Ketika Zakat Gagal Menyentuh Bumi: Radit Kritik Mandegnya Respon BAZNAS Terhadap Inisiatif Hijau

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 23 Mei 2025 - 17:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oplus_131072

Oplus_131072

Garut,Nusaharianmedia.com – Sudah dua tahun lamanya proposal konservasi lingkungan dari Radit, aktivis sosial dan pelestari alam asal Garut, terkatung-katung tanpa kepastian di meja BAZNAS.

Harapan untuk menjadikan zakat sebagai alat pemberdayaan berkelanjutan berubah menjadi kekecewaan mendalam, setelah semua jalur komunikasi yang ditempuh komunitasnya tak mendapat tanggapan berarti.

Radit, yang lebih dari satu dekade terlibat dalam isu-isu kemanusiaan dan lingkungan, menginisiasi program penghijauan dan konservasi air di kawasan rawan kekeringan dan kemiskinan. Lewat pendekatan komunitas, program ini bertujuan meningkatkan kesadaran lingkungan dan memperkuat daya tahan sosial ekonomi warga.

Proposal Lengkap, Respons Nol

Disusun dengan analisis kebutuhan, dukungan tokoh masyarakat, dan rincian anggaran, proposal itu diajukan ke BAZNAS sejak awal 2023. Namun hingga kini, jawaban yang diterima tak lebih dari janji tanpa bukti. Berbagai upaya, dari surat elektronik hingga kunjungan langsung ke kantor BAZNAS, berakhir tanpa kejelasan.

“Janji ‘sedang diproses’ terdengar seperti mantra penunda. Tapi kenyataannya kami tidak pernah diberi tanggapan resmi,” ujar Radit saat diwawancara di lokasi penghijauan komunitasnya di Cibiuk, Jum’at (23/05/2025).

Baru Bergerak Setelah Viral

Perhatian publik baru terbangun setelah seorang anggota DPRD Garut menyinggung persoalan ini dalam forum terbuka dan ramai diperbincangkan di media sosial. BAZNAS pun mengirim tim survei, namun bagi Radit, langkah tersebut tampak lebih sebagai upaya meredam sorotan daripada komitmen sesungguhnya.

“Apakah semua harus viral dulu baru diperhatikan? Bagaimana dengan ratusan proposal lain yang diam di laci?” tanyanya.

Paradigma Zakat yang Perlu Diubah

Radit menyoroti pemahaman zakat yang masih terjebak dalam pola bantuan konsumtif. Menurutnya, potensi zakat sebagai investasi sosial jauh lebih besar. Ia menekankan, dukungan terhadap program pemberdayaan lingkungan bukan hanya solusi ekologis, tapi juga sosial.

“Menanam pohon dan mengelola air adalah cara membangun keberdayaan. Zakat seharusnya menjadi fondasi perubahan, bukan sekadar karitatif,” tegasnya.

Birokrasi: Dinding yang Membungkam Aspirasi

Sistem birokrasi yang kaku dan tertutup, menurut Radit, menjadi penghalang utama bagi masyarakat yang ingin berkontribusi. Minimnya transparansi dan lambannya proses menyulitkan inisiatif-inisiatif akar rumput untuk berkembang.

“Banyak warga punya ide brilian, tapi pupus karena sistem tak memberi ruang. Ini bukan soal bantuan, ini soal akses dan keadilan,” katanya.

Masih Menanti, Tetap Menanam Harapan

Kekecewaan tak membuat Radit menyerah. Ia berharap situasi ini menjadi pintu bagi reformasi kelembagaan di tubuh BAZNAS dan lembaga zakat lainnya menuju sistem yang lebih inklusif, transparan, dan responsif.

“Saya tidak mencari perlakuan istimewa, saya hanya menuntut keadilan bagi siapa saja yang ingin membangun,” pungkasnya.

Sambil menunggu kabar dari BAZNAS, Radit dan komunitasnya terus bergerak. Mereka menanam bibit, bukan hanya untuk menghijaukan lahan, tapi juga untuk menyemai harapan: bahwa zakat suatu hari nanti benar-benar menyentuh akar persoalan. (Red)
Baca Juga :  Mandraguna dan Pemkab Lampung Selatan Berkolaborasi Tingkatkan Ketahanan Pangan dengan Pupuk Organik

Berita Terkait

Peduli dan Berbagi di Hari Bhayangkara Ke-79, Polsek Cisompet Gelar Bakti Sosial untuk Masyarakat
Semangat Solidaritas! Turnamen Mini Soccer Antar Satker Polres Garut Semarakkan Hari Bhayangkara Ke-79
“Pembangunan yang Dikhianati”: Aktivis Muda Iwan Setiawan, Ungkap Permainan BankeDes di Garut
Polres Garut Amankan Pelaku Pencurian Sepeda Motor di Muarasanding
Ketika “Kota Santri” Berubah Jadi Kota Sunyi: GAM Tuntut Kepemimpinan Tegas di Tengah Krisis Moral
Polsek Garut Kota Amankan Satu Pelaku Pencurian di Sekitar Pendopo Alun-Alun Garut
Upacara Ziarah dan Tabur Bunga HUT Bhayangkara Ke-79, Polres Garut Kenang Jasa Para Pahlawan
KHDPK: Jalan Baru Menuju Kedaulatan Desa atas Hutan dan Masa Depan Bangsa
Berita ini 19 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 15:58 WIB

Peduli dan Berbagi di Hari Bhayangkara Ke-79, Polsek Cisompet Gelar Bakti Sosial untuk Masyarakat

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:00 WIB

Semangat Solidaritas! Turnamen Mini Soccer Antar Satker Polres Garut Semarakkan Hari Bhayangkara Ke-79

Senin, 23 Juni 2025 - 21:27 WIB

“Pembangunan yang Dikhianati”: Aktivis Muda Iwan Setiawan, Ungkap Permainan BankeDes di Garut

Senin, 23 Juni 2025 - 16:54 WIB

Polres Garut Amankan Pelaku Pencurian Sepeda Motor di Muarasanding

Senin, 23 Juni 2025 - 13:55 WIB

Ketika “Kota Santri” Berubah Jadi Kota Sunyi: GAM Tuntut Kepemimpinan Tegas di Tengah Krisis Moral

Berita Terbaru

Hukum & Kriminal

Polres Garut Amankan Pelaku Pencurian Sepeda Motor di Muarasanding

Senin, 23 Jun 2025 - 16:54 WIB