Ketika Usia Senja Dihina dan Kekayaan Muda Menjadi Sumber Keangkuhan

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 12 Februari 2025 - 23:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut, Opini Nuharianmedia.com – Dalam dinamika kehidupan sosial, perbedaan usia dan kondisi ekonomi sering kali menjadi faktor yang mempengaruhi cara pandang serta interaksi antarindividu.

Tidak jarang, seseorang yang telah memasuki usia senja justru dipandang sebagai beban atau kerap dicurigai hanya karena mereka mengeluhkan kondisi yang tidak lagi berpihak kepada mereka. Di sisi lain, generasi muda yang telah mencapai kesuksesan ekonomi sering kali terjebak dalam euforia kekayaan, yang tanpa disadari melahirkan sikap egoistis dan meremehkan mereka yang dianggap tidak lagi produktif.


Fenomena ini mencerminkan ketidakseimbangan dalam memahami nilai kehidupan. Sebab, seseorang yang kini berjaya tidak terlepas dari perjalanan waktu yang sewaktu-waktu bisa berbalik arah.

Baca Juga :  Mengenang Kembali Setrikaan Jaman Dulu, Pakai Arang Namun Sangat Berkesan

 

Hukum alam dan keseimbangan sosial mengajarkan bahwa hujan tidak akan turun selamanya, sebagaimana langit cerah pun tidak akan abadi. Siklus ini mengingatkan bahwa keangkuhan atas pencapaian sementara berisiko menciptakan keterpurukan di masa depan.

Dalam perspektif moral dan sosial, merendahkan orang tua—terutama mereka yang telah melalui pahit manis kehidupan—adalah cerminan dari kebutaan terhadap nilai-nilai empati dan penghormatan.

 

Kesuksesan yang tidak disertai kebijaksanaan hanya akan menjadi ilusi kejayaan sesaat yang rentan runtuh oleh perubahan keadaan. Adalah bijak bagi generasi muda untuk memahami bahwa kehidupan tidak berjalan linier; hari ini berada di puncak, esok bisa terjatuh tanpa peringatan.

Maka, sebelum karma berbicara, sebelum keangkuhan berubah menjadi penyesalan, dan sebelum nasib berbalik arah, penting untuk menanamkan kesadaran bahwa kehidupan adalah siklus yang selalu bergerak.

Baca Juga :  Alam yang Murka : Refleksi Atas Krisis Lingkungan dan Tanggung Jawab Kita

 

Menghormati yang tua, memahami keluhan mereka, serta merendahkan ego saat berada di puncak adalah investasi moral yang akan melindungi seseorang dari kejatuhan yang menyakitkan di kemudian hari. (Penulis Diki Kusdian)

Berita Terkait

Panggung Rakyat Bebenah Garut : Kritik Menguat, Publik Siapkan Evaluasi Setahun Kepemimpinan Daerah
Brigade PII Garut Gelar Seminar Lingkungan dan Kebencanaan serta Buka Green Leadership Camp 2025
Keadilan Akhirnya Datang: 2.079 Buruh Eks PT Danbi Menang Gugatan Actio Pauliana, Aset Rp16 Miliar Kembali untuk Pekerja
Sambut Camat Baru, APDESI Dorong Kolaborasi Harmonis Demi Percepatan Pembangunan
Ketua Umum DPP GAPERMAS Soroti Dinas Pendidikan, Diduga Lindungi PKBM Fiktif di Garut
37 Pejabat Administrator Dilantik: Camat dan Sekretaris Kecamatan Resmi Mendapatkan Jabatan Baru
Sepak Bola Garut Cetak Sejarah, Putra-Putri Tembus Babak Utama Porprov 2026
Rendy Destra: Rapimda Berjalan Lancar Meski Penuh Dinamika, Agil Syahrizal Diusung Melalui Proses Demokratis
Berita ini 19 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 25 November 2025 - 13:02 WIB

Panggung Rakyat Bebenah Garut : Kritik Menguat, Publik Siapkan Evaluasi Setahun Kepemimpinan Daerah

Sabtu, 8 November 2025 - 12:20 WIB

Brigade PII Garut Gelar Seminar Lingkungan dan Kebencanaan serta Buka Green Leadership Camp 2025

Sabtu, 8 November 2025 - 07:08 WIB

Keadilan Akhirnya Datang: 2.079 Buruh Eks PT Danbi Menang Gugatan Actio Pauliana, Aset Rp16 Miliar Kembali untuk Pekerja

Senin, 22 September 2025 - 13:55 WIB

Sambut Camat Baru, APDESI Dorong Kolaborasi Harmonis Demi Percepatan Pembangunan

Sabtu, 20 September 2025 - 11:54 WIB

Ketua Umum DPP GAPERMAS Soroti Dinas Pendidikan, Diduga Lindungi PKBM Fiktif di Garut

Berita Terbaru