Dalam suatu wawancara khusus yang dilakukan di Kantor Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Moch Syam Sakti menyampaikan bahwa paradigma pembangunan desa telah mengalami perubahan signifikan sejak lahirnya Undang-Undang Desa. “Dulu desa hanya menjadi objek pembangunan. Sekarang, desa punya kewenangan lebih untuk mengelola dirinya sendiri. Ini peluang besar, sekaligus tanggung jawab besar,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, Kepala Desa saat ini dituntut memiliki visi yang jelas, kemampuan manajerial yang baik, serta kedekatan emosional dengan masyarakat. “Pembangunan desa tidak bisa hanya mengandalkan program dari atas atau meng-copy paste desa lain. Harus sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat sendiri,” katanya.
Optimalkan Potensi Lokal
Syam Sakti menuturkan bahwa Jayaraga memiliki berbagai potensi yang perlu digarap lebih serius, mulai dari sektor pertanian, peternakan, usaha kecil menengah (UMKM), hingga potensi wisata berbasis budaya lokal.
“Kami sedang merancang program pengembangan pertanian terpadu, agar petani tidak hanya menjual hasil panen mentah, tapi juga bisa melakukan pengolahan pascapanen untuk meningkatkan nilai tambah,” ujarnya. Kamis, (01/05/2025).
Tak hanya sektor ekonomi, ia juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur dasar yang mendukung aktivitas masyarakat. “Akses jalan yang baik, irigasi yang memadai, serta sarana air bersih adalah prioritas. Infrastruktur ini fondasi penting untuk menggerakkan roda ekonomi desa,” tambahnya.
Kedekatan dengan Masyarakat
Sebagai pemimpin desa, Syam Sakti berprinsip bahwa kebijakan yang baik lahir dari mendengar langsung suara rakyat. Untuk itu, ia rutin turun ke lapangan, menghadiri kegiatan masyarakat, bahkan membuka ruang konsultasi secara informal.
“Saya ingin masyarakat merasa punya pemimpin yang dekat, bukan hanya terlihat saat ada acara resmi. Kalau ada masalah, mereka bisa bicara langsung,” tuturnya.
Ia percaya, pendekatan personal ini menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan. “Kalau masyarakat merasa dilibatkan, mereka akan punya rasa memiliki. Ini membuat setiap program lebih mudah dijalankan karena ada dukungan kolektif,” jelasnya.
Tidak Hanya Mengandalkan BUMDes
Dalam konteks pembangunan ekonomi, Syam Sakti menegaskan bahwa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bukan satu-satunya instrumen. “BUMDes itu penting, tapi bukan berarti semua masalah ekonomi harus ditangani BUMDes. BUMDes adalah alat, bukan tujuan. Ada banyak potensi yang bisa digerakkan melalui kelompok-kelompok usaha, koperasi, atau kemitraan dengan pihak luar,” paparnya.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara perangkat desa, lembaga desa, dan masyarakat dalam merumuskan kebijakan ekonomi. “Rancang bangun ekonomi desa harus lahir dari diskusi bersama, bukan hanya diputuskan di meja rapat. Karena masyarakat yang akan menjalankan dan merasakan hasilnya,” tegasnya.
Siap Hadapi Tantangan
Syam Sakti tidak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi. Keterbatasan anggaran, minimnya sumber daya manusia terampil, serta faktor-faktor eksternal seperti fluktuasi harga komoditas menjadi hambatan yang nyata. Namun, ia yakin dengan perencanaan yang matang, kolaborasi yang baik, dan komitmen bersama, semua tantangan itu bisa diatasi.
“Yang terpenting adalah semangat gotong royong. Kita harus bangkit bersama, tidak hanya mengandalkan pemerintah desa. Semua elemen masyarakat harus terlibat dalam pembangunan,” serunya.
Ia juga mengingatkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa. “Kepercayaan masyarakat itu mahal. Kalau kita salah kelola, itu akan mematikan kepercayaan publik. Maka semua anggaran harus terbuka, bisa diakses, dan dipertanggungjawabkan,” tambahnya.
Visi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, Syam Sakti berharap Desa Jayaraga menjadi desa mandiri yang tidak hanya bergantung pada bantuan dari luar, tetapi mampu menggerakkan ekonominya sendiri, memiliki sumber daya manusia yang unggul, serta menjaga kearifan lokal.
“Desa itu bukan sekadar wilayah administratif, tapi rumah bersama. Kita harus membangunnya dengan hati, dengan semangat kebersamaan, supaya semua warganya merasa bangga dan bahagia tinggal di sini,” pungkasnya.
Dengan komitmen dan dedikasi tersebut, Kepala Desa Jayaraga, Moch Syam Sakti, optimistis membawa desanya melangkah maju menghadapi tantangan zaman, sekaligus menjaga nilai-nilai kebersamaan yang menjadi kekuatan desa. (DIX)