Pertemuan ini mempertemukan Ketua DPC PERADI Garut Syam Yousef Djojo, SH., MH., Presiden Ruang Rakyat Garut (RRG) Eldy Supriadi, aktivis muda Muhammad Angling Kusumah, SM., serta para awak media dari berbagai platform.
Lebih dari sekadar pertemuan biasa, forum ini menjadi ruang strategis untuk mendiskusikan arah pembangunan Garut dengan semangat kolaboratif lintas profesi. Semua pihak yang hadir memiliki benang merah yang sama: menjadikan Garut sebagai daerah yang adil, partisipatif, dan demokratis.
Dialog Terbuka, Kepemimpinan Inklusif
Dalam sambutannya, Bupati Abdusyakur menegaskan bahwa membangun Garut tak bisa hanya mengandalkan birokrasi semata. Ia mendorong pentingnya keterlibatan masyarakat sipil, profesi hukum, dan media dalam setiap proses pembangunan daerah.
“Garut tidak bisa dibangun sendirian. Kita butuh kontribusi dan kontrol sosial dari berbagai pihak. Kritik yang membangun adalah bahan bakar perbaikan,” ujar Abdusyakur Amin. Sabtu, (05/07/2025).
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi dua arah yang sehat dan berkelanjutan, serta mengajak seluruh pihak untuk tidak hanya hadir sebagai pengamat, tapi menjadi mitra aktif dalam pembangunan daerah.
Advokat Bicara Keadilan Inklusif
Ketua DPC PERADI Garut, Syam Yousef Djojo, menyampaikan bahwa kehadiran advokat di tengah masyarakat bukan semata dalam ruang sidang. Ia menegaskan komitmen PERADI dalam menjalankan fungsi sosialnya, mulai dari edukasi hukum hingga pendampingan warga marginal.
“Kami ingin hukum menjadi alat keadilan sosial, bukan hanya simbol keadilan elitis. Advokat harus hadir di tengah rakyat,” ucap Syam.
Ia mengapresiasi langkah Bupati yang membuka ruang diskusi bersama lintas sektor sebagai bentuk nyata dari kepemimpinan terbuka dan visioner.
Suara Rakyat dan Peran RRG
Presiden Ruang Rakyat Garut, Eldy Supriadi, menilai momen ini sebagai indikasi positif bahwa demokrasi di Garut tengah mengalami penguatan. Menurutnya, partisipasi rakyat tidak bisa dikesampingkan dalam sistem demokrasi yang sehat.
“Ruang partisipasi rakyat harus dibuka selebar-lebarnya. Pemerintah harus siap dikritik, karena dari sanalah lahir solusi yang membumi,” ujar Eldy.
Ia menegaskan komitmen RRG untuk terus menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah dalam rangka mewujudkan kebijakan publik yang berpihak kepada kelompok rentan.
Pers dan Pemerintah, Kemitraan yang Saling Menguatkan
Dari unsur media, para jurnalis menyuarakan pentingnya posisi pers sebagai salah satu pilar demokrasi. Mereka berharap forum silaturahmi ini menjadi awal dari budaya komunikasi yang lebih sejajar dan saling menghormati antara media dan pemerintah daerah.
“Kami hadir bukan hanya sebagai pengkritik, tapi juga sebagai mitra dalam menyampaikan informasi dan mengedukasi publik. Yang kami harapkan adalah transparansi dan keterbukaan akses,” ungkap salah satu wartawan senior.
Mereka berharap agar ruang komunikasi ini tidak berhenti dalam bentuk seremoni semata, melainkan menjadi budaya baru dalam kepemimpinan daerah yang lebih partisipatif.
Langkah Awal Menuju Garut yang Lebih Baik
Pertemuan ini ditutup dengan semangat gotong royong dan kesepahaman bahwa kemajuan Garut hanya bisa dicapai melalui sinergi semua elemen masyarakat. Baik itu pemerintah, masyarakat sipil, advokat, media, maupun kalangan muda, semuanya memiliki peran strategis yang saling melengkapi.
“Mari jadikan pertemuan ini bukan akhir dari diskusi, tapi awal dari kolaborasi nyata. Kita bangun Garut bersama, tanpa sekat dan tanpa ego sektoral,” pungkas Bupati Abdusyakur dengan penuh harapan.
Langkah awal ini diharapkan menjadi titik tolak bagi lahirnya berbagai inisiatif bersama yang konkret dan berdampak langsung bagi kemaslahatan warga Garut. (Red)







