Rawink Rantik : Membedah Makna Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Masehi

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 31 Desember 2024 - 15:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut,Nusaharianmedia.com – Praktisi budaya,agama dan Aktivis Rawink Rantik, memberikan pandangannya tentang perbedaan mendasar dan filosofi antara Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Masehi. Menurutnya, kedua peringatan ini tidak hanya mencerminkan sistem penanggalan yang berbeda, tetapi juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Tahun Baru Islam: Momentum Hijrah yang Sarat Makna

Rawink menjelaskan bahwa Tahun Baru Islam, yang dimulai dari 1 Muharram, berakar pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Hijrah, kata Rawink, bukan sekadar perpindahan fisik, tetapi juga perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.

“Momentum ini mengajarkan kita untuk melakukan evaluasi diri dan berupaya lebih dekat dengan nilai-nilai spiritual. Tahun Baru Islam bukan sekadar peringatan seremonial, melainkan ajakan untuk berhijrah secara pribadi dan sosial,” ujar Rawink dalam sebuah diskusi di Garut. Selasa,(31/12/2024).

Ia juga menambahkan bahwa peringatan Tahun Baru Islam biasanya diisi dengan kegiatan religius seperti pengajian, doa bersama, dan aksi sosial. Hal ini mencerminkan nuansa keberagamaan yang kuat dalam tradisi Islam.

Tahun Baru Masehi: Refleksi Kehidupan Universal

Sementara itu, Rawink melihat Tahun Baru Masehi sebagai perayaan yang lebih universal. Berakar dari kalender Gregorian, momen ini banyak dirayakan dengan pesta, kembang api, dan berbagai hiburan. Namun, Rawink menekankan bahwa di balik kemeriahan tersebut, ada pesan penting yang dapat diambil.

“Tahun Baru Masehi adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan perjalanan hidup selama satu tahun terakhir. Ini adalah momen untuk menyusun resolusi baru, tidak hanya dalam urusan duniawi tetapi juga dalam hal kemanusiaan,” jelas Rawink.

Menurutnya, meskipun sifatnya sekuler, Tahun Baru Masehi tetap dapat diisi dengan hal-hal yang bermakna, seperti mendekatkan diri dengan keluarga atau melakukan kegiatan sosial.

Harmoni dalam Perbedaan
Rawink juga menyoroti bagaimana masyarakat Indonesia yang pluralis mampu merayakan kedua tahun baru ini secara berdampingan. Baginya, ini adalah bukti bahwa nilai-nilai keberagaman dapat hidup harmonis.

“Baik Tahun Baru Islam maupun Tahun Baru Masehi, keduanya mengajarkan kita untuk menjadi lebih baik, meski dalam pendekatan yang berbeda. Inilah yang harus kita jadikan inspirasi, yaitu membangun kehidupan yang seimbang antara duniawi dan spiritual,” pungkas Rawink.

Dengan semangat hijrah dan refleksi, Rawink mengajak masyarakat untuk menyambut tahun baru, baik Islam maupun Masehi, dengan penuh harapan dan langkah nyata menuju kebaikan. (DIX)

Baca Juga :  Bangkitkan Ekonomi Lewat Cafe 10,2 Wakil Ketua DPRD Garut Ayi Suryana SE: Kami Berikan Apresiasi Kepada Kapolres Garut

Berita Terkait

Pelantikan Fatayat NU Garut, Imas Aan Ubudiah: Perempuan NU Harus Jadi Motor Perubahan
SDN 1 Karangmulya Tampilkan Seni Angklung Memukau Di Resepsi HUT PGRI ke-80 Kecamatan Karangpawitan
Reuni Akbar 212: Manifestasi Kekuatan dan Soliditas Umat Islam Indonesia
Qeesyam, Bintang Cilik Sanggar RC Community Harumkan Nama Garut Lewat Tari Jaipong
Pembina Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, H. Rudi Gunawan, S.H., M.H., M.P.: Film Dokumenter “Gunung Nagara” Jadi Langkah Konkret Pelestarian Tradisi, Budaya, dan Sejarah Garut
Brigade PII Garut Gelar Seminar Lingkungan dan Kebencanaan serta Buka Green Leadership Camp 2025
Keadilan Akhirnya Datang: 2.079 Buruh Eks PT Danbi Menang Gugatan Actio Pauliana, Aset Rp16 Miliar Kembali untuk Pekerja
Piala Gubernur Liga 4 KDM : Sepak Bola Hidupkan Semangat Olahraga dan Ekonomi Warga Hingga ke Desa
Berita ini 30 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 7 Desember 2025 - 23:14 WIB

Pelantikan Fatayat NU Garut, Imas Aan Ubudiah: Perempuan NU Harus Jadi Motor Perubahan

Sabtu, 6 Desember 2025 - 12:36 WIB

SDN 1 Karangmulya Tampilkan Seni Angklung Memukau Di Resepsi HUT PGRI ke-80 Kecamatan Karangpawitan

Senin, 1 Desember 2025 - 20:14 WIB

Reuni Akbar 212: Manifestasi Kekuatan dan Soliditas Umat Islam Indonesia

Selasa, 18 November 2025 - 22:48 WIB

Qeesyam, Bintang Cilik Sanggar RC Community Harumkan Nama Garut Lewat Tari Jaipong

Selasa, 11 November 2025 - 20:11 WIB

Pembina Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, H. Rudi Gunawan, S.H., M.H., M.P.: Film Dokumenter “Gunung Nagara” Jadi Langkah Konkret Pelestarian Tradisi, Budaya, dan Sejarah Garut

Berita Terbaru

Pendidikan

PAN Tetapkan Tiga Formatur DPD Garut Periode 2025–2030

Rabu, 24 Des 2025 - 09:25 WIB