Kegiatan yang dimulai pukul 10.00 WIB ini berlangsung di Kantor KUA Caringin dan dihadiri langsung oleh Kepala KUA beserta jajaran staf. Dalam suasana yang penuh kekeluargaan, Kapolsek Caringin berdialog dan berdiskusi terbuka dengan pihak KUA guna menyerap aspirasi, keluhan, serta saran dari unsur tokoh agama dan aparatur pemerintahan dalam lingkup Kecamatan Caringin.
Kapolsek Caringin Ipda Indra Koncara menyampaikan bahwa program Jum’at Curhat merupakan salah satu bentuk pendekatan humanis kepolisian kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, kepolisian membuka ruang komunikasi yang hangat, tidak formal, dan solutif bersama masyarakat maupun lembaga-lembaga yang bersentuhan langsung dengan kehidupan publik.
Dalam pertemuan tersebut, Kapolsek menyoroti beberapa isu penting yang saat ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian, yakni maraknya penggunaan knalpot brong, peredaran minuman keras (miras), serta praktik premanisme di wilayah hukum Polsek Caringin.
“Kami menyadari bahwa isu-isu tersebut menjadi keresahan masyarakat. Oleh karena itu, kami terus menggencarkan upaya penertiban, termasuk melakukan razia dan edukasi kepada pemilik kendaraan agar tidak menggunakan knalpot brong yang mengganggu kenyamanan publik,” tegas Ipda Indra Koncara.
Menanggapi keluhan dari Kepala KUA terkait banyaknya keluhan masyarakat soal kebisingan akibat knalpot tidak standar, Kapolsek menegaskan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan berbagai elemen, termasuk lembaga keagamaan, dalam menyosialisasikan pentingnya menjaga ketertiban umum.
“Kami membuka pintu selebar-lebarnya untuk konsultasi dan koordinasi kapan pun dibutuhkan. Polsek Caringin siap hadir 1×24 jam untuk menjawab laporan warga maupun permintaan pendampingan dalam upaya menciptakan situasi yang aman dan kondusif,” tambahnya.
Kepala KUA Caringin, dalam kesempatan tersebut, menyambut baik kehadiran Kapolsek dan menyampaikan apresiasi atas langkah proaktif kepolisian dalam menjalin komunikasi dengan institusi non-kepolisian. Ia menyebut, kegiatan seperti Jum’at Curhat merupakan pendekatan yang sangat dibutuhkan di tengah tantangan sosial yang kompleks.
“Kami merasa diperhatikan dan dilibatkan. Kehadiran langsung dari Pak Kapolsek adalah bentuk nyata bahwa kepolisian tidak hanya hadir saat ada masalah, tapi juga membangun jembatan komunikasi sejak dini. Ini sangat positif,” ujar Kepala KUA.
Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai dokumentasi, dan selama kegiatan berlangsung, situasi tetap aman dan kondusif.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan sinergitas antara kepolisian dan lembaga keagamaan, termasuk seluruh elemen masyarakat lainnya, terus terjalin erat. Jum’at Curhat bukan hanya wadah curhat, tetapi menjadi ruang kolaboratif dalam menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan harmonis. (DIX)