Pemilihan ini berlangsung dalam suasana yang penuh kekeluargaan, semangat perubahan, serta kesadaran akan pentingnya memperkuat peran HKTI sebagai mitra strategis negara dalam membangun sektor pertanian yang lebih maju dan berpihak kepada petani.
Estafet Kepemimpinan dari Fadli Zon ke Sudaryono
Posisi Ketua Umum DPN HKTI sebelumnya dipegang oleh politisi dan tokoh nasional, Fadli Zon, yang selama masa jabatannya dikenal vokal menyuarakan kepentingan petani dan kedaulatan pangan. Dalam sambutannya sebelum menyerahkan kepemimpinan, Fadli menyampaikan harapan besar kepada Sudaryono.
“Saya percaya, dengan latar belakang sebagai Wakil Menteri Pertanian dan kedekatannya dengan akar rumput, Sudaryono mampu membawa HKTI ke level yang lebih tinggi. Ini bukan sekadar organisasi, tetapi gerakan rakyat tani Indonesia,” ujar Fadli Zon.
Penyerahan tongkat estafet ini menandai kesinambungan semangat perjuangan petani Indonesia. Di bawah kepemimpinan Sudaryono, HKTI diharapkan tidak hanya menjadi forum komunikasi, tetapi juga motor penggerak transformasi sektor pertanian nasional.
Dukungan Penuh dari HKTI Daerah: Garut Siap Berkontribusi Aktif
Salah satu bentuk dukungan nyata datang dari Ketua HKTI Kabupaten Garut, Widiana Safaat, yang turut menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat atas terpilihnya Sudaryono sebagai Ketua Umum.
“Ini adalah kabar baik bagi kami di daerah. Kepemimpinan Pak Sudaryono adalah awal dari gerakan nyata untuk menjawab kebutuhan petani di lapangan. HKTI Garut siap menjadi bagian dari perubahan,” ujar Widiana kepada media.
Widiana menyebut, selama ini petani sering menghadapi tantangan mendasar seperti distribusi pupuk yang tidak merata, sistem irigasi yang belum optimal, serta keterbatasan akses pada teknologi dan pasar. Dengan hadirnya kepemimpinan nasional yang lebih segar, ia berharap semua itu bisa diatasi melalui sinergi pusat dan daerah.
Rencana Strategis HKTI Garut 2025–2030
Dalam rangka mendukung visi besar HKTI nasional di bawah komando Sudaryono, HKTI Garut telah menyusun lima prioritas utama untuk periode 2025–2030, antara lain:
1. Digitalisasi Sistem Distribusi Pupuk
Membuat sistem monitoring berbasis aplikasi untuk memastikan distribusi pupuk tepat sasaran dan transparan.
2. Peningkatan dan Perluasan Irigasi Desa
Berkolaborasi dengan Dinas PUPR dan pemerintah desa untuk membangun serta memperbaiki jaringan irigasi pertanian secara bertahap.
3. Sekolah Lapang dan Teknologi Tani
Menyasar kelompok tani milenial dengan pelatihan teknik budidaya modern, penggunaan drone pertanian, dan pemanfaatan big data untuk panen optimal
4. Regenerasi Petani dan Pemberdayaan Perempuan Tani
Menggalakkan program magang, pelatihan, serta inkubasi usaha tani yang menyasar anak muda dan perempuan sebagai pelaku utama sektor pertanian masa depan.
5. Optimalisasi Koperasi Tani dan UMKM Agribisnis
Memperkuat koperasi sebagai tulang punggung ekonomi petani, termasuk akses pembiayaan, permodalan, dan kemitraan dengan pelaku pasar.
Widiana menekankan, HKTI Garut tidak akan berjalan sendiri. Mereka akan merangkul seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, hingga kelompok masyarakat tani.
“Ini saatnya pertanian Garut bangkit. Dengan pendekatan kolaboratif, kami siap menjadikan HKTI sebagai garda depan pembangunan desa,” katanya.
Harapan Besar kepada Sudaryono
Terpilihnya Sudaryono juga membawa ekspektasi besar, terutama karena latar belakangnya yang dinilai memahami realitas dunia pertanian dari berbagai sisi: sebagai teknokrat, birokrat, dan juga praktisi.
Bagi banyak petani, Sudaryono dianggap sebagai figur yang mampu menjembatani antara kebijakan pusat dan kebutuhan nyata di lapangan. Dalam sambutannya, Sudaryono sendiri menegaskan bahwa HKTI di bawah kepemimpinannya akan terbuka, dinamis, dan responsif.
“HKTI bukan milik satu kelompok, ini rumah besar semua petani. Kami akan buka pintu seluas-luasnya untuk masukan, kolaborasi, dan aksi nyata,” ujarnya usai terpilih.
Penutup: Menuju Pertanian yang Lebih Berdaulat dan Sejahtera
Transformasi sektor pertanian memang tak bisa hanya bertumpu pada kebijakan pusat. Dukungan dan semangat dari daerah adalah fondasi utama perubahan yang berkelanjutan. HKTI sebagai organisasi petani tertua di Indonesia, kembali diharapkan menjadi kekuatan sosial dan ekonomi baru yang memberdayakan.
Di bawah kepemimpinan Sudaryono dan dengan dukungan penuh dari daerah seperti Garut, optimisme terhadap masa depan petani Indonesia kembali menyala. Semoga amanah besar ini dapat diemban dengan integritas, inovasi, dan keberpihakan sejati kepada petani.
Selamat bekerja, Bapak Sudaryono! Indonesia menanti lompatan besar di sektor pertanian. (Red)