Menurut keterangan Kapolsek Pakenjeng Polres Garut, H. Iptu Muslih Hidayat, SH, kebakaran diduga dipicu oleh korsleting listrik atau hubungan arus pendek yang terjadi di bagian tengah rumah. Api dengan cepat menjalar ke seluruh bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu, sehingga sulit dikendalikan meskipun warga sekitar telah berusaha memadamkan dengan peralatan seadanya.
“Saat kejadian, pemilik rumah sedang bekerja di kebun. Di dalam rumah terdapat Ibu Karwati yang sudah lanjut usia, Ikin (33) yang mengalami kelumpuhan, dan Dewi Anjani (14). Alhamdulillah ketiganya berhasil selamat dan tidak mengalami luka apapun,” jelas Kapolsek Muslih kepada awak media di lokasi kejadian.
Lebih lanjut Kapolsek menyampaikan, kobaran api yang membesar membuat warga kewalahan memadamkan api hanya dengan ember dan air sumur. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun seluruh bangunan rumah berukuran 5×7 meter itu rata dengan tanah, meninggalkan kerugian material yang ditaksir mencapai Rp 30 juta.
“Ini menjadi musibah yang sangat berat bagi keluarga Iis. Mereka kehilangan tempat tinggal dan seluruh harta benda yang ada di dalam rumah. Saat ini mereka terpaksa mengungsi ke rumah kerabat terdekat,” tambah Kapolsek.
Setelah menerima laporan, Kapolsek Muslih bersama jajaran langsung terjun ke lokasi untuk memimpin evakuasi dan memberikan bantuan awal kepada korban. Ia juga berkoordinasi dengan pemerintah desa dan pihak terkait untuk menyalurkan bantuan darurat, termasuk kebutuhan pangan, pakaian, serta perlengkapan dasar lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolsek Muslih mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan listrik dan api di dalam rumah. Ia menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan rutin instalasi listrik guna mengantisipasi risiko kebakaran serupa di kemudian hari.
“Saya berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Selalu periksa kondisi listrik, jangan membebani stop kontak berlebihan, dan pastikan peralatan listrik dalam keadaan baik,” ucapnya.
Di tengah keprihatinan, harapan besar muncul dari Iis dan keluarganya. Dengan mata berkaca-kaca, Iis berharap ada uluran tangan dari pemerintah maupun warga sekitar agar rumahnya dapat dibangun kembali. Ia mengaku bingung harus memulai dari mana untuk kembali menata hidup setelah kehilangan segalanya.
“Saya hanya bisa pasrah dan berharap ada yang membantu. Saya ingin punya rumah lagi, biar anak saya ada tempat untuk tidur. Sekarang semua sudah habis,” ungkap Iis lirih.
Kapolsek Muslih menegaskan, pihaknya bersama pemerintah desa akan berusaha menggerakkan solidaritas warga untuk membantu proses pembangunan kembali rumah Iis melalui gotong royong dan penggalangan dana.
“Semangat gotong royong adalah modal utama kita. Dengan kepedulian bersama, insya Allah Iis dan keluarganya bisa segera bangkit dan kembali memiliki rumah yang layak,” tutup Kapolsek Muslih.
Kini, puing-puing sisa kebakaran masih terlihat di lokasi kejadian. Beberapa warga terlihat membantu membersihkan dan menata sisa-sisa material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan. Sementara itu, aparat kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran.
Musibah yang menimpa Iis menjadi pengingat bahwa di tengah kesulitan, kepedulian dan solidaritas sosial tetap menjadi kekuatan utama bagi masyarakat desa. (AGS)