Ahab Sihabudin Buka Pintu Aspirasi Warga Tarogong Kidul: Suara Rakyat Jadi Agenda Perjuangan Legislasi di DPRD Jabar

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut,Nusaharianmedia.com – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahab Sihabudin, S.H.I., kembali menunjukkan konsistensinya dalam menyerap aspirasi rakyat secara langsung lewat kegiatan Reses III Tahun Sidang 2024–2025, yang digelar pada Jumat, 25 Juli 2025 di Aula UPTD PPGSL, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Agenda ini menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk menyampaikan suara hati mereka keluhan, usulan, bahkan kritik terhadap situasi pembangunan, pelayanan publik, dan kebijakan pemerintah yang dirasa belum menyentuh secara optimal kebutuhan warga di akar rumput.

Aspirasi Datang dari Akar Rumput: RT/RW, Kader Posyandu, dan Soal Kesehatan Jadi Sorotan Utama

Sejak sesi dialog dibuka, warga yang hadir mulai dari para ketua RT dan RW, kader Posyandu dan PKK, tokoh agama dan masyarakat, hingga perwakilan perempuan secara terbuka menyampaikan sejumlah persoalan yang mereka hadapi sehari-hari. Suara-suara itu bukan sekadar curahan hati, tapi menjadi potret nyata ketimpangan dan minimnya keadilan pembangunan di tingkat lokal.

Salah satu sorotan utama adalah belum layaknya insentif untuk para ketua RT dan RW. Mereka dianggap sebagai ujung tombak pelayanan publik paling dasar di masyarakat. Namun hingga kini, banyak dari mereka masih menjalankan tugas-tugas administratif, sosial, dan keamanan lingkungan tanpa dukungan yang memadai dari pemerintah.

“RT/RW itu tidak hanya jadi petugas surat domisili. Mereka mengurus warga dari lahir sampai meninggal dunia. Mereka berjibaku saat banjir, mengantar orang sakit, bahkan menenangkan warga saat konflik sosial,” ujar salah satu warga. “Tapi kenapa perhatian pemerintah minim sekali?”

Selain itu, kader Posyandu dan PKK juga mengeluhkan minimnya insentif dan keterbatasan fasilitas kerja mereka. Padahal, para kader inilah yang berperan dalam pencegahan stunting, penimbangan balita, pemantauan ibu hamil, hingga edukasi kesehatan di lingkungan padat penduduk.

Akses BPJS dan Pendidikan Masih Jadi Keluhan

Keluhan lain yang muncul adalah kerumitan proses rujukan BPJS Kesehatan, terbatasnya layanan di Puskesmas, hingga minimnya ketersediaan ruang rawat inap di RSUD atau rumah sakit rujukan. Beberapa warga menyebut bahwa mereka kerap dipingpong antar fasilitas, bahkan ada yang terlambat tertangani karena hambatan birokrasi.
Di bidang pendidikan, efektivitas distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP) menjadi sorotan.

Banyak warga miskin yang belum tersentuh bantuan, sementara mereka yang tergolong mampu justru bisa menikmati program tersebut. Hal ini dinilai sebagai bentuk ketidakadilan dan lemahnya pendataan yang belum berpihak kepada yang benar-benar membutuhkan.

Ahab Sihabudin Tegaskan Komitmen: “Aspirasi Ini Harus Menjadi Kebijakan”
Menanggapi beragam masukan tersebut, Ahab Sihabudin berdiri tegas. Dalam orasinya yang hangat dan penuh semangat, ia menyampaikan bahwa semua aspirasi yang masuk tidak akan dibiarkan menjadi tumpukan kertas laporan semata. Dirinya berkomitmen menjadikan seluruh masukan masyarakat sebagai bahan perjuangan konkret di legislatif.

“Kami tidak akan membiarkan aspirasi ini berhenti di forum ini. Semua akan kami bawa ke pembahasan di komisi dan badan anggaran DPRD Jabar,” tegas Ahab.

Menurutnya, perjuangan peningkatan insentif bagi RT/RW dan kader Posyandu sudah lama ia dorong dalam sidang-sidang sebelumnya, namun membutuhkan konsistensi suara dan dukungan masyarakat agar anggaran benar-benar berpihak kepada pelayan masyarakat paling dasar.

“Jangan pernah anggap remeh Posyandu. Di sana ada urat nadi peradaban. Jika para kader ini tak didukung, kita sedang merusak masa depan generasi. Kita harus akui, mereka adalah pahlawan kesehatan yang selama ini diabaikan,” ujar Ahab.

Dari Selatan ke Utara: Perjuangan Tak Boleh Timpang

Kegiatan reses ini bukan agenda tunggal. Ahab sebelumnya telah menyisir sejumlah wilayah di selatan Kabupaten Garut, seperti Cibalong, Pameungpeuk, dan Cikelet. Di sana, ia juga menerima aspirasi serupa bahkan lebih kompleks terkait kerusakan jalan, putus sekolah, minimnya layanan kesehatan, hingga persoalan kelangkaan air bersih.

“Pembangunan di Garut masih timpang. Jangan hanya Tarogong dan kota saja yang diperhatikan. Selatan itu juga Garut. Jangan biarkan wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan menjadi korban ketidakpedulian,” tegasnya.

Menurut Ahab, kesenjangan antarwilayah akan menjadi bom waktu jika dibiarkan. Ia mendorong agar pemerintah provinsi menyusun skema prioritas pembangunan yang lebih adil, berbasis data kebutuhan riil, bukan sekadar proyek politis tahunan.

Pesan untuk Masyarakat: Terus Kawal dan Suarakan Aspirasi

Menjelang akhir kegiatan, Ahab berpesan agar masyarakat tetap aktif menyampaikan aspirasi melalui berbagai jalur konstitusional, baik melalui DPRa PKS di tingkat RW, kantor dewan, maupun kanal media sosial dan aduan publik.

“Negara ini milik rakyat. Jangan pasrah. Jangan diam. Kawal terus program-program pemerintah. Bila perlu, tagih janji-janji kami sebagai wakil rakyat,” ucap Ahab dengan nada penuh semangat.

Warga pun menyambut baik pendekatan Ahab yang dianggap terbuka dan tidak elitis.

“Kami merasa didengar. Tapi kami ingin ini bukan cuma pencitraan. Kami akan tunggu bukti konkretnya,” kata salah satu tokoh masyarakat yang hadir.

Reses Bukan Formalitas, Tapi Ikhtiar Perjuangan

Di tengah krisis kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif, langkah Ahab Sihabudin dalam menjadikan reses sebagai sarana serius menyerap dan memperjuangkan aspirasi warga layak diapresiasi. Namun tantangannya bukan hanya pada pengumpulan aspirasi, melainkan pada keberanian menjadikan suara rakyat sebagai dasar legislasi dan penganggaran yang nyata.

Masyarakat kini berharap: Aspirasi yang diucapkan di forum ini tidak sekadar menjadi dokumentasi acara, tapi berubah menjadi kebijakan, anggaran, dan perubahan nyata di lapangan.

Ahab pun mengakhiri resesnya dengan satu kalimat penuh tanggung jawab:
“Ini bukan sekadar janji. Ini adalah amanah. Dan saya siap mengemban amanah ini, bersama rakyat.” (Red)
Baca Juga :  Sat Samapta Polres Garut Lakukan Patroli Dialogis di Beberapa Titik Keramaian Antisipasi C3

Berita Terkait

Seminar Naskah Akademik PII Garut Dorong Perda Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila, Islam, dan Budaya Sunda
Operasi Lilin Lodaya 2025, Polres Garut Terapkan One Way Antisipasi Kepadatan Lalu Lintas
Rehabilitasi Jembatan Bokor Rampung, Akses Vital Warga Tanjung Mulya Kembali Aman
Peringati HUT ke-49, Perumda Tirta Intan Garut Dorong Inovasi dan Peningkatan Layanan Air Bersih
PAN Tetapkan Tiga Formatur DPD Garut Periode 2025–2030
Koalisi Mahasiswa Garut Soroti Pengabaian Aspirasi Rakyat dan Krisis Legitimasi DPRD
PPP Garut Gelar Madrasah Kader Partai, Ayi Suryana Tekankan Kader Berintegritas dan Berjiwa Kepemimpinan
Melalui Pentas Seni Komite Sekolah Tumbuhkan Kreativitas dan Kepercayaan Diri Siswa
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 25 Desember 2025 - 17:06 WIB

Seminar Naskah Akademik PII Garut Dorong Perda Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila, Islam, dan Budaya Sunda

Kamis, 25 Desember 2025 - 11:14 WIB

Operasi Lilin Lodaya 2025, Polres Garut Terapkan One Way Antisipasi Kepadatan Lalu Lintas

Rabu, 24 Desember 2025 - 22:01 WIB

Rehabilitasi Jembatan Bokor Rampung, Akses Vital Warga Tanjung Mulya Kembali Aman

Rabu, 24 Desember 2025 - 13:47 WIB

Peringati HUT ke-49, Perumda Tirta Intan Garut Dorong Inovasi dan Peningkatan Layanan Air Bersih

Rabu, 24 Desember 2025 - 09:25 WIB

PAN Tetapkan Tiga Formatur DPD Garut Periode 2025–2030

Berita Terbaru

Pendidikan

PAN Tetapkan Tiga Formatur DPD Garut Periode 2025–2030

Rabu, 24 Des 2025 - 09:25 WIB