Dilantik melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) pada Sabtu (26/07/2025) di Sekretariat DPD Golkar Kabupaten Garut, Jalan Ahmad Yani, Suprih hadir sebagai representasi regenerasi politik Golkar yang tidak sekadar simbolik, tetapi berbasis pada kapasitas, integritas, dan visi kerakyatan.
Pelantikan ini dihadiri oleh jajaran pengurus DPD Golkar Garut, tokoh-tokoh senior partai, para ketua organisasi sayap dan underbow, serta simpatisan dari berbagai kecamatan. Momentum tersebut bukan sekadar pergantian kepemimpinan, tetapi juga penanda serius bahwa Partai Golkar mulai menata kembali mesin organisasinya dari bawah dari Garut.
Suprih Rozikin: “MKGR Harus Hadir Sebelum Pemilu, dan Tetap Hidup Setelahnya”
Dalam pidato pelantikannya, Suprih Rozikin menegaskan bahwa dirinya tidak akan menjadikan MKGR sekadar alat bantu kampanye atau organisasi tempelan saat pesta demokrasi mendekat. Ia ingin MKGR hidup sebagai organisasi kader yang aktif, responsif, dan menyatu dengan denyut kehidupan masyarakat.
“Kita tidak mau lagi ada sayap partai yang hanya hidup tiga bulan menjelang pemilu, lalu mati setelahnya. MKGR harus menjadi alat pergerakan sosial-politik yang nyata, yang bisa menjembatani suara rakyat ke ruang kebijakan,” ujar Suprih dengan tegas.
Lebih lanjut, ia membeberkan rencana jangka pendek dan menengah, yang mencakup konsolidasi struktur MKGR hingga ke tingkat desa, pelatihan kewirausahaan bagi anak muda, penguatan posisi perempuan dalam politik, serta pengorganisasian kegiatan sosial seperti layanan kesehatan gratis dan advokasi warga.
Euis Ida Wartiah: “Ini Jalan Panjang Kemenangan, Dimulai dari Konsolidasi Sayap”
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Garut, Euis Ida Wartiah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelantikan Suprih bukan keputusan pragmatis, melainkan bagian dari rencana strategis partai dalam menyiapkan kemenangan di 2029 dan 2030.
“Kami sadar, kemenangan hari ini tidak lagi ditentukan hanya oleh elit di atas, tapi oleh gerakan di bawah. MKGR adalah ‘anak kandung’ Golkar yang harus dirawat dengan cinta, disiapkan dengan disiplin, dan diberdayakan dengan arah yang benar,” kata Euis.
Ia juga menyentil kondisi partai politik secara umum, yang kerap kali menjadikan organisasi sayap sebagai alat seremonial belaka. Menurutnya, Golkar harus menjadi pelopor perubahan cara pandang terhadap pentingnya sayap partai.
“Jangan hanya menjadikan MKGR tempat kumpul saat kampanye. Jadikan MKGR tempat kader bertumbuh, belajar, dan membangun pengaruh positif di tengah masyarakat,” tambahnya.
Dari Garut untuk Jawa Barat: Meretas Jalan Politik Kaum Muda
Kehadiran Suprih Rozikin di pucuk pimpinan MKGR Garut juga dibaca sebagai pesan kuat kepada generasi muda bahwa Partai Golkar tidak lagi eksklusif bagi politisi senior. Di tangan Suprih, MKGR diproyeksikan menjadi wadah ekspresi dan aspirasi kaum muda yang ingin berkiprah di dunia politik, namun tetap dengan basis pengabdian.
Dalam berbagai kesempatan, Suprih dikenal sebagai figur yang akrab dengan kalangan aktivis, pelaku UMKM, serta komunitas peduli lingkungan di Garut. Jejaknya di organisasi kepemudaan dan dunia advokasi menjadikannya figur yang punya jangkauan luas di luar struktur partai.
“Kami akan jadikan MKGR sebagai rumah besar bagi anak muda yang ingin berkarya tanpa harus terjebak dalam politik uang atau politik transaksional. Kami ingin ciptakan ruang politik yang sehat, cerdas, dan membumi,” ucap Suprih.
Tidak Ada Kemenangan Tanpa Struktur Kuat
Kepemimpinan baru di tubuh MKGR Garut ini diiringi pula dengan perombakan struktur internal yang lebih adaptif dan inklusif. Menurut Suprih, MKGR akan merekrut kader lintas latar belakang mulai dari pelajar, guru ngaji, petani milenial, hingga pelaku industri kreatif.
“Struktur yang hidup bukan hanya struktur yang lengkap secara nama, tapi yang aktif bekerja dan merespon kebutuhan masyarakat. Kita ingin MKGR jadi alat partisipatif politik rakyat, bukan instrumen kampanye semata,” tambahnya.
Salah satu program unggulan yang disiapkan adalah “Rumah Konsolidasi Rakyat”, semacam posko sosial-politik MKGR yang akan dibuka di tiap kecamatan untuk menjadi ruang dialog, advokasi, dan pendidikan politik warga.
2029–2030: MKGR Jadi Pilar Strategis Pemenangan Golkar
Pengamat politik lokal yang mengikuti jalannya pelantikan menilai bahwa langkah DPD Golkar Garut menghidupkan MKGR adalah cerminan keseriusan mereka dalam menyiapkan infrastruktur pemenangan jangka panjang.
“Pemilu tidak lagi bisa dimenangkan hanya dengan spanduk dan uang. Dibutuhkan kader, struktur, dan jaringan kerja yang hidup. Dan MKGR adalah salah satu kunci itu,” ujar akademisi lokal yang tak ingin disebut namanya.
Suprih juga menyebut bahwa MKGR siap menjadi ujung tombak di lapangan, baik dalam memenangkan caleg-caleg Golkar pada 2029, maupun dalam mengamankan posisi Golkar dalam Pilkada serentak 2030, termasuk pemilihan Gubernur Jawa Barat dan Bupati Garut.
Bukan Hanya Pelengkap, Tapi Penentu Arah
Dengan pelantikan Suprih Rozikin, MKGR Kabupaten Garut tengah bergerak dari pinggiran menuju pusat. Dari pelengkap menjadi penggerak. Dari sayap yang tidur menjadi motor utama pergerakan partai di level bawah.
“Kami akan mulai dari Garut. Tapi mimpi kami adalah menjadikan MKGR sebagai kekuatan nasional. Menjadi bukan hanya bagian dari partai, tetapi bagian dari solusi bangsa,” pungkas Suprih.
Kebangkitan Partai Golkar mungkin masih jadi teka-teki di banyak daerah. Tapi di Garut, isyarat itu mulai terlihat jelas dan MKGR berdiri paling depan, mengibarkan panji kerja dan pengabdian. Sementara,Ketua MKGR Jabar Bambang Hermanto dan Suprih Rozikin Mendukung Dua Periode Adies Kadir Sebagai Ketua MKGR Pusat.(DIX)







