Penunjukan ini dilakukan menyusul berakhirnya masa jabatan Direktur RSUD dr. Slamet sebelumnya, dr. Husodo Dewo Adi, yang memasuki masa purna tugas per 1 Juni 2025. Sebagai rumah sakit rujukan utama di Kabupaten Garut, keberadaan pimpinan definitif maupun pelaksana tugas sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Dalam keterangannya, Bupati Garut menyampaikan bahwa keputusan ini diambil melalui pertimbangan matang demi menjaga stabilitas dan keberlanjutan pelayanan kesehatan di RSUD dr. Slamet.
“Penunjukan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di RSUD dr. Slamet serta memperkuat manajemen rumah sakit dalam memberikan layanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Bupati Syakur kepada awak media.Kamis, (05/06/2025).
Sosok dr. Leli Yuliani: Pengalaman Panjang di Dunia Kesehatan
dr. Hj. Leli Yuliani, MM bukanlah nama baru dalam dunia kesehatan di Kabupaten Garut. Sebelum menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan, ia telah malang melintang di berbagai unit pelayanan dan bidang kesehatan masyarakat. Kepemimpinannya selama ini dikenal tegas namun komunikatif, dengan pendekatan yang mengedepankan kolaborasi lintas sektor.
Dengan bekal pengalaman birokrasi dan teknis medis, dr. Leli dianggap mampu membawa RSUD dr. Slamet ke arah yang lebih baik, khususnya dalam penataan manajemen, peningkatan mutu layanan, serta perbaikan sistem pelayanan yang berbasis kebutuhan masyarakat.
“Ini adalah amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Kami akan berupaya agar pelayanan di RSUD dr. Slamet tetap berjalan optimal dan semakin baik,” ucap dr. Leli usai menerima surat penugasan.
RSUD dr. Slamet dalam Sorotan
RSUD dr. Slamet merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Garut yang selama ini menjadi rujukan utama masyarakat, baik dari wilayah perkotaan maupun pedesaan.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, rumah sakit ini tidak luput dari sorotan publik, mulai dari keluhan antrian pasien, pelayanan administrasi, hingga persoalan keterbatasan fasilitas.
Penunjukan Plt. Direktur ini diharapkan dapat menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola dan kualitas layanan. Banyak pihak berharap agar di bawah kepemimpinan dr. Leli, rumah sakit ini bisa mengalami perbaikan signifikan, baik dari sisi manajemen internal maupun pendekatan kepada masyarakat.
Transisi Kepemimpinan dan Tantangan
Sebagai Plt. Direktur, dr. Leli dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Ia harus mampu memimpin sambil tetap menjalankan tugasnya sebagai Kepala Dinas Kesehatan. Meski sifatnya sementara, masa tugas hingga Agustus 2025 akan menjadi periode penting dalam menentukan arah manajemen RSUD ke depan.
Pengamat kebijakan publik di Garut, R. Rudi Supriadi, menyebut bahwa transisi kepemimpinan di RSUD dr. Slamet merupakan ujian bagi pemerintah daerah dalam menata kembali sistem pelayanan publik yang menyentuh langsung hajat hidup masyarakat.
“Beban pelayanan di RSUD dr. Slamet sangat tinggi. Butuh figur yang tidak hanya mengerti dunia medis, tapi juga piawai dalam memimpin organisasi besar. Kita berharap dr. Leli mampu menjawab tantangan ini,” ujarnya.
Harapan ke Depan
Masyarakat dan kalangan internal rumah sakit berharap agar kehadiran Plt. Direktur baru dapat membawa semangat baru. Sejumlah tenaga kesehatan di RSUD dr. Slamet menyambut baik penunjukan ini, terutama karena figur dr. Leli dianggap dekat dengan kalangan tenaga medis dan memahami kondisi lapangan.
Dalam beberapa waktu ke depan, fokus utama diprediksi akan diarahkan pada pembenahan pelayanan dasar, peningkatan responsivitas terhadap kebutuhan pasien, serta upaya percepatan akreditasi rumah sakit untuk menjamin mutu dan standar layanan.
Penunjukan dr. Leli Yuliani menjadi Plt. Direktur RSUD dr. Slamet bukan sekadar rotasi jabatan, tapi juga menjadi penanda bahwa reformasi pelayanan kesehatan masih menjadi agenda penting di Kabupaten Garut. (DIX)