Program pelatihan yang digelar di Gedung Balai Guru Penggerak (BGP) Banten ini diikuti oleh 65 guru dari berbagai sekolah di Kabupaten Bogor. Mereka hadir dengan semangat belajar tinggi untuk mengikuti pelatihan intensif mengenai kecerdasan artifisial (AI), serta bagaimana teknologi ini dapat diterapkan secara tepat, kreatif, dan etis dalam dunia pendidikan.
Inisiatif Nasional untuk 10.000 Guru di 40 Kota
AI Goes to School merupakan bagian dari gerakan nasional Mafindo yang menargetkan pendampingan terhadap 10.000 guru di 40 kota di Indonesia selama 18 bulan ke depan. Program ini didukung oleh mitra strategis internasional seperti Google.org, Asian Venture Philanthropy Network (AVPN), dan Asian Development Bank (ADB).
Di tingkat lokal, pelaksanaan di Bogor mendapat dukungan penuh dari Balai Guru Penggerak Provinsi Banten serta Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Sinergi ini menjadi jaminan bahwa pelaksanaan program tidak hanya berlangsung teknis, tetapi juga kontekstual dan relevan dengan tantangan yang dihadapi guru di lapangan.
“Ini bukan sekadar pelatihan teknologi, tetapi penguatan nilai-nilai literasi digital dan etika informasi. Guru perlu menjadi penggerak yang mampu menavigasi murid di era AI dengan kebijaksanaan,” ujar Ahmad Ubaidillah, Koordinator Wilayah Mafindo Bogor. Rabu,(02/07/2025).
Pelatihan Komprehensif: Dari Teknik Prompting hingga Etika AI
Dalam pelatihan ini, para peserta dibekali dengan berbagai materi aplikatif dan menyentuh aspek fundamental pemanfaatan teknologi AI dalam pendidikan, antara lain:
Pengantar Kecerdasan Artifisial dan Penerapannya di Sekolah
Etika Penggunaan AI: Perlindungan data, bias algoritma, hingga dampaknya terhadap proses belajar
Teknik Prompting untuk Meningkatkan Efektivitas Interaksi dengan AI
Pemanfaatan AI dalam Penyusunan Perangkat Ajar dan Manajemen Kelas
Optimalisasi Administrasi Guru dengan Bantuan Teknologi
Penggunaan Learning Management System (LMS) berbasis Mafindo Institute sebagai sarana belajar lanjutan
Pelatihan disampaikan dalam metode partisipatif yang interaktif, menciptakan suasana belajar yang hidup dan menyenangkan. Para peserta juga terlibat dalam diskusi kelompok, simulasi kasus, hingga praktik langsung penggunaan AI generatif seperti ChatGPT dan Gemini dalam konteks pembelajaran.
Suara Para Penggerak: Guru Bukan Sekadar Penyampai Materi
Kegiatan ini menjadi ruang refleksi yang kuat bagi para pendidik untuk kembali memaknai peran mereka. Dalam dunia yang makin didominasi teknologi, guru tetap memegang peran strategis sebagai penuntun berpikir kritis, bukan hanya pelaksana kurikulum.
“Program ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang bagaimana guru mampu mengelola informasi dan membimbing murid menjadi manusia yang utuh,” ujar Akmalia, Trainer Mafindo Bogor.
Nurananda, penanggung jawab wilayah Mafindo Bogor, menambahkan, “Kami ingin membentuk komunitas guru yang berdaya, belajar bersama, dan menjadikan AI sebagai alat bantu, bukan pengganti. Guru tetap pusat pembelajaran.”
Hal senada disampaikan Dewi Setiawati dari Balai Besar Guru Penggerak Jawa Barat yang turut hadir, “Kegiatan ini semoga menjadi langkah awal dari gerakan berkelanjutan. Guru harus menjadi pemimpin literasi digital di sekolah masing-masing.”
Semangat dan Testimoni dari Lapangan
Antusiasme peserta tampak dari awal hingga akhir kegiatan. Selain mendapatkan materi dan praktik, peserta juga mendapatkan sertifikat, kaos, tumbler, konsumsi lengkap, serta kesempatan mendapatkan doorprize menarik sebagai bentuk apresiasi atas komitmen mereka.
Puti, guru dari IGI Kota Bogor, mengungkapkan, “Ilmunya sangat aplikatif, bisa langsung saya pakai untuk menyusun perangkat ajar di tahun ajaran baru. Narasumbernya interaktif, panitia sigap, fasilitas lengkap. Semoga ke depan bisa lebih panjang atau disesuaikan per topik.”
Pelatihan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga membangun kepercayaan diri para guru untuk mengambil peran lebih aktif dalam perubahan. Banyak peserta yang bahkan langsung menyatakan minat untuk menjadi fasilitator di batch berikutnya.
Menuju Komunitas Pembelajar AI yang Berkelanjutan
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Mafindo menyiapkan skema pengembangan komunitas pembelajar. Para peserta batch pertama akan didorong untuk menjadi relawan inspiratif atau fasilitator lokal di sekolah masing-masing dan wilayah sekitarnya.
“Ini gerakan pendidikan yang menekankan nilai gotong royong digital. Kita semua belajar, berbagi, dan tumbuh bersama. AI bukan akhir dari pendidikan, melainkan jembatan menuju pembelajaran yang lebih manusiawi,” pungkas Ahmad Ubaidillah.
Komitmen Mafindo: Pendidikan yang Melek Teknologi dan Nilai
Sebagai organisasi masyarakat sipil yang sejak awal berkomitmen pada edukasi publik, literasi digital, dan gerakan anti-hoaks, MAFINDO percaya bahwa masa depan bangsa terletak pada guru-guru yang cakap dan bijak dalam memanfaatkan teknologi.
Melalui “AI Goes to School”, Mafindo ingin menghadirkan paradigma baru pendidikan—yang tidak hanya tanggap terhadap zaman, tetapi juga berpihak pada nilai-nilai kebenaran, kemanusiaan, dan etika.
“Jadilah guru yang adaptif terhadap zaman, cerdas dalam informasi, dan bijak dalam teknologi. Bersama, kita bisa ciptakan ruang belajar yang adil, kreatif, dan penuh harapan,” demikian pesan penutup dari Mafindo Bogor. (Red)