“Nestapa di Tengah Kemajuan: Juju Juariah dan Ironi Pembangunan Garut”

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 19 April 2025 - 10:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut, Nusaharianmedia.com – Di balik deretan rumah permanen Perumahan Jati Putra Asri, Blok A2 Nomor 18, Desa Cibunar, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, tersembunyi satu cerita getir yang tak pernah masuk dalam wacana besar pembangunan: kisah Juju Juariah (51), perempuan paruh baya yang hidup dalam rumah nyaris roboh bersama putrinya.

Atap bocor, dinding penuh retakan, dan lantai kusam menjadi saksi bisu kegigihan Juju mempertahankan hidup di tengah lingkungan yang terlihat ‘maju’. Hunian Juju kontras dengan narasi pembangunan yang kerap digaungkan Pemerintah Daerah Garut.

“Dulu katanya saya didata, tapi setelah itu hilang kabar. Bantuan memang ada, tapi saya tak pernah jadi bagian dari itu,” ujar Juju lirih saat ditemui pada. Sabtu, (19/04/2025).

Kemajuan Fisik, Ketimpangan Sosial

Lingkungan Perumahan Jati Putra Asri secara kasat mata tampak tertata—jalan rabat beton meski rusak, penerangan jalan terpasang, dan saluran air yang masih berfungsi. Namun, rumah Juju yang reyot berdiri sebagai simbol bahwa kemajuan infrastruktur tak serta merta menjamin kesejahteraan sosial.

Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) seolah kehilangan arah. Nama Juju tak tercantum dalam daftar penerima bantuan, dari tingkat desa hingga pusat. Ia tak hanya dilupakan, tapi juga terhapus dari sistem yang seharusnya hadir untuk melindungi.

LIBAS: Sistem yang Gagal dan Tak Adil

Ketua Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (LIBAS), Tedi Sutardi, mengecam keras sistem yang abai. Baginya, kasus Juju mencerminkan kegagalan struktural.

“Bu Juju bukan korban ketidaktahuan, tapi korban dari sistem yang tidak mau melihat. Ini bukan lagi kesalahan prosedur, ini bentuk nyata dari ketidakadilan,” ujarnya.

LIBAS menemukan adanya data ganda, hingga rumah-rumah layak malah masuk sebagai penerima program. “Ini permainan. Sistem lebih mendengar koneksi daripada jeritan warga miskin,” kata Tedi tajam.

Desakan Bertindak: Nurani atau Sekadar Administrasi?

LIBAS mendesak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Garut untuk segera turun tangan. Kepala Desa Cibunar dan Camat Tarogong Kidul pun diminta untuk tidak tinggal diam.

“Bantuan sosial bukan hadiah, itu hak warga negara. Jangan remehkan penderitaan hanya karena dia diam,” lanjut Tedi. LIBAS bahkan siap mendampingi Juju secara hukum jika diperlukan.

Penyesalan Warga: Diam yang Terlambat

Warga sekitar pun mulai merasa bersalah. “Dia orangnya tertutup, kami nggak tahu kalau kondisinya separah itu. Sekarang kami menyesal, tapi mungkin sudah telat,” ucap seorang warga yang enggan disebut namanya.

Pembangunan yang Tak Boleh Membutakan

Kisah Juju Juariah adalah pengingat bahwa keberhasilan tak hanya dilihat dari beton dan aspal, tapi dari seberapa banyak manusia yang diselamatkan dari kesengsaraan. Ia adalah potret dari yang terlewat, yang tak masuk data, dan yang tak pernah dipanggil dalam musyawarah.

Selama sistem masih tertutup dan tak transparan, selama suara warga miskin diabaikan, selama itu pula pembangunan hanya jadi proyek citra.

Akhir yang Belum Tuntas

Juju tak meminta banyak. Ia hanya ingin rumah yang tak bocor dan hidup yang tak dibayangi kecemasan. Namun hingga kini, negara masih belum sungguh hadir untuknya.

Media telah mencoba menghubungi Kepala Desa Cibunar via WhatsApp, namun hingga berita ini diturunkan, belum ada respons ataupun penjelasan terkait kondisi warganya. (Eldy)

Baca Juga :  Satlantas Polres Garut Kenalkan Keselamatan Lalu Lintas Lewat Program "Polisi Sahabat Anak" Bersama TK Aisah

Berita Terkait

PDAM Garut Gandeng Grundfos,Dorong Lompatan Efisiensi Energi Demi Layanan Air yang Lebih Andal dan Ramah Lingkungan
Ahirudin Yunus Kritik Tumpulnya Pengawasan PKH: “Pendamping Desa Jangan Cuma Jadi Petugas Administrasi”
Aris Munandar: Pancasila Harus Menjadi Roh Kehidupan Bangsa,Bukan Sekedar Seremoni Tahunan
Kapolres Garut Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila
Kepala Sekolah SMK Negeri 12 Garut,Hj. Enden Lesmanawati,S.Pd.,M.Pd.: “Kami Berjuang dan Mengabdi untuk Negeri, Demi Masa Depan Anak-Anak Bangsa yang Berbudi Luhur, Berahklakul Karimah dan Menjadi Panutan di Masa Depan”
“Bekerja dari Hati untuk Negeri: Kesbangpol Garut Mantapkan Komitmen Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Polsek Cibalong Sigap Tangani Kebakaran Rumah,Tidak Ada Korban Jiwa
Truk Tronton Amblas di Depan Material Putra Mandiri,Arus Lalu Lintas Terhambat Polsek Wanaraja Bantu Evakuasi dan Laksanakan Pengaturan
Berita ini 11 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 2 Juni 2025 - 22:57 WIB

PDAM Garut Gandeng Grundfos,Dorong Lompatan Efisiensi Energi Demi Layanan Air yang Lebih Andal dan Ramah Lingkungan

Senin, 2 Juni 2025 - 22:18 WIB

Ahirudin Yunus Kritik Tumpulnya Pengawasan PKH: “Pendamping Desa Jangan Cuma Jadi Petugas Administrasi”

Senin, 2 Juni 2025 - 20:28 WIB

Aris Munandar: Pancasila Harus Menjadi Roh Kehidupan Bangsa,Bukan Sekedar Seremoni Tahunan

Senin, 2 Juni 2025 - 12:52 WIB

Kapolres Garut Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila

Senin, 2 Juni 2025 - 08:50 WIB

Kepala Sekolah SMK Negeri 12 Garut,Hj. Enden Lesmanawati,S.Pd.,M.Pd.: “Kami Berjuang dan Mengabdi untuk Negeri, Demi Masa Depan Anak-Anak Bangsa yang Berbudi Luhur, Berahklakul Karimah dan Menjadi Panutan di Masa Depan”

Berita Terbaru

Hukum & Kriminal

Kapolres Garut Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila

Senin, 2 Jun 2025 - 12:52 WIB