(Oleh : Tokoh Garut Utara KH. Umar Zaein)
Peristiwa razia yang dilakukan oleh sekelompok anggota organisasi masyarakat (ormas) di Garut terhadap orang-orang yang tidak berpuasa menuai beragam reaksi di tengah masyarakat. Aksi yang dilakukan oleh Aliansi Umat Islam ini terekam dalam video viral, memperlihatkan intimidasi terhadap pengunjung warung secara kasar. Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, memberikan respons tegas atas kejadian ini, menekankan pentingnya menjaga citra daerah serta mendorong pendekatan yang lebih bijaksana dalam menegakkan norma sosial.
Aksi Ormas dan Dampaknya terhadap Masyarakat
Sweeping oleh ormas tersebut tidak hanya menimbulkan ketegangan, tetapi juga memicu kritik tajam dari berbagai pihak. Dalam rekaman yang beredar, tampak anggota ormas menumpahkan minuman serta membentak pengunjung yang sedang makan dan minum. Tindakan ini dinilai tidak mencerminkan nilai-nilai agama yang mengajarkan kasih sayang dan toleransi.
Putri Karlina merespons dengan serius, menggelar pertemuan bersama perwakilan ormas dan Satpol PP. Ia menegaskan bahwa aksi tersebut tidak dapat dibenarkan dan justru merugikan citra Kabupaten Garut. Dalam pernyataannya, ia menekankan bahwa “cara-cara semacam ini tidak sesuai dengan nilai ketertiban yang harus dijaga bersama.” Ia juga mengingatkan bahwa kekerasan hanya akan menimbulkan ketakutan dan berdampak negatif terhadap iklim sosial serta ekonomi daerah.
Menjaga Toleransi di Bulan Ramadan
Ramadan merupakan momen refleksi bagi umat Muslim, tetapi juga menuntut sikap toleransi terhadap masyarakat dengan latar belakang berbeda. Dalam konteks keberagaman di Garut, penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk mengedepankan rasa saling menghargai.
Toleransi dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, misalnya melalui dialog antaragama atau dengan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya saling menghormati. Alih-alih melakukan razia dengan cara-cara yang memicu ketegangan, ormas seharusnya mendorong kesadaran sosial melalui pendekatan yang lebih persuasif dan edukatif.
Pro dan Kontra Terhadap Sikap Wakil Bupati
Pernyataan tegas Wakil Bupati Garut mendapat apresiasi luas dari masyarakat yang mendukung ketertiban tanpa kekerasan. Banyak yang menilai langkahnya sebagai wujud kepemimpinan yang peduli terhadap keharmonisan daerah. Namun, tidak sedikit pula yang mengkritik gaya komunikasinya, yang dinilai emosional dan berpotensi memperkeruh situasi.
Meski menuai pro dan kontra, sikap tegas Putri Karlina dalam menolak kekerasan menjadi cerminan bahwa pemerintah daerah harus hadir untuk memastikan kebijakan yang adil bagi semua pihak. Penegakan norma sosial harus dilakukan dengan pendekatan yang tidak menimbulkan keresahan atau menodai nilai-nilai kemanusiaan.
Kesimpulan
Insiden razia oleh ormas di Garut menjadi pengingat bahwa menjaga keseimbangan antara penegakan norma dan sikap toleransi bukan hal mudah. Respons tegas Wakil Bupati Garut menyoroti pentingnya menjaga citra daerah serta memilih metode yang lebih edukatif dalam membangun kesadaran sosial. Ramadan semestinya menjadi momen untuk memperkuat persatuan dan toleransi, bukan justru memperdalam perpecahan. Dengan saling menghormati dan mengedepankan dialog, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis bagi semua pihak.