Dari Penonton Jadi Pemilik: Desa Ambil Alih Peran Strategis dalam Pengelolaan Hutan

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 21 Juni 2025 - 08:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut,Nusaharianmedia.com – Angin perubahan terus bertiup dari pelosok desa-desa di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dalam sebuah forum diskusi yang sarat makna, desa-desa yang selama ini hanya menjadi penonton dalam pengelolaan hutan negara, kini bersiap mengambil peran utama sebagai pemilik dan pengelola ruang hidup mereka.

Hal ini tampak nyata dalam gelaran Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Memperkuat Ekonomi Masyarakat Melalui Perhutanan Sosial” yang diselenggarakan selama dua hari, 19–20 Juni 2025, di Ruang Rapat Bank BJB Garut.

Kegiatan ini digagas oleh Gerakan Masyarakat Perhutanan Sosial (GEMA PS) Kabupaten Garut, organisasi akar rumput yang kini makin menunjukkan eksistensinya dalam memperjuangkan hak desa atas kawasan hutan.

Desa Tidak Lagi Ditinggalkan

Salah satu pernyataan paling menggugah datang dari Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Dede Kusdinar, S.E., yang menyebut bahwa perjuangan GEMA PS telah mengubah wajah pengelolaan hutan di Indonesia.

“Hari ini kita menyaksikan bahwa desa bukan lagi sekadar penonton, tapi telah menjadi pemilik sah atas ruang hidup mereka, termasuk hutan,” ujar politisi Fraksi Gerindra pada. Jum’at malam, (20/06/2025)

Menurut Dede, selama puluhan tahun hutan dikuasai oleh segelintir pihak, utamanya korporasi besar, tanpa melibatkan masyarakat desa yang sebenarnya hidup berdampingan dengan hutan. Namun kini, melalui skema Perhutanan Sosial, khususnya Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK), desa memiliki akses legal dan diakui negara untuk mengelola hutan secara produktif dan lestari.

“Ini bukan hanya soal akses, tapi soal martabat. Desa harus berdaulat atas ruang hidupnya sendiri,” tegasnya.

Ilmu, Bukan Belas Kasihan

Yang membedakan forum ini dari diskusi-diskusi biasa adalah kehadiran para tokoh nasional bidang kehutanan yang hadir bukan sekadar memberi izin, tetapi membagikan ilmu dan pengalaman. Nama-nama seperti:

Prof. Dr. Ir. San Afri Awang, M.Sc. – Guru Besar Kehutanan dan Mantan Dirjen Perhutanan Sosial,

Rozikin – Ketua Umum GEMA PS Nasional,

Acep Sholihudin – Ketua DPW GEMA PS Jabar-Banten,
turut memberikan pandangan dan arahan langsung kepada para kepala desa dan pegiat perhutanan sosial.

“Desa tidak butuh belas kasihan, yang dibutuhkan adalah ilmu dan keberpihakan. Dan hari ini, itu semua hadir,” ucap Dede Kusdinar sambil menegaskan bahwa DPRD Jawa Barat siap mengawal regulasi yang berpihak pada desa.

183 Desa Bergerak Bersama

Di bawah kepemimpinan Ganda Permana, S.H., GEMA PS Garut telah berhasil mengorganisir 183 desa dari berbagai kecamatan yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan negara. GEMA PS menjadi ruang konsolidasi desa-desa agar bisa mengelola hutan tidak hanya secara legal, tetapi juga dengan kesadaran ekologis dan visi ekonomi berkelanjutan.

“Paradigma lama yang menyebut hutan hanya bisa dikelola negara atau korporasi besar sudah runtuh. Desa bisa dan telah membuktikannya,” tegas Ganda dalam sesi diskusi.

Advokasi Hukum Jadi Pilar

FGD ini juga dikuatkan oleh kehadiran Dadan N. Ibrahim, S.H., seorang advokat dan pemerhati kebijakan publik, yang menyatakan kesiapan untuk mendampingi desa dari sisi hukum.

“Jangan sampai perjuangan desa berhenti hanya karena kalah di atas meja. Kami akan bantu siapkan dokumen hukum, resume regulasi, dan pendampingan agar desa tak tertinggal dalam hal legalitas,” ujar Dadan.

Desa Tulis Ulang Sejarah Kehutanan

FGD ini bukan hanya forum diskusi, tetapi menjadi simbol bahwa arah pengelolaan hutan di Indonesia mulai bergeser. Perubahan kini digerakkan dari akar rumput, oleh desa-desa yang tak lagi ingin dimarjinalkan dari ruang hidupnya sendiri.

“Ini bukan sekadar mimpi. Ini sudah dimulai. Hutan tak lagi dimonopoli elite. Desa hari ini sedang menulis ulang sejarah kehutanan Indonesia,” tutup Dede Kusdinar.

Dengan gerakan seperti yang ditunjukkan oleh GEMA PS Garut, masa depan kehutanan Indonesia tampaknya akan lebih partisipatif, berkeadilan, dan berpihak pada masyarakat yang paling dekat dengan hutan itu sendiri: desa. (DIX)
Baca Juga :  Komisi II DPRD Garut dan Pemkab Bergerak, Utamakan Nasib Siswa di Tengah Sengketa Tanah Yayasan

Berita Terkait

Seminar Naskah Akademik PII Garut Dorong Perda Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila, Islam, dan Budaya Sunda
Operasi Lilin Lodaya 2025, Polres Garut Terapkan One Way Antisipasi Kepadatan Lalu Lintas
Rehabilitasi Jembatan Bokor Rampung, Akses Vital Warga Tanjung Mulya Kembali Aman
Peringati HUT ke-49, Perumda Tirta Intan Garut Dorong Inovasi dan Peningkatan Layanan Air Bersih
PAN Tetapkan Tiga Formatur DPD Garut Periode 2025–2030
Koalisi Mahasiswa Garut Soroti Pengabaian Aspirasi Rakyat dan Krisis Legitimasi DPRD
PPP Garut Gelar Madrasah Kader Partai, Ayi Suryana Tekankan Kader Berintegritas dan Berjiwa Kepemimpinan
Melalui Pentas Seni Komite Sekolah Tumbuhkan Kreativitas dan Kepercayaan Diri Siswa
Berita ini 84 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 25 Desember 2025 - 17:06 WIB

Seminar Naskah Akademik PII Garut Dorong Perda Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila, Islam, dan Budaya Sunda

Kamis, 25 Desember 2025 - 11:14 WIB

Operasi Lilin Lodaya 2025, Polres Garut Terapkan One Way Antisipasi Kepadatan Lalu Lintas

Rabu, 24 Desember 2025 - 22:01 WIB

Rehabilitasi Jembatan Bokor Rampung, Akses Vital Warga Tanjung Mulya Kembali Aman

Rabu, 24 Desember 2025 - 13:47 WIB

Peringati HUT ke-49, Perumda Tirta Intan Garut Dorong Inovasi dan Peningkatan Layanan Air Bersih

Rabu, 24 Desember 2025 - 09:25 WIB

PAN Tetapkan Tiga Formatur DPD Garut Periode 2025–2030

Berita Terbaru

Pendidikan

PAN Tetapkan Tiga Formatur DPD Garut Periode 2025–2030

Rabu, 24 Des 2025 - 09:25 WIB