dan kedisiplinan. Operasi Lodaya 2025 telah memotret kenyataan itu dengan sangat jelas.

Kini tinggal pertanyaannya: akankah masyarakat belajar dari setiap bunyi tilang, atau akan terus menunggu tragedi untuk berubah? (DIX)
Baca Juga :  Tim Patroli Sat Samapta Polres Garut Kembali Amankan Pemuda yang Terlibat Aksi Perang Sarung

Berita Terkait

Polsek Pasirwangi dan Desa Pasirkiamis Gelar Apel Gabungan KRYD dan Patroli Lintas Sektoral
Ketua DPC PERADI Syam Yosef, SH., MH., Syam Yosef: Perda Bantuan Hukum, Tonggak Akses Keadilan di Era Bupati Syakur – Putri
Andres Rakyat Garut Peduli. Soroti ketidaktransparanan Dana KORPRI Garut
Rendy Destra: Rapimda Berjalan Lancar Meski Penuh Dinamika, Agil Syahrizal Diusung Melalui Proses Demokratis
Sekdes Mekarjaya Aktif Salurkan Bantuan Beras dan Kawal Program Pembinaan Desa
Polsek Banjarwangi Cek TKP Longsor yang Menimpa Rumah Warga
Dedi Rudiana, Kepala Desa yang Menginspirasi: Masyarakat Cikelet Nobatkan Kades Cigadog sebagai Teladan Kepemimpinan
Pemdes Situsari Gelar Pencermatan RPJMDes dan Evaluasi RKPDes 2025: Landasan Strategis Menuju Pembangunan Desa yang Lebih Responsif dan Terarah
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 23:30 WIB

Polsek Pasirwangi dan Desa Pasirkiamis Gelar Apel Gabungan KRYD dan Patroli Lintas Sektoral

Kamis, 7 Agustus 2025 - 15:14 WIB

Ketua DPC PERADI Syam Yosef, SH., MH., Syam Yosef: Perda Bantuan Hukum, Tonggak Akses Keadilan di Era Bupati Syakur – Putri

Senin, 4 Agustus 2025 - 19:31 WIB

Andres Rakyat Garut Peduli. Soroti ketidaktransparanan Dana KORPRI Garut

Senin, 4 Agustus 2025 - 15:34 WIB

Rendy Destra: Rapimda Berjalan Lancar Meski Penuh Dinamika, Agil Syahrizal Diusung Melalui Proses Demokratis

Senin, 4 Agustus 2025 - 13:52 WIB

Sekdes Mekarjaya Aktif Salurkan Bantuan Beras dan Kawal Program Pembinaan Desa

Berita Terbaru