Zam Zam Zaenulhak: ” Kami Pejuang,Bukan Peminta Jabatan, Saatnya Garut Bangkit”

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 5 Juli 2025 - 18:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garut,Nusaharianmedia.com – Ketua DPC Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Kabupaten Garut, Zam Zam Zaenulhak, kembali menyuarakan kritik keras terhadap kondisi pemerintahan daerah yang dinilai stagnan dan tak kunjung melakukan reformasi signifikan.

Dalam pernyataan Zam Zam secara tegas yang dilontarkannya saat ditemui di Sekretariat ALMAGARI, Kecamatan Garut Kota, Sabtu (05/07/2025), ia menekankan bahwa perjuangan politik yang mereka lakukan bukan untuk mengejar kursi kekuasaan, melainkan demi memperjuangkan arah pembangunan yang berkeadilan dan berorientasi pada rakyat.

Birokrasi Mandek, Pelayanan Publik Terancam

Zam Zam menyoroti lambannya perombakan birokrasi di tubuh Pemerintah Kabupaten Garut yang menurutnya telah berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan publik. Ia mengungkapkan kekhawatiran bahwa jika kondisi ini terus dibiarkan, masyarakat akan menjadi korban utama dari ketidakpastian dan kelambanan sistem pemerintahan.

“Jabatan kosong di berbagai dinas, program-program jalan di tempat, keputusan strategis yang lambat ini bukan sekadar masalah teknis. Ini krisis manajemen yang serius,” ujarnya.

Kepala Dinas Mundur: Simbol Krisis Kepemimpinan

Zam Zam juga menyoroti mundurnya seorang kepala dinas aktif yang masih memiliki dua tahun masa jabatan. Menurutnya, langkah tersebut bukan sekadar keputusan personal, melainkan sinyal kuat bahwa ada yang tidak beres dalam sistem pemerintahan saat ini.

“Kalau seorang pejabat memilih mundur di tengah jalan, itu adalah refleksi dari sistem yang membuat mereka frustrasi. Ini lampu merah yang tak boleh diabaikan oleh Bupati,” tegasnya.

Seruan Reformasi Total: Bukan Sekadar Ganti Orang

Lebih jauh, Zam Zam menyerukan perlunya reformasi birokrasi yang bukan hanya kosmetik berupa mutasi jabatan, melainkan perubahan menyeluruh dari cara kerja, pola pikir, hingga semangat pengabdian ASN.

“Mutasi tanpa perubahan pola kerja hanya akan mengganti nama, bukan menyelesaikan masalah. Kita butuh revolusi mental di birokrasi Garut,” ujarnya lantang.

Relawan Tidak Haus Kekuasaan, Tapi Tuntut Janji

Menanggapi tudingan miring bahwa para relawan dan pendukung Syakur–Putri di Pilkada 2024 hanya mengejar jabatan, Zam Zam menepis keras persepsi tersebut.

“Kami tidak datang untuk minta jatah jabatan. Kami datang menagih janji-janji politik yang dulu disampaikan kepada rakyat. Kami ini pejuang, bukan peminta-minta,” ujarnya dengan nada tegas.

Zam Zam menegaskan bahwa kekuatan politik yang mengantarkan pasangan Syakur–Putri ke kursi kepemimpinan punya hak moral untuk mengawal arah kebijakan pemerintahan agar tetap berada pada rel keadilan sosial dan keberpihakan kepada rakyat kecil.

Garut Tak Boleh Terus Jadi Daerah Tertinggal

Zam Zam juga menyoroti kondisi pembangunan di Kabupaten Garut yang dinilainya masih jauh tertinggal dibandingkan daerah lain di Jawa Barat. Ia menyebut ketertinggalan dalam sektor pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur sebagai bukti nyata dari lemahnya perencanaan dan eksekusi program pembangunan.

“Kalau kabupaten lain sudah sprint, kita di sini masih sibuk mencari sepatu. Ini bukan waktunya santai. Garut harus bangkit dari keterpurukan dan birokrasi yang malas,” katanya geram.

Seruan Kepada Masyarakat: Satukan Kekuatan, Kawal Perubahan

Di akhir pernyataannya, Zam Zam mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak pasif menyikapi kondisi ini. Ia mengajak tokoh masyarakat, aktivis, media, hingga partai politik lainnya untuk bersatu dalam mengawal reformasi birokrasi dan menuntut pemerintahan yang lebih transparan, responsif, dan bekerja untuk rakyat.

“Kalau pemerintah tidak segera berubah, maka rakyat akan kehilangan kepercayaan. Kita butuh pemimpin yang berani, bukan hanya sibuk menjaga citra,” tandasnya.

Catatan Redaksi:

Pernyataan Zam Zam Zaenulhak mencerminkan kekecewaan sekaligus harapan publik terhadap arah kepemimpinan di Kabupaten Garut. Ketika suara-suara kritis dari pejuang politik mulai bersuara lantang, itu pertanda bahwa masyarakat menginginkan perubahan yang nyata, bukan sekadar retorika.

Saatnya bagi Pemkab Garut untuk mendengar, bergerak cepat, dan membuktikan bahwa pemerintahan ini memang hadir untuk rakyat, bukan sekadar untuk mempertahankan kekuasaan. (DIX)
Baca Juga :  Polsek Cikelet Bantu Evakuasi Kendaraan Laka Tunggal di Jalan Raya Cisompet Pameungpeuk

Berita Terkait

Seminar Naskah Akademik PII Garut Dorong Perda Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila, Islam, dan Budaya Sunda
Operasi Lilin Lodaya 2025, Polres Garut Terapkan One Way Antisipasi Kepadatan Lalu Lintas
Rehabilitasi Jembatan Bokor Rampung, Akses Vital Warga Tanjung Mulya Kembali Aman
Peringati HUT ke-49, Perumda Tirta Intan Garut Dorong Inovasi dan Peningkatan Layanan Air Bersih
PAN Tetapkan Tiga Formatur DPD Garut Periode 2025–2030
Koalisi Mahasiswa Garut Soroti Pengabaian Aspirasi Rakyat dan Krisis Legitimasi DPRD
PPP Garut Gelar Madrasah Kader Partai, Ayi Suryana Tekankan Kader Berintegritas dan Berjiwa Kepemimpinan
Melalui Pentas Seni Komite Sekolah Tumbuhkan Kreativitas dan Kepercayaan Diri Siswa
Berita ini 19 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 25 Desember 2025 - 17:06 WIB

Seminar Naskah Akademik PII Garut Dorong Perda Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila, Islam, dan Budaya Sunda

Kamis, 25 Desember 2025 - 11:14 WIB

Operasi Lilin Lodaya 2025, Polres Garut Terapkan One Way Antisipasi Kepadatan Lalu Lintas

Rabu, 24 Desember 2025 - 22:01 WIB

Rehabilitasi Jembatan Bokor Rampung, Akses Vital Warga Tanjung Mulya Kembali Aman

Rabu, 24 Desember 2025 - 13:47 WIB

Peringati HUT ke-49, Perumda Tirta Intan Garut Dorong Inovasi dan Peningkatan Layanan Air Bersih

Rabu, 24 Desember 2025 - 09:25 WIB

PAN Tetapkan Tiga Formatur DPD Garut Periode 2025–2030

Berita Terbaru

Pendidikan

PAN Tetapkan Tiga Formatur DPD Garut Periode 2025–2030

Rabu, 24 Des 2025 - 09:25 WIB