Garut,Nusaharianmedia.com – Aula Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, siang ini dipenuhi ratusan jamaah dari berbagai RW. Warga tampak antusias menghadiri kegiatan pengajian rutin bulanan yang telah menjadi tradisi di desa tersebut.
Kegiatan keagamaan yang digelar secara bergiliran di berbagai titik ini tidak hanya menjadi wadah ibadah, tetapi juga ajang mempererat hubungan sosial dan spiritual masyarakat.
Pengajian kali ini terasa istimewa karena menghadirkan penceramah muda dan kharismatik asal RW 01, Ustad Fajar. Sosok yang dikenal karena pendekatannya yang sejuk dan komunikatif itu menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.
Dengan gaya penyampaian yang ringan namun dalam, Ustad Fajar mengangkat tema pentingnya membangun ukhuwah (persaudaraan) di tengah keberagaman.
“Ukhuwah bukan sekadar saling sapa. Ia tumbuh dari niat baik untuk saling menjaga, saling memahami, dan saling mendoakan. Masyarakat yang kuat bukan karena jumlahnya banyak, tetapi karena hatinya terpaut satu sama lain,” ujar Ustad Fajar dalam tausiah berdurasi hampir satu jam. Kamis, (24/04/2025).
Ia mengajak masyarakat untuk terus menjaga harmoni sosial di tengah perbedaan yang ada, serta tidak mudah terpecah hanya karena perbedaan pendapat, pilihan, atau latar belakang.
Dalam ceramahnya, Ustad Fajar juga menyisipkan kisah-kisah inspiratif dari kehidupan Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya sebagai contoh nyata pentingnya persaudaraan dalam Islam.
Kepala Desa Sukabakti, Wawan Gunawan, yang turut hadir dan memberikan sambutan, mengapresiasi penyelenggaraan pengajian ini. Ia menilai kegiatan ini bukan hanya penting secara spiritual, tetapi juga strategis dalam membangun kekompakan dan kebersamaan antarwarga.
“Kami melihat pengajian rutin ini sebagai media pembangunan karakter warga desa. Melalui pengajian, masyarakat tak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga kepada sesama manusia. Ini sangat penting dalam menjaga kondusivitas dan solidaritas sosial di lingkungan kita,” ujar Wawan Gunawan.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah desa akan terus mendukung kegiatan serupa, baik melalui dukungan anggaran maupun fasilitas. Menurutnya, keberadaan tokoh-tokoh agama lokal seperti Ustad Fajar menjadi aset penting dalam membina generasi muda yang berakhlak dan berjiwa sosial.
Kegiatan pengajian malam itu diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh perwakilan remaja masjid, kemudian dilanjutkan dengan tausiah, dzikir bersama, serta doa untuk keselamatan desa dan kesejahteraan masyarakat.
Suasana berlangsung khidmat, namun penuh kehangatan. Setelah acara, para warga terlihat saling bersalaman dan bercengkrama, mencerminkan nilai kekeluargaan yang terus terpelihara.
Bagi masyarakat Desa Sukabakti, pengajian rutin bukan sekadar kegiatan ibadah. Ia telah menjadi jembatan sosial, ruang diskusi keagamaan, dan wadah bertukar pikiran yang memperkuat semangat gotong royong serta kebersamaan.
Kegiatan ini dijadwalkan terus berlanjut setiap bulannya, dengan lokasi dan penceramah yang bergilir dari tiap RW, agar semangat keagamaan dan persaudaraan dapat merata di seluruh wilayah desa.
Dengan komitmen kolektif dari pemerintah desa, tokoh agama, dan seluruh elemen masyarakat, Desa Sukabakti terus melangkah menjadi desa yang religius, harmonis, dan penuh kepedulian sosial. (Eldy)